Semua Bab Ksatria Pengembara Season 2: Bab 1581 - Bab 1590

2578 Bab

169. Bagian 8

“Ksatria Pengembara terlalu tangguh kakang.. Kita berdua bukan tandingannya” ucap Gadys hingga Aryasuta terdiam, dengan menahan amarah, Aryasuta kembali duduk dikursi yang ada dihadapannya. “Padahal nenek bilang, ilmu ‘dewa dewi’ takkan ada tandingannya” ucap Gadys lagi tak habis pikir dengan hal itu.“Lalu apa kita biarkan saja kematian bopo tanpa balas dendam?” tanya Aryasuta hingga kali ini Gadys yang balik terdiam. “Hanya ada satu cara!” ucap Aryasuta tiba-tiba hingga membuat Gadys menatapnya dengan penuh tanda tanya.“Hanya kau yang bisa membunuhnya Gadys” ucap Aryasuta lagi hingga semakin membuat kening Gadys berkerut. “Dulu kau pernah bilang, ada seorang begal rampok yang tewas setelah mencoba memperkosamu” ucap Aryasuta lagi hingga membuat wajah Gadys tampak berubah, sepertinya Gadys sudah dapat menebak kemana arah ucapan Aryasuta.“Tidak.. Tidak k
Baca selengkapnya

169. Bagian 9

“Mau kang, Tania mau..” ucap Tania cepat.“Kalau begitu mulai besok akan kakang ajarkan”“Apa cukup waktunya 1 sampai 2 hari kang, bukannya belajar jurus kanuragan itu membutuhkan waktu lama?”“Tenang saja, kakang memiliki metode latihan yang akan membuat Tania bisa menguasainya dengan cepat” ucap Bintang dengan mantap hingga membuat wajah Tania langsung berbinar.“Bisa begitu kang?” tanya Tania hampir-hampir tak percaya.“Bisa dong sayang” ucap Bintang tersenyum dengan mencubit lembut hidung bangir indah Tania.Tania tersenyum dan tanpa basa basi, langsung menundukkan wajahnya kearah wajah Bintang, dengan lembut Tania mengecup lembut bibir Bintang, Bintangpun membalasnya tak kalah lembut, kini keduanya sudah saling melumat satu sama lain. Tapi hal itu tak lama, karena tiba-tiba saja Tania menarik dirinya dari atas tubuh Bintang, Tania bangkit seraya ikut menarik tangan
Baca selengkapnya

169. Bagian 10

“Sejak keluar dari tempat kediaman gusti adipati, kakang tau Gadys terus mengikuti kakang” ucap Bintang tersenyum kearah Gadys yang terlihat menjadi salah tingkah sendiri karena ternyata keberadaan dirinya yang telah mengikuti Bintang secara diam-diam telah diketahui sejak awal. “Apa Gadys masih ingin membalas dendam sama kakang?” sambung Bintang lagi bertanya.“Tidak! tidak kang!” jawab Gadys dengan cepat seraya mengangkat wajahnya menatap kearah Bintang. “Gadys ingin ikut kakang ke Setyo Kencana?”“Untuk apa?”“Gadys ingin meminta maaf pada istri-istri kakang karena beberapa waktu yang lalu Gadys tengah melukai mereka dalam pertarungan” jelas Gadys hingga membuat Bintang terdiam.“Baiklah” ucap Bintang akhirnya dengan tersenyum. Mendengar hal itu Gadyspun ikut tersenyum.“Ayo kita berangkat sekarang.. perjalanan kita masih jauh” ucap Bintang d
Baca selengkapnya

169. Bagian 11

Sesungguhnya saat ini dalam hati Gadys tengah bergejolak perang batin, disatu sisi ucapan kakangnya, Aryasuta untuk membunuh Ksatria Pengembara dengan kecantikannya terus terngiang dibenaknya, tapi di satu sisi, benih-benih asmara telah bersemanyam dihati Gadys terhadap Bintang. Bintang satu-satunya laki-laki yang mampu membuat hatinya berdebar-debar bila berdekatan, Bintang pula satu-satunya lelaki yang bisa mengisi relung hatinya yang selama ini belum pernah terbersitpun tentang menariknya seorang laki-laki. Hal inilah yang membuat Gadys galau dengan keadaannya saat ini.Keadaan ini pula yang tanpa Gadys sadari membuat dirinya akhirnya tenggelam juga dalam alam tidurnya yang lelap. Gadys baru menyadari kalau dirinya terlelap saat kicau burung dipagi hari telah membangunkannya. Gadys terbangun dari alam tidurnya, dan hal pertama yang mengejutkan Gadys adalah melihat dirinya yang tidur dengan selimut jubah biru yang menutupi sekujur tubuhnya, dan tentu Gadys mengenal
Baca selengkapnya

169. Bagian 12

Bintang kemudian melanjutkan langkahnya mendekati Gadys yang masih menatapnya dengan tatapan penuh arti, hingga akhirnya Bintang tiba juga dihadapannya.“Hei! kok bengong sih, sana cuci muka dulu, ada sumber mata air tak jauh disana” ucap Bintang menyadarkan Gadys, seakan baru tersadar akan keadaannya, Gadys hanya tersenyum kecut seraya bangkit berdiri dan menyerahkan jubah yang ada ditangannya, lalu segera berlalu menuju kearah sumber mata air yang tadi ditunjuk Bintang.Sementara Bintang mempersiapkan bungkusan nasi yang dibawanya, cukup lama Gadys baru akhirnya kembali.Kini terlihat sosok Gadys yang begitu segar dengan rambut yang tergerai basah tengah menghampiri Bintang, rupanya Gadys sekalian mandi tadi hingga kembalinya cukup lama. Bintang sendiri yang melihat sosok Gadys yang begitu segar dengan paras cantiknya tampak terpesona.Berkali-kali Bintang menatap sosok Gadys dari ujung kepala hingga ujung kaki, bahkan hal ini Bintang lakuka
Baca selengkapnya

169. Bagian 13

Malam itu.. Gadys terbaring diatas sebuah ranjang yang ada didalam sebuah gubuk, matanya menawang kosong kearah langit-langit kamar, disaat semua orang sudah banyak terlelap dalam tidurnya, tapi Gadys masih terbuai dalam lamunan. Sesekali matanya menatap kearah pintu gubuk, dimana didepan pintu gubuk, Bintang tengah berada. Bintang memang berada diluar membiarkan Gadys untuk tidur didalam gubuk tersebut.Pikiran Gadys saat ini benar-benar kalut, bayangan akan ucapan kakangnya, Aryasuta untuk membunuh Bintang dengan cara mengajaknya bercumbu benar-benar membuat Gadys bimbang dan ragu. Sikap lembut dan penuh perhatian Bintang benar-benar membuat Gadys harus mengakui kalau dirinya tertarik terhadap Bintang. Hati kecil Gadys berkata takkan tega untuk membunuh orang yang telah menabur benih-benih cinta dihatinya.“Gusti Prabu..” tiba-tiba saja sebuah suara terdengar dari luar gubuk, membuat Gadys tersadar dari keadaannya. Seketika Gadys menyadari ada seseorang y
Baca selengkapnya

169. Bagian 14

PAGI ITU, Bintang mengumpulkan orang-orang dan perangkat desa, karena memang ada sesuatu yang sangat penting yang ingin Bintang bicarakan, ditempat itu juga sudah hadir, senopati Yudho yang memang selama ini Bintang serahkan sebagai penanggung jawab keamanan di desa Jati Wangi. Didekat Yudho duduk pula beberapa orang pendekar yang juga ditugaskan Bintang untuk membantu Yudho, salah satunya adalah seorang laki-laki berperawakan gagah, bertubuh kekar, dadanya yang bidang terlihat jelas karena sosok pendekar ini mengenakan baju rompi tangan panjang berwarna merah, dikepalanya juga tampak tersampir sebuah tanjak yang juga berwarna merah, dilehernya tampak sebuah kalung bandul hitam yang seperti sebuah jimat dan yang paling menarik dari sosok berpenampilan seperti seorang pendekar melayu ini tampak dipinggang kiri dan kanannya, bandul-bandul bola berduri tergantung. Seperti bola-bola berduri itu merupakan senjatanya. Dia tak lain adalah Lodaya si Badak Kulon, yang kini telah mengabdikan
Baca selengkapnya

169. Bagian 15

“Desa Jati Wangi adalah desa yang menjadi perbatasan antara wilayah Setyo Kencana dan Blambang Sewu.. sebagaimana kita semua tau, perseteruan Setyo Kencana dan Blambang Sewu sampai saat ini masih terjadi, aku yakin Blambang Sewu masih mencari-cari kesempatan untuk menaklukkan Setyo Kencana.. desa Jati Wangi sebagai garda terdepan bila terjadi perseteruan kedua kerajaan harus kita perkuat” Bintang menghentikan sejenak ucapannya, sementara itu semua orang yang ada dihadapannya tetap terdiam menantikan ucapan Bintang selanjutnya.“Aku berniat untuk membangun kekuatan di desa Jati Wangi ini sebagai garis terdepan bila perseteruan Setyo Kencana dan Blambang Sewu terjadi lagi, desa Jati Wangi akan ku ubah statusnya menjadi kadipaten” ucap Bintang lagi. Ucapan Bintang membuat wajah-wajah ditempat itu berubah, suasana hening ditempat langsung berubah menjadi gempar, terlihat suara-suara ri
Baca selengkapnya

169. Bagian 16

“Ma..ma..maaf Gusti Prabu, hamba takkan sanggup, menjadi seorang adipati tugasnya sangat berat.. masih banyak orang-orang di desa Jati Wangi ini yang lebih pantas dari hamba” ucap ki Bayan Sangkuri lagi.“Apakah ada diantara kalian semua yang ada disini menolak pengangkatan Bayan Sangkuri menjadi adipati?” tanya Bintang kepada para sesepuh dan penduduk desa Jati Wangi yang hadir ditempat itu, semua terdiam, tak ada yang angkat suara, hingga ;“Kami setuju bila Bayan Sangkuri diangkat menjadi adipati Jati Wangi, Gusti Prabu” ucap salah seorang sesepuh desa Jati Wangi memberikan dukungan.“Benar Bayan Sangkuri, kami akan mendukungmu untuk menjadi adipati Jati Wangi” sahut beberapa sesepuh yang lain lagi setuju.“Nah, kau dengar sendiri Bayan Sangkuri.. para sesepuh desa ini akan membantumu dalam menjalankan roda pemerintahan.. apakah kau bersedia menerimanya?” tanya Bintang. Ki Bayan Sangkuri tampa
Baca selengkapnya

169. Bagian 17

“Terima kasih Gadys..”. ucap Bintang dengan lembut dan tersenyum.“Sudah selesai pertemuannya kang?”“Sudah” jawab Bintang singkat. “Baiklah sudah kering” ucap Bintang seraya mengembalikan kain itu kepada Gadys.“Kakang mau kemana?” tanya Gadys cepat saat melihat Bintang akan berlalu pergi.“Kakang akan tidur diluar, seperti biasa”“Tapi diluar hujan lebat kang”“Tidak apa-apa, kakang sudah terbiasa kok”“Jangan pergi kang”. terdengar suara Gadys yang lembut.“Tapi kakang harus pergi Gadys, tak mungkin kakang tidur disini bersama Gadys.. kakang takut akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan diantara kita nantinya”. ucap Bintang lagi seraya kembali berbalik ingin melangkah pergi. Tapi lagi-lagi Bintang menghentikan langkahnya karena Gadys tak melepaskan genggaman tangannya.“Jangan pergi kakang,
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
157158159160161
...
258
DMCA.com Protection Status