Merah padam wajah Panglima Hang Embara dihinakan seperti itu oleh lawannya, selama ini tak ada yang berani melakukan hal itu secara terang-terangan dihadapannya, maka ;
“Hyatttt...!”
Bettt! Bettt! Bettt! Bettt!
Sungguh dahsyat serangan ‘harimau mencabar langit’ yang dilancarkan oleh Panglima Hang Embara, tak main-main, setiap sapuan tangannya yang membentuk cakar mengeluarkan deru angin yang dahsyat, biasanya lawan yang berhasil menghindar dari serangan cakar dari jurus ‘harimau mencabar langit’ milik Panglima Hang Embara akan tertipu, karena kedahsyatan jurus ‘harimau mencabar langit’ milik Panglima Hang Embara justru berada pada deru anginnya, bisa dikatakan jurus ‘harimau mencabar langit’ milik Panglima Hang Embara mirip dengan jurus ‘pedang angin’ milik Sekarwangi, si Dewi Topeng Perak. Tapi sayang, Panglima Hang Embara lupa kalau yang dihadap
Panglima Hang Embara cukup terkejut melihat lawannya berhasil menghindari serangan pertamanya, karena biasanya pada serangan pertama, setiap lawan yang dihadapi oleh Panglima Hang Embara selama ini selalu berhasil terkena serangannya, tapi tak ada waktu bagi Panglima Hang Embara untuk memikirkan hal itu, serangan ‘harimau mencabar langit’ terus dilancarkan mengejar kemana sosok Bintang bergerak.Bettt! Bettt! Bettt! Bettt!Tapi lagi-lagi serangan Panglima Hang Embara hanya mengenai tempat kosong, karena Bintang bergerak dengan sangat lincah menghindari setiap serangan yang dilancarkan oleh Panglima Hang Embara.Jurus-jurus berlalu, tanpa terasa, Panglima Hang Embara sudah mengeluarkan belasan jurus dahsyatnya, tapi tak satupun berhasil menyentuh tubuh lawannya, hingga pada suatu ketika, Panglima Hang Embara melompat menjauh dari pertarungan. Dengan tatapan tak percaya, Panglima Hang Embara tampak menatap kearah Bintang.&l
Serrrr...! Serrrr...!Panglima Hang Azim dan Panglima Hang Adly segera ikut berkelebat kedepan, kini ketiganya langsung melancarkan serangan mereka secara beruntun dari tiga arah yang berbeda, sepertinya ketiga panglima Kesultanan Malaka ini memang sudah terbiasa bertarung bertiga sehingga saling melengkapi serangan satu sama lain, tapi bukan Bintang namanya kalau sampai tak bisa menghadapi ketiganya, dengan ‘langkah ajaib’nya Bintang bergerak lincah menghindari serangan ketiganya.Tapi lama kelamaan, perpaduan serangan ketiga panglima Kesultanan Malaka ini mulai merepotkan Bintang.“Ayo, tingkatkan serangan!” teriak Panglima Hang Embara dengan keras kearah kedua panglima lainnya, Panglima Hang Embara dapat melihat bagaimana lawan mereka mulai kewalahan menghadapi serangan mereka bertiga.Bintang yang terus bergerak lincah ; “Sepertinya memang harus kuberi pelajaran” batin Bi
“Jurus apa itu, Tuan hamba?!” tanya Panglima Hang Embara penasaran.“Muka Dua” ucap Bintang tersenyum.“Jurus Muka Dua” ulang Panglima Hang Embara dengan heran, karena nama jurus yang sangat unik sekali.“Jurus Muka Dua” bahkan Panglima Hang Azim dan Panglima Hang Adly ikut mengulangi nama itu.“Apa nama keris ditangan Tuan hamba itu?!” tanya Panglima Hang Embara lagi dengan rasa penasaran.“Keris kyai guntur” jawab Bintang dengan singkat pula“Keris kyai guntur...!” ulang Panglima Hang Embara dengan wajah berubah. Bahkan Panglima Hang Azim dan Panglima Hang Adly juga ikut mengulang nama keris kyai guntur yang disebutkan Bintang.“Sebaiknya hentikan pertarungan yang sia-sia ini panglima!” ucap Bintang dengan penuh wibawa.“Ini sudah menjadi tugas kami Tuan
Ledakan terus terjadi disekitar pertarungan keduanya. Keduanya terus bertarung dengan jurus-jurus tingkat tinggi. Tempat di sekitar pertarungan sudah porak-poranda. Debu mengepul ke angkasa menghalangi pandangan mata. Tiba-tiba saja tubuh Panglima Hang Embara melenting keluar dari pertarungan. Begitu menjejakkan kakinya ketanah, Panglima Hang Embara langsung menancapkan keris lidah petir merah ditangannya ketanah.Wrrr...!Dhuar..! Dhuar..! Dhuar..!Ledakan beruntun terjadi didepan keris lidah petir merah yang ditancapken oleh Panglima Hang Embara ketanah, dan ledakan tu terus merengsek kearah Bintang berdiri.Hupp...!Tubuh Bintang dengan cepat melenting cepat ke udara, diudara Bintang juga langsung melepaskan kekuatan ‘cakra petir’nya dari keris kyai guntur ditanganya, hingga ;Zzgggghhh.....! Zzgggghhh.....!Kilatan lidah petir keluar dari keris kyai guntur dan menyambar cepa
Zzgggghhh.....! Settt...!Kilatan lidah petir putih keluar dari keris kyai guntur dan ikut melesat dengan sangat cepat kearah depan.Cratt...!Percikan bunga api muncrat dengan kuat saat kedua kilatan lidah petir berbeda warna itu bertemu ditengah-tengah, dan ;Blegaaar...!Benturan maha dahsyat tercipta diiringi gemuruh yang menerbangkan benda apapun dalam radius depa. Sungguh maha dahsyat dampak yang terjadi disekitar tempat itu, kekuatan gempuran kedua belah pihak membuat tempat itu menjadi luluh lantah.Kedua panglima Kesultanan Malaka terlihat terkapar ditanah, entah pingsan entah tewas, keris mereka terlihat terjatuh tak jauh dari hadapan mereka, sementara Panglima Hang Embara masih terlihat tersadar, walaupun sudah jatuh terduduk dengan wajah bersimbah penuh darah. Bintang sendiri tampak masih berdiri dengan gagah tanpa kurang satu apapun, bahkan kini Bintang sudah tampak kembali menyarungkan keris ky
Perketat penjagaan di ibukotaraja Jonggrang!” ucap Gusti Prabu Blambang Sewu kepada sosok Jonggrang yang ada dihadapannya. “Aku tak ingin kita kecolongan lagi”“Pasti Gusti Prabu, pasti!”“Lalu bagaimana kabar mata-mata yang kita kirimkan ke Setyo Kencana? apakah sudah ada berita yang penting?!”“Desa Jati Wangi kini sudah menjadi kadipaten Gusti Prabu, sepertinya Gusti Prabu Bintang menginginkan Jati Wangi menjadi garda terdepan bila terjadi peperangan dengan Blambang Sewu” jelas Jonggrang lagi. “Tapi hamba juga sudah mengirimkan beberapa orang mata-mata ke kotaraja Setyo Kencana untuk terus memantau situasi disana”“Lalu bagaimana dengan surat undangan kita ke kerajaan-kerajaan tetangga?”“Semua undangan telah disebarkan Gusti Prabu, Jonggrang yakin dalam waktu dekat ini, beberapa kerajaan negara tetangga akan segera memberikan tan
Selain karena bentuk tubuh, Bintang juga meyakini kalau keduanya adalah wanita dikarenakan harum semerbak yang tercium dipenciuman Bintang, maka ;“Ehemm”Sebuah suara deheman, membuat kedua wanita yang tengah membelakangi Bintang ini terperanjat kaget, seketika saja sosok keduanya langsung berbalik kebelakang, dan ;“Ahhh.” betapa terkejut keduanya saat melihat sosok melihat sosok Bintang yang kini sudah berdiri tersenyum dibelakang mereka. Bukan karena sosok Bintang yang tiba-tiba saja muncul dibelakang mereka, melainkan sosok Bintang yang ada dibelakang mereka dengan bertelanjang dada. Inilah yang membuat keduanya terperanjat kaget.“Glek” hampir bersamaan keduanya menelan ludah melihat sosok setengah telanjang Bintang. Sementara itu, Bintang yang kini dapat melihat keduanya tampak mengerutkan keningnya, karena Bintang merasa seperti mengenali sosok kedua wanita yang mengenak
Bintang sendiri kini terlihat sudah mengambil duduk disebuah batu besar yang ada didekat situ.“Mari silahkan duduk” ucap Bintang mempersilahkan keduanya juga untuk duduk dibatu-batu yang ada disekitar situ, kedua murid Mahaguru Ummi Ayu pun segera mencari tempat duduk yang ada dihadapan Bintang.“Kalian ini kesasar atau memang sengaja datang ke wilayah ini, atau apa?” tanya Bintang kemudian.Lagi-lagi kedua murid Mahaguru Ummi Ayu ini saling pandang satu sama lain.“Kami diutus oleh Mahaguru Ummi Ayu untuk mengundang Tuan pendekar ke Padepokan Dharma Semesta” ucap Ayu Qilla lebih dulu membuka suara.“Ada hajat apakah kira-kira?”“Mahaguru Ummi Ayu akan mengadakan acara perayaan hari lahir Padepokan Dharma Semesta.” ucap Ayu Mayrissa menjawab pertanyaan Bintang.“Mahaguru Ummi Ayu sangat berharap Tuan pendekar bisa datang” ucap Ayu Mayrissa
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig