Malam itu, Bintang mengurungkan niatnya untuk mengantarkan Syima Parameswari kembali ke Blambang Sewu, dikarenakan Syima Parameswari yang tertidur dipunggungnya, akhirnya Bintang memerintahkan sembrani untuk turun disebuah hutan tak jauh dari Blambang Sewu, Bintang berniat esok pagi-pagi baru akan mengantarkan Syima Parameswari kembali ke Blambang Sewu, melihat lelapnya Syima Parameswari tertidur, Bintang menjadi tak tega untuk membangunkannya.
“Mungkin dia lelah setelah seharian berjalan-jalan” batin Bintang lagi seraya menurunkan dengan sangat perlahan sosok Syima Parameswari dari punggung kudanya. Bintang memondong dengan tangannya dan meminta sembrani untuk pergi dari tempat itu untuk beristirahat.
Bintang mencari sebatang pohon besar untuk dijadikan tempat sandaran, setelah mendapatkannya Bintang pun segera meletakkan sosok Syima Parameswari tidur bersandar dipohon tersebut, Bintang sendiri segera m
Sebuah teriakan keras membahana terdengar ditempat itu, dan ;Serrr...Disusul dengan satu bayangan berkelebat cepat dihadapan kuda yang ditunggangi Bintang, berjarak beberapa tombak dihadapannya tampak berdiri gagah seorang laki-laki dengan pakaian khas seorang pendekar melayu berwarna kuning dan mengenakan Kliwir dikepalanya, sebilah keris tampak tersampir dipinggang belakangnya.Serrr...! Serrr...! Serrr...!Tiga bayangan ikut muncul disebelah kiri, kanan dan belakang kuda yang ditunggangi Bintang bersama Syima Parameswari. Bila Bintang terlihat begitu tenang diatas kudanya, berbeda dengan Syima Parameswari yang sangat terkejut melihat ke-4 sosok yang telah mengepung mereka.“Panglima Hang Ammar!, Panglima Hang Azim!, Panglima Hang Adly!, Panglima Hang Embara!” ucap Syima Parameswari menyebutkan nama ke-4 lelaki gagah yang telah mengepung mereka. Ternyata ke-4nya adalah panglima Kesultanan Malaka.“P
“Oh iya, maaf... Syima tidak apa-apa dan ini bermaksud untuk pulang kembali ke kotaraja”“Mari turun putri, biar kami mengawal putri pulang ke kotaraja” ucap Panglima Hang Embara lagi.Syima Parameswari tampak menatap kearah Bintang seakan ingin meminta pendapat Bintang, tapi Bintang justru hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya saja. Bintang turun lebih dulu, lalu membantu Syima Parameswari untuk turun dari atas punggung sembrani. Sementara itu ketiga panglima yang tadi mengepung mereka, tampak sudah mulai bergerak berkumpul didepan.“Ayo Putri Syima”Dengan berat hati seraya terus memandang kearah Bintang, Syima Parameswari akhirnya melangkah meninggalkan Bintang menuju ke-4 panglima.Berbeda dengan Bintang, sebagai seorang pendekar pilih tanding dan memiliki indra yang sangat tajam, Bintang dapat merasakan aura membunuh yang dimiliki oleh ke-4 panglima Kesultanan
Sementara itu, sosok penyerang Bintang yang tak lain adalah Panglima Hang Azim dan Panglima Hang Adly tampak sudah menyerang Bintang dengan menggebu-gebu, tapi yang diserang justru mampu menghindar dengan sangat indah dan sempurna dari serangan keduanya.“Panglima Embara, apa-apaan ini?! kenapa kalian menyerang Tuan Bintang ?” teriak Syima Parameswari dengan keras.“Ternyata benar Embara” ucap Panglima Hang Ammar tiba-tiba disusul dengan anggukan kepala Panglima Hang Embara.“Apa maksudnya ini Panglima Ammar?!” ucap Syima Parameswari dengan keras kearah Panglima Hang Ammar.“Maaf Putri Syima, dimalam kehilangan putri, nyai Jonggrang telah melihat melalui kesaktiannya kalau orang yang menculik putri, bernama Bintang.” jelas Panglima Hang Embara lagi hingga membuat wajah Syima Parameswari berubah pucat.“Tapi dia bukan menculik Syima!” bantah Syima Parameswari dengan keras seraya
