Selain karena bentuk tubuh, Bintang juga meyakini kalau keduanya adalah wanita dikarenakan harum semerbak yang tercium dipenciuman Bintang, maka ;
“Ehemm”
Sebuah suara deheman, membuat kedua wanita yang tengah membelakangi Bintang ini terperanjat kaget, seketika saja sosok keduanya langsung berbalik kebelakang, dan ;
“Ahhh.” betapa terkejut keduanya saat melihat sosok melihat sosok Bintang yang kini sudah berdiri tersenyum dibelakang mereka. Bukan karena sosok Bintang yang tiba-tiba saja muncul dibelakang mereka, melainkan sosok Bintang yang ada dibelakang mereka dengan bertelanjang dada. Inilah yang membuat keduanya terperanjat kaget.
“Glek” hampir bersamaan keduanya menelan ludah melihat sosok setengah telanjang Bintang. Sementara itu, Bintang yang kini dapat melihat keduanya tampak mengerutkan keningnya, karena Bintang merasa seperti mengenali sosok kedua wanita yang mengenak
Bintang sendiri kini terlihat sudah mengambil duduk disebuah batu besar yang ada didekat situ.“Mari silahkan duduk” ucap Bintang mempersilahkan keduanya juga untuk duduk dibatu-batu yang ada disekitar situ, kedua murid Mahaguru Ummi Ayu pun segera mencari tempat duduk yang ada dihadapan Bintang.“Kalian ini kesasar atau memang sengaja datang ke wilayah ini, atau apa?” tanya Bintang kemudian.Lagi-lagi kedua murid Mahaguru Ummi Ayu ini saling pandang satu sama lain.“Kami diutus oleh Mahaguru Ummi Ayu untuk mengundang Tuan pendekar ke Padepokan Dharma Semesta” ucap Ayu Qilla lebih dulu membuka suara.“Ada hajat apakah kira-kira?”“Mahaguru Ummi Ayu akan mengadakan acara perayaan hari lahir Padepokan Dharma Semesta.” ucap Ayu Mayrissa menjawab pertanyaan Bintang.“Mahaguru Ummi Ayu sangat berharap Tuan pendekar bisa datang” ucap Ayu Mayrissa
Sementara itu diluar, hujan mulai turun dengan derasnya, seiring dengan semakin kuatnya tangis yang terdengar dari dalam kamar Syima Parameswari. Untunglah gemerisik hujan diluar membuat suara tangisan itu tidak terdengar sampai keluar.Tanpa Syima Parameswari sadari, seberkas cahaya terlihat memasuki jendela kamar itu dan kini cahaya itu sudah terbang berputar-putar dihadapan Syima Parameswari yang masih tak menyadari hal itu.Isak tangis itu terus terdengar semakin menyayat hati. Hingga ;“Syima” sebuah suara lembut membuat tangisan Syima Parameswari terhenti, tapi Syima Parameswari tetap tak mengangkat wajahnya seakan merasa kalau suara lembut yang baru saja didengarnya itu hanyalah ilusi angannya saja.“Syima...!” untuk kedua kalinya Syima Parameswari mendengar namanya disebut. Kali ini Syima Parameswari langsung mengangkat wajahnya yang bersimpuh dilantai. Kedua mata indah Syima Parameswari terlihat membesar saat melihat sepas
“Bagus dong... Syima pasti sudah rindu dengan kampung halaman”“Syima kira... tidak akan bisa bertemu Abang lagi sebelum Syima pulang” ucap Syima Parameswari dengan tertunduk sedih. Bintang tersenyum kembali mendengar dan melihat hal itu.Dengan lembut Bintang mengulurkan tangannya untuk menyentuh dagunya yang lembut seolah tidak ada tulang di dagunya itu dan mengangkatnya kembali hingga keduanya kembali saling menatap.“Maaf... Abang baru sempat menemui Syima, Abang merasa tidak enak atas apa yang terakhir terjadi kemarin” ucap Bintang. “Abang tidak bermaksud membohongi Syima dengan menyembunyikan jati diri Abang” sambung Bintang lagi.“Iya, Syima mengerti Abang, tapi Syima tak perduli siapa jati diri Abang... urusan Abang sama Blambang Sewu, bukan sama Syima pribadi”“Iya.. Terima kasih atas pengertian Syima sama Abang.. kenapa Syima ingin bertemu abang? apa Syima
“Bolehkah Syima bertanya sesuatu yang sangat pribadi sama Abang”“Tanyakan saja Syima, pasti Abang akan menjawabnya”“Syima tau, waktu perjumpaan kita belum lama... tapi adakah sedikit saja dari hati Abang... ada perasaan suka sama Syima?” tanya Syima Parameswari dengan sedikit berani, Syima Parameswari merasa tak perlu lagi untuk menahan perasaannya, karena malam ini adalah malam terakhir baginya bisa bersua dan bersama Bintang. Dia harus tau bagaimana perasaan Bintang kepadanya agar tidak ada penyesalan dikemudian hari kelak bagi dirinya.Sementara Bintang tampak menatap Syima Parameswari dengan tatapan yang penuh arti.“Kau cantik Syima... Abang yakin, semua lelaki yang pernah bertemu dengan Syima, pasti menyukai Syima”“Syima tak menanyakan orang lain Abang... Syima hanya menanyakan sama Abang, tentang perasaan Abang sama Syima”“Apakah itu penting Syima? bukan
SIANG itu matahari bersinar dengan sangat panasnya, begitu terasa dikulit. Hal ini membuat banyak orang-orang lebih memilih untuk berteduh atau beristirahat dari teriknya sinar matahari siang itu.Di sebuah air terjun...Pyarr ... !Air danau tersibak disusulnya dengan munculnya satu sosok kepala. Sosok itu adalah sosok seorang perempuan cantik dengan rambut yang basah tergerai, rupanya sosok perempuan cantik itu baru saja menyelam kedasar danau air terjun tersebut. Di iringi dengan napas terengah-engah. Raut wajahnya cantik alami, jernihnya air membuat kita dapat melihat kalau sosok perempuan yang tengah mandi didanau air terjun tersebut tidak mengenakan sehelai benangpun ditubuhnya alias telanjang, sehingga dapat terlihat dengan jelas tubuh indah yang terpampang jelas dibalik air danau yang jernih itu.Apalagi terkadang perempuan cantik itu naik keatas sebuah gugusan batu dan duduk dengan santai diatasnya, menenggelamkan kedua kakinya kedalam air hingga
“Tuan pendekar.” ucap Ayu Qilla seraya bangkit berdiri melihat kedatangan Bintang lalu menjura hormat dengan menundukkan kepala dan meletakkan satu tangannya didepan dada.“Ini kubawakan nasi bungkus untuk kalian... Pasti kalian lapar” ucap Bintang seraya menyerahkan dua nasi bungkus ditangannya kepada Ayu Qilla.“Tapi Mayrissa tidak ada disini tuan.”“Ayu Mayrissa, maksudmu Ayu Qilla?”“Iya tuan, tapi tuan bisa memanggil saya Qilla saja, kata ayu disetiap nama kami merupakan tambahan dari semua murid-murid Padepokan Dharma Semesta” ucap Ayu Qilla menjelaskan hingga kini Bintang mengerti.“Jadi begitu rupanya.” ucap Bintang mengerti. “Lalu dimana Mayrissa?” sambung Bintang lagi“Mayrissa sedang pergi ke Blambang Sewu tuan”“Blambang Sewu?! ada urusan apa?” tanya Bintang terkejut.“Katanya ingin men
“Mahaguru bilang, lelaki hanya bisa bikin ribet dan sakit kepala... Jadi kita boleh mengambil kehangatannya bila dibutuhkan, setelah itu kita tinggalkan!” ucap Ayu Qilla dengan mantap, Bintang sampai bengong mendengar hal itu.“Jadi sudah berapa kali kau melakukan itu Qilla?” pancing Bintang.“3 kali.””3 kali, bagaimana rasanya?”“Yang pertama rasanya sangat menyakitkan, sedangkan yang ke-2 dan ke-3, rasanya biasa saja, tak ada yang istimewa.” ucap Ayu Qilla tanpa ditutup-tutupi.Bintang hanya tersenyum mendengarnya, walau dibenaknya Bintang geleng-geleng kepala. “Polos banget nih anak.” pikir Bintang.Pembicaraan keduanya berlangsung hingga tengah malam, hingga akhirnya Bintang menyuruh Ayu Qilla untuk beristirahat, sedangkan Bintang sendiri mengambil sikap tapa semadi, Ayu Qilla yang membaringkan tubuhnya tak jauh dari Bintang, dimana api unggun tampak menyala terang
“Lalu, apa mau kalian?!”“KEKASIHMU ITU HARUS MENJADI TUMBAL DITEMPAT INI”“Takkan kubiarkan hal itu terjadi.”“KALAU BEGITU, KAUPUN AKAN KAMI JADIKAN TUMBAL TEMPAT INI!”“Lakukan saja kalau kalian mampu!”Wuusshh... Wuusshh... Wuusshh...!!!Tanpa basa basi, ke-4 mahluk lelembut air ini langsung melesat kearah Bintang.Seerrr...!Bintangpun tak mau hanya menunggu menerima serangan, maka sosok Bintangpun berkelebat kearah depan, dengan ilmu peringan tubuh yang sudah sempurna, Bintang melesat diatas air.Dhuar...! Dhuar...! Dhuar...!Ledakan keras dan beruntun terjadi didanau tersebut hingga membuat air danau itu muncrat kemana-mana. Selanjutnya pertarungan diantara Bintang menghadapi ke-4 mahluk lelembut air itupun terjadi.Pertarungan yang membuat Ayu Qilla yang melihatnya menjadi terperangah, bagaimana tidak, pertarungan itu terjadi diatas air. Ha