Sesungguhnya saat ini dalam hati Gadys tengah bergejolak perang batin, disatu sisi ucapan kakangnya, Aryasuta untuk membunuh Ksatria Pengembara dengan kecantikannya terus terngiang dibenaknya, tapi di satu sisi, benih-benih asmara telah bersemanyam dihati Gadys terhadap Bintang. Bintang satu-satunya laki-laki yang mampu membuat hatinya berdebar-debar bila berdekatan, Bintang pula satu-satunya lelaki yang bisa mengisi relung hatinya yang selama ini belum pernah terbersitpun tentang menariknya seorang laki-laki. Hal inilah yang membuat Gadys galau dengan keadaannya saat ini.
Keadaan ini pula yang tanpa Gadys sadari membuat dirinya akhirnya tenggelam juga dalam alam tidurnya yang lelap. Gadys baru menyadari kalau dirinya terlelap saat kicau burung dipagi hari telah membangunkannya. Gadys terbangun dari alam tidurnya, dan hal pertama yang mengejutkan Gadys adalah melihat dirinya yang tidur dengan selimut jubah biru yang menutupi sekujur tubuhnya, dan tentu Gadys mengenal
Bintang kemudian melanjutkan langkahnya mendekati Gadys yang masih menatapnya dengan tatapan penuh arti, hingga akhirnya Bintang tiba juga dihadapannya.“Hei! kok bengong sih, sana cuci muka dulu, ada sumber mata air tak jauh disana” ucap Bintang menyadarkan Gadys, seakan baru tersadar akan keadaannya, Gadys hanya tersenyum kecut seraya bangkit berdiri dan menyerahkan jubah yang ada ditangannya, lalu segera berlalu menuju kearah sumber mata air yang tadi ditunjuk Bintang.Sementara Bintang mempersiapkan bungkusan nasi yang dibawanya, cukup lama Gadys baru akhirnya kembali.Kini terlihat sosok Gadys yang begitu segar dengan rambut yang tergerai basah tengah menghampiri Bintang, rupanya Gadys sekalian mandi tadi hingga kembalinya cukup lama. Bintang sendiri yang melihat sosok Gadys yang begitu segar dengan paras cantiknya tampak terpesona.Berkali-kali Bintang menatap sosok Gadys dari ujung kepala hingga ujung kaki, bahkan hal ini Bintang lakuka
Malam itu.. Gadys terbaring diatas sebuah ranjang yang ada didalam sebuah gubuk, matanya menawang kosong kearah langit-langit kamar, disaat semua orang sudah banyak terlelap dalam tidurnya, tapi Gadys masih terbuai dalam lamunan. Sesekali matanya menatap kearah pintu gubuk, dimana didepan pintu gubuk, Bintang tengah berada. Bintang memang berada diluar membiarkan Gadys untuk tidur didalam gubuk tersebut.Pikiran Gadys saat ini benar-benar kalut, bayangan akan ucapan kakangnya, Aryasuta untuk membunuh Bintang dengan cara mengajaknya bercumbu benar-benar membuat Gadys bimbang dan ragu. Sikap lembut dan penuh perhatian Bintang benar-benar membuat Gadys harus mengakui kalau dirinya tertarik terhadap Bintang. Hati kecil Gadys berkata takkan tega untuk membunuh orang yang telah menabur benih-benih cinta dihatinya.“Gusti Prabu..” tiba-tiba saja sebuah suara terdengar dari luar gubuk, membuat Gadys tersadar dari keadaannya. Seketika Gadys menyadari ada seseorang y
PAGI ITU, Bintang mengumpulkan orang-orang dan perangkat desa, karena memang ada sesuatu yang sangat penting yang ingin Bintang bicarakan, ditempat itu juga sudah hadir, senopati Yudho yang memang selama ini Bintang serahkan sebagai penanggung jawab keamanan di desa Jati Wangi. Didekat Yudho duduk pula beberapa orang pendekar yang juga ditugaskan Bintang untuk membantu Yudho, salah satunya adalah seorang laki-laki berperawakan gagah, bertubuh kekar, dadanya yang bidang terlihat jelas karena sosok pendekar ini mengenakan baju rompi tangan panjang berwarna merah, dikepalanya juga tampak tersampir sebuah tanjak yang juga berwarna merah, dilehernya tampak sebuah kalung bandul hitam yang seperti sebuah jimat dan yang paling menarik dari sosok berpenampilan seperti seorang pendekar melayu ini tampak dipinggang kiri dan kanannya, bandul-bandul bola berduri tergantung. Seperti bola-bola berduri itu merupakan senjatanya. Dia tak lain adalah Lodaya si Badak Kulon, yang kini telah mengabdikan
“Desa Jati Wangi adalah desa yang menjadi perbatasan antara wilayah Setyo Kencana dan Blambang Sewu.. sebagaimana kita semua tau, perseteruan Setyo Kencana dan Blambang Sewu sampai saat ini masih terjadi, aku yakin Blambang Sewu masih mencari-cari kesempatan untuk menaklukkan Setyo Kencana.. desa Jati Wangi sebagai garda terdepan bila terjadi perseteruan kedua kerajaan harus kita perkuat” Bintang menghentikan sejenak ucapannya, sementara itu semua orang yang ada dihadapannya tetap terdiam menantikan ucapan Bintang selanjutnya.“Aku berniat untuk membangun kekuatan di desa Jati Wangi ini sebagai garis terdepan bila perseteruan Setyo Kencana dan Blambang Sewu terjadi lagi, desa Jati Wangi akan ku ubah statusnya menjadi kadipaten” ucap Bintang lagi. Ucapan Bintang membuat wajah-wajah ditempat itu berubah, suasana hening ditempat langsung berubah menjadi gempar, terlihat suara-suara ri
“Ma..ma..maaf Gusti Prabu, hamba takkan sanggup, menjadi seorang adipati tugasnya sangat berat.. masih banyak orang-orang di desa Jati Wangi ini yang lebih pantas dari hamba” ucap ki Bayan Sangkuri lagi.“Apakah ada diantara kalian semua yang ada disini menolak pengangkatan Bayan Sangkuri menjadi adipati?” tanya Bintang kepada para sesepuh dan penduduk desa Jati Wangi yang hadir ditempat itu, semua terdiam, tak ada yang angkat suara, hingga ;“Kami setuju bila Bayan Sangkuri diangkat menjadi adipati Jati Wangi, Gusti Prabu” ucap salah seorang sesepuh desa Jati Wangi memberikan dukungan.“Benar Bayan Sangkuri, kami akan mendukungmu untuk menjadi adipati Jati Wangi” sahut beberapa sesepuh yang lain lagi setuju.“Nah, kau dengar sendiri Bayan Sangkuri.. para sesepuh desa ini akan membantumu dalam menjalankan roda pemerintahan.. apakah kau bersedia menerimanya?” tanya Bintang. Ki Bayan Sangkuri tampa
“Terima kasih Gadys..”. ucap Bintang dengan lembut dan tersenyum.“Sudah selesai pertemuannya kang?”“Sudah” jawab Bintang singkat. “Baiklah sudah kering” ucap Bintang seraya mengembalikan kain itu kepada Gadys.“Kakang mau kemana?” tanya Gadys cepat saat melihat Bintang akan berlalu pergi.“Kakang akan tidur diluar, seperti biasa”“Tapi diluar hujan lebat kang”“Tidak apa-apa, kakang sudah terbiasa kok”“Jangan pergi kang”. terdengar suara Gadys yang lembut.“Tapi kakang harus pergi Gadys, tak mungkin kakang tidur disini bersama Gadys.. kakang takut akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan diantara kita nantinya”. ucap Bintang lagi seraya kembali berbalik ingin melangkah pergi. Tapi lagi-lagi Bintang menghentikan langkahnya karena Gadys tak melepaskan genggaman tangannya.“Jangan pergi kakang,
Dhuer!“Uffffhhhh”. Seiring dengan terdengarnya suara guntur menggelegar, seiring itu pula terdengar desahan tertahan dibibir Gadys saat Bintang mulai membalas lumatan bibirnya dengan hangat dan dengan lembut Bintang mulai melumatnya penuh kenikmatan.Berdesir seluruh darah yang ada didalam tubuh Gadys saat Bintang membalas lumatan lembut bibirnya, ini adalah pertama kalinya Gadys merasakan ciuman dari seorang laki-laki, dan entah karena dorongan sifat kewanitaannya atau karena apa, terlihat Gadys mulai membalas lumatan Bintang dengan lumatan hangat bibirnya, merasakan lumatan balasan dari Gadys membuat Bintang semakin membalas lumatan itu bahkan kedua tangan Bintang kini sudah mulai merangkup tubuh sintal Gadys kedalam pelukannya dan menariknya dengan erat hingga kini kedua tubuh keduanya saling merapat satu sama lain.Malampun semakin larut dan hujanpun semakin lebat kian kentara hingga suasana dan dinginnya malam membuat Bintang dan Gadys benar-be
"Ooughh..." mendesir sekujur tubuh Gadys saat merasakan remas dan emutan Bintang pada kedua gunung kembarnya. Kenikmatan ini benar-benar membut Gadys harus merem melek dibuatnya dengan tak henti-hentinya mendesah.Cukup lama Bintang melakukan hal itu, sementara Birahi Gadys yang mulai membuncah, tidak terasa tahu-tahu telah meninggalkan beberapa bekas merah di sekeliling dada Gadys. Sebelum semuanya berlanjut lebih jauh.Duer!!!Kembali guntur menggelegar dengan keras diluar, seakan menggetarkan alam. Sementara itu didalam pondok, sosok Gadys yang masih berada dibawah sosok Bintang, tiba-tiba menjadi pucat, wajahnya pucat pasi seperti kain kapan, seiring dengan itu pula, Gadys tiba-tiba saja mendorong sosok Bintang yang ada diatasnya yang sudah siap-siap menusukkan batang kemaluannya ke liang surganya. Dorongan yang cukup keras yang dilakukan oleh Gadys membuat tubuh Bintang terdorong jatuh kesamping.Apa yang terjadi tentu saja mengejutkan dan membingung