Semua Bab Ksatria Pengembara Season 2: Bab 1621 - Bab 1630

2578 Bab

170. Bagian 27

Perlahan sosok Bintang yang sudah diliputi bintang-bintang kecil putih kebiru-biruan tampak bangkit melayang berdiri.Sementara Nenek Pertapa tampak tertegun melihat sosok Bintang yang baru. Kalau sebelumnya dalam mode ‘Cermin Agung Matahari Rembulan’nya, Nenek Pertapa masih dapat merasakan kekuatan dahsyat yang ada ditubuh Bintang, tapi kini Nenek Pertapa sudah tidak dapat meraba lagi kekuatan yang dimiliki oleh Bintang, karena itulah Nenek Pertapa bersikap waspada kali ini.“Jadi dengan jurus ini pula kau mengalahkan ilmu ‘dewa dewi’ cucuku kemarin” ucap nenek pertapa.“Benar”“Apa nama jurusmu ini?”“‘Insting Dewa’”“‘Insting Dewa’” ulang nenek pertapa dengan wajah berubah. “Bagus... ayo kita bertarung lebih semangat lagi!” sambung nenek pertapa dengan penuh semangat.Nenek Pert
Baca selengkapnya

170. Bagian 28

Wuuutttt ! Nenek Pertapa tak tinggal diam begitu saja, tinjunya menyambut kearah Bintang yang melesat kearahnya, lagi-lagi Bintang memperlihatkan kelasnya sebagai pendekar tanpa tanding dunia persilatan, sedetik lagi tinju Nenek Pertapa mengenainya, Bintang berputar diudara bak baling-baling, hingga tinju Nenek Pertapa hanya mengenai tempat kosong.Degggg! Deggg!!Kedua tangan Bintang yang sudah terangkum cakra petir dengan telak menghantam dada Nenek Pertapa, tapi serangan Bintang seperti menghantam besi baja yang amat keras, serangan Bintang seperti tak ada artinya bagi Nenek Pertapa.Nenek Pertapa yang menyadari kalau serangan lawannya tak berarti apa-apa bagi kekuatan tubuhnya yang sudah terlindungi oleh kekuatan yang sangat dahsyat. Menyadari keunggulanya, Nenek Pertapa kini hanya tampak berdiam diri saja, membiarkan serangan lawannya mengenai tubuhnya.Degggg...! Degggg...! Degggg...!Serangan beruntun Bintangpun dengan telak mengena
Baca selengkapnya

170. Bagian 29

Serangan beruntun Bintang kepada Nenek Pertapa dengan telak menghantam tubuh Nenek Pertapa tanpa bisa dicegah, begitu cepatnya gerakan Bintang sampai-sampai Nenek Pertapa tak mampu berbuat apa-apa ditempatnya selain membiarkan tubuhnya menjadi bulan-bulanan lawannya.Desss.. Desss.. Desss.. Desss..“Hahaha.. kau boleh pilih bagian tubuhku yang mana saja.” tapi Nenek Pertapa justru tertawa keras, tak sedikitpun serangan Bintang yang mengenai tubuhnya mampu melukai dirinya.Belasan bahkan puluhan serangan Bintang sudah berhasil bersarang disekujur tubuh Nenek Pertapa, tapi benar-benar tidak memiliki efek apapun. Menyadari hal itu, Bintang segera melompat menjauh, dan ;“‘Cakra petir Halilintar’, yeaahhh!” Bintang mendorong telapak tangannya kedepan, dan ; “zzeggghhhh..!” dari telapak tangan Bintang menyambar halilintar dahsyat kearah Nenek Pertapa.Clleeetarrr ! Glllaarrrrr !Sambaran ha
Baca selengkapnya

