“Oh iya, maaf... Syima tidak apa-apa dan ini bermaksud untuk pulang kembali ke kotaraja”
“Mari turun putri, biar kami mengawal putri pulang ke kotaraja” ucap Panglima Hang Embara lagi.
Syima Parameswari tampak menatap kearah Bintang seakan ingin meminta pendapat Bintang, tapi Bintang justru hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya saja. Bintang turun lebih dulu, lalu membantu Syima Parameswari untuk turun dari atas punggung sembrani. Sementara itu ketiga panglima yang tadi mengepung mereka, tampak sudah mulai bergerak berkumpul didepan.
“Ayo Putri Syima”
Dengan berat hati seraya terus memandang kearah Bintang, Syima Parameswari akhirnya melangkah meninggalkan Bintang menuju ke-4 panglima.
Berbeda dengan Bintang, sebagai seorang pendekar pilih tanding dan memiliki indra yang sangat tajam, Bintang dapat merasakan aura membunuh yang dimiliki oleh ke-4 panglima Kesultanan
Sementara itu, sosok penyerang Bintang yang tak lain adalah Panglima Hang Azim dan Panglima Hang Adly tampak sudah menyerang Bintang dengan menggebu-gebu, tapi yang diserang justru mampu menghindar dengan sangat indah dan sempurna dari serangan keduanya.“Panglima Embara, apa-apaan ini?! kenapa kalian menyerang Tuan Bintang ?” teriak Syima Parameswari dengan keras.“Ternyata benar Embara” ucap Panglima Hang Ammar tiba-tiba disusul dengan anggukan kepala Panglima Hang Embara.“Apa maksudnya ini Panglima Ammar?!” ucap Syima Parameswari dengan keras kearah Panglima Hang Ammar.“Maaf Putri Syima, dimalam kehilangan putri, nyai Jonggrang telah melihat melalui kesaktiannya kalau orang yang menculik putri, bernama Bintang.” jelas Panglima Hang Embara lagi hingga membuat wajah Syima Parameswari berubah pucat.“Tapi dia bukan menculik Syima!” bantah Syima Parameswari dengan keras seraya
Merah padam wajah Panglima Hang Embara dihinakan seperti itu oleh lawannya, selama ini tak ada yang berani melakukan hal itu secara terang-terangan dihadapannya, maka ;“Hyatttt...!”Bettt! Bettt! Bettt! Bettt!Sungguh dahsyat serangan ‘harimau mencabar langit’ yang dilancarkan oleh Panglima Hang Embara, tak main-main, setiap sapuan tangannya yang membentuk cakar mengeluarkan deru angin yang dahsyat, biasanya lawan yang berhasil menghindar dari serangan cakar dari jurus ‘harimau mencabar langit’ milik Panglima Hang Embara akan tertipu, karena kedahsyatan jurus ‘harimau mencabar langit’ milik Panglima Hang Embara justru berada pada deru anginnya, bisa dikatakan jurus ‘harimau mencabar langit’ milik Panglima Hang Embara mirip dengan jurus ‘pedang angin’ milik Sekarwangi, si Dewi Topeng Perak. Tapi sayang, Panglima Hang Embara lupa kalau yang dihadap
Panglima Hang Embara cukup terkejut melihat lawannya berhasil menghindari serangan pertamanya, karena biasanya pada serangan pertama, setiap lawan yang dihadapi oleh Panglima Hang Embara selama ini selalu berhasil terkena serangannya, tapi tak ada waktu bagi Panglima Hang Embara untuk memikirkan hal itu, serangan ‘harimau mencabar langit’ terus dilancarkan mengejar kemana sosok Bintang bergerak.Bettt! Bettt! Bettt! Bettt!Tapi lagi-lagi serangan Panglima Hang Embara hanya mengenai tempat kosong, karena Bintang bergerak dengan sangat lincah menghindari setiap serangan yang dilancarkan oleh Panglima Hang Embara.Jurus-jurus berlalu, tanpa terasa, Panglima Hang Embara sudah mengeluarkan belasan jurus dahsyatnya, tapi tak satupun berhasil menyentuh tubuh lawannya, hingga pada suatu ketika, Panglima Hang Embara melompat menjauh dari pertarungan. Dengan tatapan tak percaya, Panglima Hang Embara tampak menatap kearah Bintang.&l
Serrrr...! Serrrr...!Panglima Hang Azim dan Panglima Hang Adly segera ikut berkelebat kedepan, kini ketiganya langsung melancarkan serangan mereka secara beruntun dari tiga arah yang berbeda, sepertinya ketiga panglima Kesultanan Malaka ini memang sudah terbiasa bertarung bertiga sehingga saling melengkapi serangan satu sama lain, tapi bukan Bintang namanya kalau sampai tak bisa menghadapi ketiganya, dengan ‘langkah ajaib’nya Bintang bergerak lincah menghindari serangan ketiganya.Tapi lama kelamaan, perpaduan serangan ketiga panglima Kesultanan Malaka ini mulai merepotkan Bintang.“Ayo, tingkatkan serangan!” teriak Panglima Hang Embara dengan keras kearah kedua panglima lainnya, Panglima Hang Embara dapat melihat bagaimana lawan mereka mulai kewalahan menghadapi serangan mereka bertiga.Bintang yang terus bergerak lincah ; “Sepertinya memang harus kuberi pelajaran” batin Bi
“Jurus apa itu, Tuan hamba?!” tanya Panglima Hang Embara penasaran.“Muka Dua” ucap Bintang tersenyum.“Jurus Muka Dua” ulang Panglima Hang Embara dengan heran, karena nama jurus yang sangat unik sekali.“Jurus Muka Dua” bahkan Panglima Hang Azim dan Panglima Hang Adly ikut mengulangi nama itu.“Apa nama keris ditangan Tuan hamba itu?!” tanya Panglima Hang Embara lagi dengan rasa penasaran.“Keris kyai guntur” jawab Bintang dengan singkat pula“Keris kyai guntur...!” ulang Panglima Hang Embara dengan wajah berubah. Bahkan Panglima Hang Azim dan Panglima Hang Adly juga ikut mengulang nama keris kyai guntur yang disebutkan Bintang.“Sebaiknya hentikan pertarungan yang sia-sia ini panglima!” ucap Bintang dengan penuh wibawa.“Ini sudah menjadi tugas kami Tuan
Ledakan terus terjadi disekitar pertarungan keduanya. Keduanya terus bertarung dengan jurus-jurus tingkat tinggi. Tempat di sekitar pertarungan sudah porak-poranda. Debu mengepul ke angkasa menghalangi pandangan mata. Tiba-tiba saja tubuh Panglima Hang Embara melenting keluar dari pertarungan. Begitu menjejakkan kakinya ketanah, Panglima Hang Embara langsung menancapkan keris lidah petir merah ditangannya ketanah.Wrrr...!Dhuar..! Dhuar..! Dhuar..!Ledakan beruntun terjadi didepan keris lidah petir merah yang ditancapken oleh Panglima Hang Embara ketanah, dan ledakan tu terus merengsek kearah Bintang berdiri.Hupp...!Tubuh Bintang dengan cepat melenting cepat ke udara, diudara Bintang juga langsung melepaskan kekuatan ‘cakra petir’nya dari keris kyai guntur ditanganya, hingga ;Zzgggghhh.....! Zzgggghhh.....!Kilatan lidah petir keluar dari keris kyai guntur dan menyambar cepa
Zzgggghhh.....! Settt...!Kilatan lidah petir putih keluar dari keris kyai guntur dan ikut melesat dengan sangat cepat kearah depan.Cratt...!Percikan bunga api muncrat dengan kuat saat kedua kilatan lidah petir berbeda warna itu bertemu ditengah-tengah, dan ;Blegaaar...!Benturan maha dahsyat tercipta diiringi gemuruh yang menerbangkan benda apapun dalam radius depa. Sungguh maha dahsyat dampak yang terjadi disekitar tempat itu, kekuatan gempuran kedua belah pihak membuat tempat itu menjadi luluh lantah.Kedua panglima Kesultanan Malaka terlihat terkapar ditanah, entah pingsan entah tewas, keris mereka terlihat terjatuh tak jauh dari hadapan mereka, sementara Panglima Hang Embara masih terlihat tersadar, walaupun sudah jatuh terduduk dengan wajah bersimbah penuh darah. Bintang sendiri tampak masih berdiri dengan gagah tanpa kurang satu apapun, bahkan kini Bintang sudah tampak kembali menyarungkan keris ky
Perketat penjagaan di ibukotaraja Jonggrang!” ucap Gusti Prabu Blambang Sewu kepada sosok Jonggrang yang ada dihadapannya. “Aku tak ingin kita kecolongan lagi”“Pasti Gusti Prabu, pasti!”“Lalu bagaimana kabar mata-mata yang kita kirimkan ke Setyo Kencana? apakah sudah ada berita yang penting?!”“Desa Jati Wangi kini sudah menjadi kadipaten Gusti Prabu, sepertinya Gusti Prabu Bintang menginginkan Jati Wangi menjadi garda terdepan bila terjadi peperangan dengan Blambang Sewu” jelas Jonggrang lagi. “Tapi hamba juga sudah mengirimkan beberapa orang mata-mata ke kotaraja Setyo Kencana untuk terus memantau situasi disana”“Lalu bagaimana dengan surat undangan kita ke kerajaan-kerajaan tetangga?”“Semua undangan telah disebarkan Gusti Prabu, Jonggrang yakin dalam waktu dekat ini, beberapa kerajaan negara tetangga akan segera memberikan tan