All Chapters of Ksatria Pengembara Season 2: Chapter 1641 - Chapter 1650

2578 Chapters

171. Bagian 11

“Biar akrab... Syima boleh panggil Tuan hamba dengan sebutan Abang”“Silahkan saja Syima”“Abang mengenal Islam darimana?”Bintang pun lalu menceritakan tentang perjalanan pengembaraannya hingga akhirnya mengenal Islam dan memeluknya sebagai agamanya. Di belakang, wajah Syima Parameswari terus berubah mendengar cerita Bintang.“Wah.. sudah jauh juga ya perjalanan Abang”“Ya begitulah”“Sebenarnya Syima iri sama abang?”“Iri.. iri kenapa?”“Sejak kecil Syima bercita-cita ingin jalan-jalan keliling dunia, tapi apalah daya, Syima hanyalah seorang perempuan lemah yang tak mungkin melakukannya sendiri” ucap Syima Parameswari menarik nafas berat.“Asalkan ada niat dan kemauan, Abang yakin Syima pasti bisa mewujudkan itu” ucap Bintang  lagi hingga membuat Syima Parameswari tersenyum kecut.“Rasanya tidak
Read more

171. Bagian 12

“Jika Abang mengatakan sesuatu yang sangat rahasia, apakah Syima bisa menjaga rahasia itu?”“Insyaallah Syima bisa menjaga amanah Abang”“Abang berasal dari Setyo Kencana... Setyo Kencana adalah rival bagi Blambang Sewu. Di mana beberapa waktu yang lalu telah terjadi peperangan diantara kedua kerajaan” jelas Bintang  seraya berhenti sejenak. Syima Parameswari terkejut dan mulai tertarik mendengarnya. Ini terbukti dengan ucapannya ;“Terus abang?”“Abang datang ke Blambang Sewu sebenarnya untuk menyelidiki tentang masalah ini Syima, Setyo Kencana mendengar kabar kalau Blambang Sewu tengah meminta bantuan dari negeri-negeri tetangga untuk menggalang kekuatan.” jelas Bintang  panjang lebar kepada Syima Parameswari yang terlihat mendengarkannya dengan penuh perhatian. “Itulah kenapa malam itu Abang berada di kapal Syima dan akhirnya bertemu dengan Syima” ucap Bintang  menga
Read more

171. Bagian 13

“Jangan pulang dulu Abang, bawa Syima jalan-jalan dulu sampai puas” ucap Syima Parameswari seraya semakin memeluk erat tubuh Bintang  dari belakang, tak ada rasa malu dan canggung lagi dihati Syima Parameswari untuk memeluk Bintang  dengan erat.“Kalau begitu Syima harus bisa menikmati perjalanan kita... Lihat disana pemandangannya bagus” ucap Bintang  menunjuk kesuatu arah. Syima Parameswari memberanikan dirinya untuk menatap kearah jauh, ternyata benar, dari atas pemandangan memang sangat indah. “Jangan takut Syima, Abang takkan membiarkan Syima jatuh” ucap Bintang  lagi tersenyum. Syima Parameswari ikut tersenyum. Kini Syima Parameswari benar-benar yakin dan percaya kepada Bintang  sepenuhnya.Seharian Bintang membawa Syima Parameswari terbang menikmati indahnya pemandangan dari atas awan, sesekali Bintang  mengajaknya turun bila melihat tempat yang sangat indah dimana bahkan Syima Parameswari meminta
Read more

171. Bagian 14

Senja itu, Syima Parameswari mengajak Bintang  untuk turun disebuah bukit dimana dari atas bukit itu, matahari yang mau terbenam terlihat begitu dekat dan besar, Syima Parameswari ingin menunaikan ibadah sholat magrib berjemaah bersama Bintang, dengan tersenyum Bintang pun akhirnya menyanggupinya. Entah kenapa hati Syima Parameswari bahagia sekali setiap kali Bintang  menjadi imam sholatnya.“Kita pulang sekarang?” ucap BintangSyima Parameswari terlihat terdiam sejenak seraya menatap kearah langit malam, dimana bulan dan bintang-bintang  tampak bertaburan dengan indah malam itu.“Tapi ajak Syima melihat keindahan malam dulu ya Abang” pinta Syima Parameswari. Bintang  lagi-lagi tersenyum dan mengangguk.Dalam sekejap saja, sembrani sudah kembali melesat keudara, dan semakin terperangahlah Syima Parameswari melihat keindahan malam itu dari atas awan, sungguh indah sekali sampai Syima Parameswari tak mamp
Read more

171. Bagian 15

Malam itu, Bintang  mengurungkan niatnya untuk mengantarkan Syima Parameswari kembali ke Blambang Sewu, dikarenakan Syima Parameswari yang tertidur dipunggungnya, akhirnya Bintang memerintahkan sembrani untuk turun disebuah hutan tak jauh dari Blambang Sewu, Bintang  berniat esok pagi-pagi baru akan mengantarkan Syima Parameswari kembali ke Blambang Sewu, melihat lelapnya Syima Parameswari tertidur, Bintang menjadi tak tega untuk membangunkannya.“Mungkin dia lelah setelah seharian berjalan-jalan” batin Bintang  lagi seraya menurunkan dengan sangat perlahan sosok Syima Parameswari dari punggung kudanya. Bintang  memondong dengan tangannya dan meminta sembrani untuk pergi dari tempat itu untuk beristirahat.Bintang  mencari sebatang pohon besar untuk dijadikan tempat sandaran, setelah mendapatkannya Bintang pun segera meletakkan sosok Syima Parameswari tidur bersandar dipohon tersebut, Bintang  sendiri segera m
Read more

171. Bagian 16

Sebuah teriakan keras membahana terdengar ditempat itu, dan ;Serrr...Disusul dengan satu bayangan berkelebat cepat dihadapan kuda yang ditunggangi Bintang, berjarak beberapa tombak dihadapannya tampak berdiri gagah seorang laki-laki dengan pakaian khas seorang pendekar melayu berwarna kuning dan mengenakan Kliwir dikepalanya, sebilah keris tampak tersampir dipinggang belakangnya.Serrr...! Serrr...! Serrr...!Tiga bayangan ikut muncul disebelah kiri, kanan dan belakang kuda yang ditunggangi Bintang  bersama Syima Parameswari. Bila Bintang  terlihat begitu tenang diatas kudanya, berbeda dengan Syima Parameswari yang sangat terkejut melihat ke-4 sosok yang telah mengepung mereka.“Panglima Hang Ammar!, Panglima Hang Azim!, Panglima Hang Adly!, Panglima Hang Embara!” ucap Syima Parameswari menyebutkan nama ke-4 lelaki gagah yang telah mengepung mereka. Ternyata ke-4nya adalah panglima Kesultanan Malaka.“P
Read more

171. Bagian 17

“Oh iya, maaf... Syima tidak apa-apa dan ini bermaksud untuk pulang kembali ke kotaraja”“Mari turun putri, biar kami mengawal putri pulang ke kotaraja” ucap Panglima Hang Embara lagi.Syima Parameswari tampak menatap kearah Bintang  seakan ingin meminta pendapat Bintang, tapi Bintang  justru hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya saja. Bintang  turun lebih dulu, lalu membantu Syima Parameswari untuk turun dari atas punggung sembrani. Sementara itu ketiga panglima yang tadi mengepung mereka, tampak sudah mulai bergerak berkumpul didepan.“Ayo Putri Syima”Dengan berat hati seraya terus memandang kearah Bintang, Syima Parameswari akhirnya melangkah meninggalkan Bintang  menuju ke-4 panglima.Berbeda dengan Bintang, sebagai seorang pendekar pilih tanding dan memiliki indra yang sangat tajam, Bintang  dapat merasakan aura membunuh yang dimiliki oleh ke-4 panglima Kesultanan
Read more

171. Bagian 18

Sementara itu, sosok penyerang Bintang  yang tak lain adalah Panglima Hang Azim dan Panglima Hang Adly tampak sudah menyerang Bintang  dengan menggebu-gebu, tapi yang diserang justru mampu menghindar dengan sangat indah dan sempurna dari serangan keduanya.“Panglima Embara, apa-apaan ini?! kenapa kalian menyerang Tuan Bintang ?” teriak Syima Parameswari dengan keras.“Ternyata benar Embara” ucap Panglima Hang Ammar tiba-tiba disusul dengan anggukan kepala Panglima Hang Embara.“Apa maksudnya ini Panglima Ammar?!” ucap Syima Parameswari dengan keras kearah Panglima Hang Ammar.“Maaf Putri Syima, dimalam kehilangan putri, nyai Jonggrang telah melihat melalui kesaktiannya kalau orang yang menculik putri, bernama Bintang.” jelas Panglima Hang Embara lagi hingga membuat wajah Syima Parameswari berubah pucat.“Tapi dia bukan menculik Syima!” bantah Syima Parameswari dengan keras seraya
Read more

171. Bagian 19

Merah padam wajah Panglima Hang Embara dihinakan seperti itu oleh lawannya, selama ini tak ada yang berani melakukan hal itu secara terang-terangan dihadapannya, maka ;“Hyatttt...!”Bettt! Bettt! Bettt! Bettt!Sungguh dahsyat serangan ‘harimau mencabar langit’ yang dilancarkan oleh Panglima Hang Embara, tak main-main, setiap sapuan tangannya yang membentuk cakar mengeluarkan deru angin yang dahsyat, biasanya lawan yang berhasil menghindar dari serangan cakar dari jurus ‘harimau mencabar langit’ milik Panglima Hang Embara akan tertipu, karena kedahsyatan jurus ‘harimau mencabar langit’ milik Panglima Hang Embara justru berada pada deru anginnya, bisa dikatakan jurus ‘harimau mencabar langit’ milik Panglima Hang Embara mirip dengan jurus ‘pedang angin’ milik Sekarwangi, si Dewi Topeng Perak. Tapi sayang, Panglima Hang Embara lupa kalau yang dihadap
Read more

171. Bagian 20

Panglima Hang Embara cukup terkejut melihat lawannya berhasil menghindari serangan pertamanya, karena biasanya pada serangan pertama, setiap lawan yang dihadapi oleh Panglima Hang Embara selama ini selalu berhasil terkena serangannya, tapi tak ada waktu bagi Panglima Hang Embara untuk memikirkan hal itu, serangan ‘harimau mencabar langit’ terus dilancarkan mengejar kemana sosok Bintang  bergerak.Bettt! Bettt! Bettt! Bettt!Tapi lagi-lagi serangan Panglima Hang Embara hanya mengenai tempat kosong, karena Bintang  bergerak dengan sangat lincah menghindari setiap serangan yang dilancarkan oleh Panglima Hang Embara.Jurus-jurus berlalu, tanpa terasa, Panglima Hang Embara sudah mengeluarkan belasan jurus dahsyatnya, tapi tak satupun berhasil menyentuh tubuh lawannya, hingga pada suatu ketika, Panglima Hang Embara melompat menjauh dari pertarungan. Dengan tatapan tak percaya, Panglima Hang Embara tampak menatap kearah Bintang.&l
Read more
PREV
1
...
163164165166167
...
258
DMCA.com Protection Status