170. Bagian 30

Pllasshh...!Sosok DEWA PETIR Bintang menghilang, kini Bintang sudah kembali menjadi sosoknya yang biasa.“Hihihi... kenapa? apa kau menyerah?! kerahkan kesaktianmu yang lain, cakra petirmu takkan bisa mengalahkanku!” ucap nenek pertapa dengan bangganya. Bintang terlihat tersenyum mendengar hal itu.Bintang mengangkat tangan kanannya keatas, dan ;Plassshhhhh !Tiba-tiba saja cincin mahkota hitam yang ada di jari tengah tangan kanan Bintang mengeluarkan cahaya putih yang sangat terang menyilaukan, begitu menyilaukannya sampai-sampai Nenek pertapa dan Gadys harus menutup mata mereka. Duer!!Guntur tiba-tiba saja menggelegar dengan kerasDuer!! Duer!! Duer!! Duer!!Berikutnya guntur menggelegar keras secara beruntun menyambar sosok Bintang, begitu dahsyatnya sambaran guntur petir membuat sosok Bintang menghilang dalam kilatan guntur tersebut.Begitu badai guntur petir berhenti men
Baca selengkapnya

170. Bagian 31

Di tempatnya, nenek pertapa dan Gadys terlihat melongo kagum melihat sosok Bintang yang telah mengenakan Zirah Zeus ditubuhnya, begitu angker, tapi juga mengeluarkan kharismatik yang sangat kuat sekali. Bahkan dihati nenek pertapa yang sejak tadi begitu bangga dengan kekuatan tubuhnya yang tak mampu dikalahkan oleh lawannya, kini hatinya bergetar.Duer!! Duer!! Duer!! Duer!! Duer!! Duer!!Badai guntur semakin menggila di langit, hal ini membuat nenek pertapa dan Gadys langsung mengalihkan pandangannya kearah langit, bagi keduanya sudah terbiasa melihat badai petir yang terjadi dilembah kutukan, tapi kali ini, keadaan alam benar-benar berbeda, terasa aura maut yang terpancar kuat dari keadaan alam yang terjadi ditempat itu.Pllasshhhh...!Tiba-tiba saja sosok Bintang kembali memancarkan kilatan cahaya putih yang amat menyilaukan, tapi hal itu Cuma berlangsung sesaat, karena beberapa saat kemudian sosok Bintang sudah kembali menjadi semula
Baca selengkapnya

170. Bagian 32

“Benar nek, sesepuh Raja Penidur adalah salah satu guru saya.”Nenek pertapa semakin tertarik mendengar hal itu.“Boleh kutau, siapa saja guru-guru yang telah menurunkan kesaktiannya padamu?”Bintang terdiam sejenak mendengar hal itu, tapi kemudian akhirnya Bintang menjawabnya juga setelah menarik nafas panjang. Dan wajah nenek pertapa semakin berubah saat mendengar nama-nama besar yang disebutkan Bintang sebagai gurunya. Bahkan 2 nama terakhir sempat membuat wajah nenek pertapa memucat.“PP...PA... PANEMBAHAN AGUNG..” ulang nenek pertapa dengan terbata-bata.“MM..MA..MANUSIA... ½ DEWA” kembali nenek pertapa mengulangi nama yang baru saja disebutkan Bintang dengan wajah pucat. Hingga akhirnya Bintang menyelesaikan ceritanya.“Kau tidak sedang bercandakan anak muda, dua tokoh yang baru saja kau sebutkan itu sudah lama tiada, tapi legenda nama mereka masih terus dibicarakan
Baca selengkapnya

170. Bagian 33

“Luar biasa.” ucap Gadys tanpa sadar. Bahkan kedua mata nenek pertapa sampai berpedar-pedar melihatnya.Swoshh! Swoshh..!! Swoshh...!Bintang kembali menutup aura pedangnya hingga cahaya gemerlap di Pedang Bintang Angkasanya lenyap.Cring!Kembali Bintang memasukkan Pedang Bintang Angkasa kedalam warangkanya.“Kenapa bisa seperti itu pedangmu?!” tanya nenek pertapa dengan bingung.“Saya menyalurkan aura pedang hingga pedang saya bisa memancarkan cahaya gemerlap” jelas Bintang.“Aura pedang... apa itu?!” tanya nenek pertapa tak mengerti. Bintang kemudian tampak mengarahkan telapak tangannya kedepan, sebatang besi berukuran pendek tampak terbang melayang kearah Bintang.Tapp! Bintang menangkapnya“Sebuah benda biasa seperti ini bila dialiri aura pedang.” ucap Bintang seraya menyalurkan aura pedangnya ke besi pendek ditangannya, dari tangan Bintan
Baca selengkapnya

170. Bagian 34

Wuutt...! Bintang melemparkan besi pendek ditangannya kearah sebatang pohon yang ada disebelah kanannya.Dhuarrr!Sebuah ledakan dahsyat terjadi saat besi pendek itu menghantam batang pohon tersebut hingga hancur berantakan. Ditempatnya nenek pertapa dan Gadys tentu saja sangat kaget melihat hal itu.“Sebuah benda biasa bila dialiri dengan aura pedang akan menjadi senjata terkuat didunia.. Semua senjata yang tak dialiri dengan aura pedang tidak akan menang bila bertemu dengan senjata yang sudah dialiri aura pedang.. dapat dibayangkan bila besi biasa seperti ini saja bisa menjadi senjata terkuat dengan aura pedang, apalagi bila senjata itu memiliki kekuatan dahsyat dan dialiri aura pedang, senjata itu akan menjadi senjata terkuat diatas yang terkuat” ucap Bintang menjelaskan kepada nenek pertapa dan Gadys. Keduanya terpana, terperangah kagum dengan penjelasan Bintang.“Hebat sekali aura pedang itu! Gadys, kau bilang pedang batu petir
Baca selengkapnya

170. Bagian 35

“Bidadari Pulau Ular... jangan-jangan dia murid dari nenek ular dari pulau ular” ucap nenek pertapa lagi.“Benar nek” ucap Bintang dan tampak wajah nenek pertapa mengangguk-angguk, tapi sesaat kemudian paras nenek pertapa sudah kembali berubah.“Tadi kau bilang, Bidadari Pulau Ular adalah istrimu..?”“Benar nek... saya memiliki beberapa orang istri” jawab Bintang hingga membuat nenek pertapa berpaling kearah Gadys.“Gadys sudah tau nek” ucap Gadys mengerti arti tatapan nenek pertapa padanya.“Dan kau masih mau menjadi istrinya?” tanya nenek pertapa dengan kening berkerut.“Iya nenek guru... Gadys cinta sama kang Bintang, Gadys tak perduli kang Bintang sudah beristri atau belum” ucap Gadys dengan mantap. Mendengar hal itu nenek pertapa hanya geleng-geleng kepala.“Jika memang begitu jalannya.. mau bagaimana lagi” ucap nenek
Baca selengkapnya

170. Bagian 36

Gadys terlihat bangkit dan berjalan kearah meja riasnya seraya duduk. Satu demi satu dilepasnya perhiasan yang menghiasi rambutnya. Sementara itu Bintang sendiri terlihat mulai melepaskan pakaiannya dan dalam sekejap Bintang kini hanya mengenakan celana panjangnya saja. Sementara itu Gadys sudah selesai melepaskan seluruh perhiasan yang dikenakannya, yang tersisa hanya pakaian sebatas dada yang melekat ditubuhnya.Gadys bangkit dan mulai berjalan kearah Bintang dengan wajah tersenyum, begitu berada dekat dengan Bintang, didorongnya tubuh Bintang hingga kini Bintang terbaring diatas ranjang penganten mereka, Gadys sendiri naik mendaki diatas tubuh Bintang.“Ini adalah malam pengantin kita kakang.. mari kita jadikan malam ini menjadi malam yang paling berkesan”. ucap Gadys lagi seraya menundukkan wajahnya, diciumnya dengan lembut kening Bintang, dari kening menjalar kekedua mata Bintang, dari mata ciuman Gadys berlabuh di hidung Bintang dan akhirnya mendarat
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
161162163164165
...
258
DMCA.com Protection Status