Merah padam wajah Panglima Hang Embara dihinakan seperti itu oleh lawannya, selama ini tak ada yang berani melakukan hal itu secara terang-terangan dihadapannya, maka ;“Hyatttt...!”Bettt! Bettt! Bettt! Bettt!Sungguh dahsyat serangan ‘harimau mencabar langit’ yang dilancarkan oleh Panglima Hang Embara, tak main-main, setiap sapuan tangannya yang membentuk cakar mengeluarkan deru angin yang dahsyat, biasanya lawan yang berhasil menghindar dari serangan cakar dari jurus ‘harimau mencabar langit’ milik Panglima Hang Embara akan tertipu, karena kedahsyatan jurus ‘harimau mencabar langit’ milik Panglima Hang Embara justru berada pada deru anginnya, bisa dikatakan jurus ‘harimau mencabar langit’ milik Panglima Hang Embara mirip dengan jurus ‘pedang angin’ milik Sekarwangi, si Dewi Topeng Perak. Tapi sayang, Panglima Hang Embara lupa kalau yang dihadap
Panglima Hang Embara cukup terkejut melihat lawannya berhasil menghindari serangan pertamanya, karena biasanya pada serangan pertama, setiap lawan yang dihadapi oleh Panglima Hang Embara selama ini selalu berhasil terkena serangannya, tapi tak ada waktu bagi Panglima Hang Embara untuk memikirkan hal itu, serangan ‘harimau mencabar langit’ terus dilancarkan mengejar kemana sosok Bintang bergerak.Bettt! Bettt! Bettt! Bettt!Tapi lagi-lagi serangan Panglima Hang Embara hanya mengenai tempat kosong, karena Bintang bergerak dengan sangat lincah menghindari setiap serangan yang dilancarkan oleh Panglima Hang Embara.Jurus-jurus berlalu, tanpa terasa, Panglima Hang Embara sudah mengeluarkan belasan jurus dahsyatnya, tapi tak satupun berhasil menyentuh tubuh lawannya, hingga pada suatu ketika, Panglima Hang Embara melompat menjauh dari pertarungan. Dengan tatapan tak percaya, Panglima Hang Embara tampak menatap kearah Bintang.&l
Serrrr...! Serrrr...!Panglima Hang Azim dan Panglima Hang Adly segera ikut berkelebat kedepan, kini ketiganya langsung melancarkan serangan mereka secara beruntun dari tiga arah yang berbeda, sepertinya ketiga panglima Kesultanan Malaka ini memang sudah terbiasa bertarung bertiga sehingga saling melengkapi serangan satu sama lain, tapi bukan Bintang namanya kalau sampai tak bisa menghadapi ketiganya, dengan ‘langkah ajaib’nya Bintang bergerak lincah menghindari serangan ketiganya.Tapi lama kelamaan, perpaduan serangan ketiga panglima Kesultanan Malaka ini mulai merepotkan Bintang.“Ayo, tingkatkan serangan!” teriak Panglima Hang Embara dengan keras kearah kedua panglima lainnya, Panglima Hang Embara dapat melihat bagaimana lawan mereka mulai kewalahan menghadapi serangan mereka bertiga.Bintang yang terus bergerak lincah ; “Sepertinya memang harus kuberi pelajaran” batin Bi
“Jurus apa itu, Tuan hamba?!” tanya Panglima Hang Embara penasaran.“Muka Dua” ucap Bintang tersenyum.“Jurus Muka Dua” ulang Panglima Hang Embara dengan heran, karena nama jurus yang sangat unik sekali.“Jurus Muka Dua” bahkan Panglima Hang Azim dan Panglima Hang Adly ikut mengulangi nama itu.“Apa nama keris ditangan Tuan hamba itu?!” tanya Panglima Hang Embara lagi dengan rasa penasaran.“Keris kyai guntur” jawab Bintang dengan singkat pula“Keris kyai guntur...!” ulang Panglima Hang Embara dengan wajah berubah. Bahkan Panglima Hang Azim dan Panglima Hang Adly juga ikut mengulang nama keris kyai guntur yang disebutkan Bintang.“Sebaiknya hentikan pertarungan yang sia-sia ini panglima!” ucap Bintang dengan penuh wibawa.“Ini sudah menjadi tugas kami Tuan
Ledakan terus terjadi disekitar pertarungan keduanya. Keduanya terus bertarung dengan jurus-jurus tingkat tinggi. Tempat di sekitar pertarungan sudah porak-poranda. Debu mengepul ke angkasa menghalangi pandangan mata. Tiba-tiba saja tubuh Panglima Hang Embara melenting keluar dari pertarungan. Begitu menjejakkan kakinya ketanah, Panglima Hang Embara langsung menancapkan keris lidah petir merah ditangannya ketanah.Wrrr...!Dhuar..! Dhuar..! Dhuar..!Ledakan beruntun terjadi didepan keris lidah petir merah yang ditancapken oleh Panglima Hang Embara ketanah, dan ledakan tu terus merengsek kearah Bintang berdiri.Hupp...!Tubuh Bintang dengan cepat melenting cepat ke udara, diudara Bintang juga langsung melepaskan kekuatan ‘cakra petir’nya dari keris kyai guntur ditanganya, hingga ;Zzgggghhh.....! Zzgggghhh.....!Kilatan lidah petir keluar dari keris kyai guntur dan menyambar cepa