Dhuer!
“Uffffhhhh”. Seiring dengan terdengarnya suara guntur menggelegar, seiring itu pula terdengar desahan tertahan dibibir Gadys saat Bintang mulai membalas lumatan bibirnya dengan hangat dan dengan lembut Bintang mulai melumatnya penuh kenikmatan.
Berdesir seluruh darah yang ada didalam tubuh Gadys saat Bintang membalas lumatan lembut bibirnya, ini adalah pertama kalinya Gadys merasakan ciuman dari seorang laki-laki, dan entah karena dorongan sifat kewanitaannya atau karena apa, terlihat Gadys mulai membalas lumatan Bintang dengan lumatan hangat bibirnya, merasakan lumatan balasan dari Gadys membuat Bintang semakin membalas lumatan itu bahkan kedua tangan Bintang kini sudah mulai merangkup tubuh sintal Gadys kedalam pelukannya dan menariknya dengan erat hingga kini kedua tubuh keduanya saling merapat satu sama lain.
Malampun semakin larut dan hujanpun semakin lebat kian kentara hingga suasana dan dinginnya malam membuat Bintang dan Gadys benar-be
"Ooughh..." mendesir sekujur tubuh Gadys saat merasakan remas dan emutan Bintang pada kedua gunung kembarnya. Kenikmatan ini benar-benar membut Gadys harus merem melek dibuatnya dengan tak henti-hentinya mendesah.Cukup lama Bintang melakukan hal itu, sementara Birahi Gadys yang mulai membuncah, tidak terasa tahu-tahu telah meninggalkan beberapa bekas merah di sekeliling dada Gadys. Sebelum semuanya berlanjut lebih jauh.Duer!!!Kembali guntur menggelegar dengan keras diluar, seakan menggetarkan alam. Sementara itu didalam pondok, sosok Gadys yang masih berada dibawah sosok Bintang, tiba-tiba menjadi pucat, wajahnya pucat pasi seperti kain kapan, seiring dengan itu pula, Gadys tiba-tiba saja mendorong sosok Bintang yang ada diatasnya yang sudah siap-siap menusukkan batang kemaluannya ke liang surganya. Dorongan yang cukup keras yang dilakukan oleh Gadys membuat tubuh Bintang terdorong jatuh kesamping.Apa yang terjadi tentu saja mengejutkan dan membingung
Setelah cukup lama, akhirnya isak tangis Gadys mereda, kesempatan ini Bintang gunakan untuk mengangkat sosok Gadys dari atas dadanya dengan memegang kedua pundaknya, lalu dengan lembut Bintang membalikkan tubuhnya dan merebahkan kembali sosok Gadys kesampingnya, Bintang sendiri kini berbaring menyamping menghadap Gadys yang tengah berbaring menatapnya dengan kedua mata yang masih membasah air mata.Tanpa kata, tatapan Bintang seolah sudah mewakilkan keheranan dan kebingungan Bintang atas sikap Gadys dan Gadys mengerti arti pandangan Bintang kepadanya.“Maafkan Gadys, kakang..” ucap Gadys lagi dengan mata berkaca-kaca.“Tidak, kakang yang minta maaf Gadys.. Hampir saja kakang merenggut kesucian Gadys” ucap Bintang dengan perasaan bersalah. Bintang menduga sikap Gadys karena tersadar kalau hampir saja mereka melakukan kesalahan fatal.“Bukan karena itu kang” ucap Gadys hingga membuat Bintang semakin heran dan bingung, tap
“Jika kakang ingin menjadikan Gadys sebagai permaisuri di setyo kencana, apa Gadys bersedia?” tanya Bintang sehingga kontan membuat wajah Gadys langsung berubah dengan kedua mata yang membesar. “Maukah kau menjadi istriku Gadys?” sambung Bintang lagi saat melihat Gadys masih terdiam ditempatnya.“Gadys mau kang.. tentu saja Gadys mau menjadi istri kakang, tapi.. rasanya itu tak mungkin kang, Gadys takkan bisa menjadi istri yang baik untuk kakang.. Gadys tak bisa melayani kakang dengan sempurna sebagai seorang istri..” jelas Gadys dengan wajah murung, tapi saat melihat Bintang kembali tersenyum kearahnya, wajah Gadys kembali penuh tanda tanya dengan sikap yang Bintang perlihatkan.Bintang mengangkat telapak tangan kanannya didepan wajah Gadys.Zzgggghhh...!!!Kedua mata Gadys yang tadi membesar kini terlihat semakin besar melotot saat melihat bagaimana ditelapak tangan Bintang yang ada didepan wajahnya keluar al
HEIIEKKK...!Sore itu, seekor kuda dipacu dengan kencang melewati gerbang desa Jati Wangi, para prajurit dan beberapa orang penduduk desa tampak langsung menjura hormat kepada penunggang kuda tersebut, dimana diatasnya terlihat sepasang muda mudi. Salah satunya sudah pasti adalah pendekar tanpa tanding kita, Bintang si Ksatria Pengembara, sedangkan sosok yang berada dibelakang Bintang adalah seorang bidadari cantik yang lain adalah Gadys. Keduanya baru saja meninggalkan gerbang desa Jati Wangi, tapi disepanjang jalan meninggalkan desa Jati Wangi, terlihat mimik wajah Gadys tampak aneh, seperti ada suatu tanda tanya besar baginya.Setelah cukup jauh meninggalkan pintu gerbang desa Jati Wangi, Gadys tiba-tiba saja langsung merapatkan dirinya ke punggung Bintang, lalu melingkarkan kedua tangannya ke pinggang Bintang. Bintang yang merasakan hal itu hanya bisa tersenyum seraya tetap memacu kudanya, karena memang saat ini Bintang tengah be
Gadys hanya tersenyum mendengar hal itu, walaupun hatinya masih sangat penasaran, tapi kemudian Gadys akhirnya merapatkan dirinya semakin erat kepunggung Bintang dan mempererat pelukannya pada tubuh Bintang yang semakin memacu kudanya dengan cepat.Malam itu !Seekor kuda putih tampak memasuki pelataran sebuah pemakaman umum. Penunggangnya adalah sepasang muda mudi yang tak lain adalah Bintang dan Gadys. Bintang tampak menghentikan langkah kaki kudanya tepat didepan pemakaman umum tersebut.“Disini Gadys?” tanya Bintang kepada Gadys yang ada dibelakangnya.“Benar kang” ucap Gadys masih dengan wajah bingung, kenapa Bintang sampai mengajaknya ke gelagah ireng, saat tiba di gelagah ireng, Bintang justru meminta ditunjukkan jalan menuju ke pemakaman umum.Gadys semakin bingung dan heran melihat Bintang turun dari punggung kudanya, lalu mengulurkan tangannya kearah Gadys. Gadys menyambut uluran tangan itu dengan
Masih dengan 1000 macam pertanyaan dibenaknya, Gadys hanya bisa mengikuti langkah Bintang memasuki komplek pemakaman umum tersebut. Gadys ingin bertanya, tapi lebih memilih untuk diam.“Dimana kuburan bopomu, Gadys?” tanya Bintang tiba-tiba saja menyadarkan lamunan Gadys yang sejak tadi mengikuti langkah Bintang.Heran, bingung... tapi Gadys akhirnya melayangkan telunjuknya kearah suatu arah.“Disana kang” Keduanya kemudian kembali melangkah kedepan, tepat didepan sebuah makam yang cukup besar dan megah, keduanya berhenti.“Disini?” tanya Bintang. Gadys mengangguk bingung.Bintang menatap kuburan megah yang ada dihadapannya. Di batur nisannya memang terlihat sebuah tulisan, tapi sudah tidak terbaca lagi. Bintang kemudian duduk dengan sikap semedi. Bintang meminta Gadys untuk duduk dibelakangnya. Tanpa banyak membantah Gadys pergi duduk dibelakang Bintang. Walau sebenarnya Gadys sangat bingung dan penasaran, apa y
“Hentikan Juragan Suta ! kau tidak memiliki banyak waktu!” ucap Bintang dengan penuh wibawa “Aku membawakan seseorang yang ingin menemuimu?” sambung Bintang lagi. Hingga membuat tengkorak Juragan Suta menghentikan langkahnya yang gontai.Bintang menoleh kearah Gadys yang ada didekatnya, sejenak Gadys ikut menatap kearah Bintang dengan pandangan yang penuh arti, Bintang kemudian terlihat menganggukkan kepalanya. Gadys faham maksud anggukan kepala Bintang.Sementara itu sosok tengkorak Juragan Suta seperti orang buta yang tengah mencoba mencari-cari sesuatu dengan pendengarannya, karena penglihatannya sudah tak memungkinkan lagi untuk melihat.“Bopo..!” sebuah suara lembut terdengar, Gadys kini sudah berada berada dihadapan tengkorak Juragan Suta, ayahnya. Wajah tengkorak Juragan Suta terlihat berubah mendengar suara lembut itu.“SIAPA?!” terdengar suara berat tengkorak Juragan Suta.“Bopo&r
Tiba-tiba saja wajah Gadys berubah, bahkan Gadys langsung membuka kedua matanya, lalu merenggangkan kepalanya yang sejak tadi menempel erat dipunggung Bintang. Dari belakang sosok Bintang, kedua mata indah Gadys terus menatapi sosok Bintang.“Aku baru sadar... Apa yang dilakukan oleh kang Bintang, benar-benar mustahil dilakukan oleh orang biasa.. Bagaimana mungkin kang Bintang memiliki kemampuan seperti itu? siapa sebenarnya kang Bintang?” batin Gadys yang baru menyadari kemampuan Bintang yang benar-benar berada diluar nalarnya.Gadys baru tersadar saat tiba-tiba saja Bintang menghentikan lari kudanya.“Ada apa kang?” tanya Gadys cepat“Kakang sudah dapat restu dari bopo Gadys, berarti hanya tinggal 1 orang saja lagi yang harus kakang minta restunya”“Siapa kang?” tanya Gadys cepat dengan penasaran“Nenek Gadys”“Nenek...?!”“Benar... bila Gadys tak k
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig