Serangan beruntun Bintang kepada Nenek Pertapa dengan telak menghantam tubuh Nenek Pertapa tanpa bisa dicegah, begitu cepatnya gerakan Bintang sampai-sampai Nenek Pertapa tak mampu berbuat apa-apa ditempatnya selain membiarkan tubuhnya menjadi bulan-bulanan lawannya.
Desss.. Desss.. Desss.. Desss..
“Hahaha.. kau boleh pilih bagian tubuhku yang mana saja.” tapi Nenek Pertapa justru tertawa keras, tak sedikitpun serangan Bintang yang mengenai tubuhnya mampu melukai dirinya.
Belasan bahkan puluhan serangan Bintang sudah berhasil bersarang disekujur tubuh Nenek Pertapa, tapi benar-benar tidak memiliki efek apapun. Menyadari hal itu, Bintang segera melompat menjauh, dan ;
“‘Cakra petir Halilintar’, yeaahhh!” Bintang mendorong telapak tangannya kedepan, dan ; “zzeggghhhh..!” dari telapak tangan Bintang menyambar halilintar dahsyat kearah Nenek Pertapa.
Clleeetarrr ! Glllaarrrrr !
Sambaran ha
Pllasshh...!Sosok DEWA PETIR Bintang menghilang, kini Bintang sudah kembali menjadi sosoknya yang biasa.“Hihihi... kenapa? apa kau menyerah?! kerahkan kesaktianmu yang lain, cakra petirmu takkan bisa mengalahkanku!” ucap nenek pertapa dengan bangganya. Bintang terlihat tersenyum mendengar hal itu.Bintang mengangkat tangan kanannya keatas, dan ;Plassshhhhh !Tiba-tiba saja cincin mahkota hitam yang ada di jari tengah tangan kanan Bintang mengeluarkan cahaya putih yang sangat terang menyilaukan, begitu menyilaukannya sampai-sampai Nenek pertapa dan Gadys harus menutup mata mereka.Duer!!Guntur tiba-tiba saja menggelegar dengan kerasDuer!! Duer!! Duer!! Duer!!Berikutnya guntur menggelegar keras secara beruntun menyambar sosok Bintang, begitu dahsyatnya sambaran guntur petir membuat sosok Bintang menghilang dalam kilatan guntur tersebut.Begitu badai guntur petir berhenti men
Di tempatnya, nenek pertapa dan Gadys terlihat melongo kagum melihat sosok Bintang yang telah mengenakan Zirah Zeus ditubuhnya, begitu angker, tapi juga mengeluarkan kharismatik yang sangat kuat sekali. Bahkan dihati nenek pertapa yang sejak tadi begitu bangga dengan kekuatan tubuhnya yang tak mampu dikalahkan oleh lawannya, kini hatinya bergetar.Duer!! Duer!! Duer!! Duer!! Duer!! Duer!!Badai guntur semakin menggila di langit, hal ini membuat nenek pertapa dan Gadys langsung mengalihkan pandangannya kearah langit, bagi keduanya sudah terbiasa melihat badai petir yang terjadi dilembah kutukan, tapi kali ini, keadaan alam benar-benar berbeda, terasa aura maut yang terpancar kuat dari keadaan alam yang terjadi ditempat itu.Pllasshhhh...!Tiba-tiba saja sosok Bintang kembali memancarkan kilatan cahaya putih yang amat menyilaukan, tapi hal itu Cuma berlangsung sesaat, karena beberapa saat kemudian sosok Bintang sudah kembali menjadi semula
“Benar nek, sesepuh Raja Penidur adalah salah satu guru saya.”Nenek pertapa semakin tertarik mendengar hal itu.“Boleh kutau, siapa saja guru-guru yang telah menurunkan kesaktiannya padamu?”Bintang terdiam sejenak mendengar hal itu, tapi kemudian akhirnya Bintang menjawabnya juga setelah menarik nafas panjang. Dan wajah nenek pertapa semakin berubah saat mendengar nama-nama besar yang disebutkan Bintang sebagai gurunya. Bahkan 2 nama terakhir sempat membuat wajah nenek pertapa memucat.“PP...PA... PANEMBAHAN AGUNG..” ulang nenek pertapa dengan terbata-bata.“MM..MA..MANUSIA... ½ DEWA” kembali nenek pertapa mengulangi nama yang baru saja disebutkan Bintang dengan wajah pucat. Hingga akhirnya Bintang menyelesaikan ceritanya.“Kau tidak sedang bercandakan anak muda, dua tokoh yang baru saja kau sebutkan itu sudah lama tiada, tapi legenda nama mereka masih terus dibicarakan
“Luar biasa.” ucap Gadys tanpa sadar. Bahkan kedua mata nenek pertapa sampai berpedar-pedar melihatnya.Swoshh! Swoshh..!! Swoshh...!Bintang kembali menutup aura pedangnya hingga cahaya gemerlap di Pedang Bintang Angkasanya lenyap.Cring!Kembali Bintang memasukkan Pedang Bintang Angkasa kedalam warangkanya.“Kenapa bisa seperti itu pedangmu?!” tanya nenek pertapa dengan bingung.“Saya menyalurkan aura pedang hingga pedang saya bisa memancarkan cahaya gemerlap” jelas Bintang.“Aura pedang... apa itu?!” tanya nenek pertapa tak mengerti. Bintang kemudian tampak mengarahkan telapak tangannya kedepan, sebatang besi berukuran pendek tampak terbang melayang kearah Bintang.Tapp! Bintang menangkapnya“Sebuah benda biasa seperti ini bila dialiri aura pedang.” ucap Bintang seraya menyalurkan aura pedangnya ke besi pendek ditangannya, dari tangan Bintan
Wuutt...! Bintang melemparkan besi pendek ditangannya kearah sebatang pohon yang ada disebelah kanannya.Dhuarrr!Sebuah ledakan dahsyat terjadi saat besi pendek itu menghantam batang pohon tersebut hingga hancur berantakan. Ditempatnya nenek pertapa dan Gadys tentu saja sangat kaget melihat hal itu.“Sebuah benda biasa bila dialiri dengan aura pedang akan menjadi senjata terkuat didunia.. Semua senjata yang tak dialiri dengan aura pedang tidak akan menang bila bertemu dengan senjata yang sudah dialiri aura pedang.. dapat dibayangkan bila besi biasa seperti ini saja bisa menjadi senjata terkuat dengan aura pedang, apalagi bila senjata itu memiliki kekuatan dahsyat dan dialiri aura pedang, senjata itu akan menjadi senjata terkuat diatas yang terkuat” ucap Bintang menjelaskan kepada nenek pertapa dan Gadys. Keduanya terpana, terperangah kagum dengan penjelasan Bintang.“Hebat sekali aura pedang itu! Gadys, kau bilang pedang batu petir
“Bidadari Pulau Ular... jangan-jangan dia murid dari nenek ular dari pulau ular” ucap nenek pertapa lagi.“Benar nek” ucap Bintang dan tampak wajah nenek pertapa mengangguk-angguk, tapi sesaat kemudian paras nenek pertapa sudah kembali berubah.“Tadi kau bilang, Bidadari Pulau Ular adalah istrimu..?”“Benar nek... saya memiliki beberapa orang istri” jawab Bintang hingga membuat nenek pertapa berpaling kearah Gadys.“Gadys sudah tau nek” ucap Gadys mengerti arti tatapan nenek pertapa padanya.“Dan kau masih mau menjadi istrinya?” tanya nenek pertapa dengan kening berkerut.“Iya nenek guru... Gadys cinta sama kang Bintang, Gadys tak perduli kang Bintang sudah beristri atau belum” ucap Gadys dengan mantap. Mendengar hal itu nenek pertapa hanya geleng-geleng kepala.“Jika memang begitu jalannya.. mau bagaimana lagi” ucap nenek
Gadys terlihat bangkit dan berjalan kearah meja riasnya seraya duduk. Satu demi satu dilepasnya perhiasan yang menghiasi rambutnya. Sementara itu Bintang sendiri terlihat mulai melepaskan pakaiannya dan dalam sekejap Bintang kini hanya mengenakan celana panjangnya saja. Sementara itu Gadys sudah selesai melepaskan seluruh perhiasan yang dikenakannya, yang tersisa hanya pakaian sebatas dada yang melekat ditubuhnya.Gadys bangkit dan mulai berjalan kearah Bintang dengan wajah tersenyum, begitu berada dekat dengan Bintang, didorongnya tubuh Bintang hingga kini Bintang terbaring diatas ranjang penganten mereka, Gadys sendiri naik mendaki diatas tubuh Bintang.“Ini adalah malam pengantin kita kakang.. mari kita jadikan malam ini menjadi malam yang paling berkesan”. ucap Gadys lagi seraya menundukkan wajahnya, diciumnya dengan lembut kening Bintang, dari kening menjalar kekedua mata Bintang, dari mata ciuman Gadys berlabuh di hidung Bintang dan akhirnya mendarat
BLAMBANG SEWU...!Sebuah kerajaan besar yang wilayah kekuasaannya cukup luas. Saat ini, di Jawa Dwipa hanya Setyo Kencana yang bisa menandingi kebesaran nama Blambang Sewu. Di rajai oleh seorang Gusti Prabu Blambang Sewu II yang baru saja naik tahta setelah Gusti Prabu sebelumnya tewas karena bertarung dengan Ksatria Pengembara. Untuk mengetahui tentang tewasnya Gusti Prabu Blambang Sewu dalam pertarungan menghadapi Ksatria Pengembara, baca chapter 78 (Aura Iblis).Setelah kekalahan dalam perang besar yang dipimpin oleh Blambang Sewu dan para sekutunya untuk meruntuhkan kebesaran nama Setyo Kencana, ditambah dengan tewasnya Gusti Prabu Blambang Sewu, hal ini menimbulkan rasa dendam yang amat sangat bagi orang-orang Blambang Sewu kepada Setyo Kencana, diam-diam Blambang Sewu mulai kembali menggalang kekuatan dengan meminta bantuan kerajaan-kerajaan negara tetangga untuk menambah kekuatan tempur mereka. Hal inilah yang dilakukan oleh Gusti Prabu
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig