Semua Bab Ksatria Pengembara Season 2: Bab 141 - Bab 150

2578 Bab

Bidadari Pulau Ular - 13

“Tapak saketi, heaaa !!!”Wika melompat dengan tapak saketinya kearah Patih Ranggalawu.“Tinju Gledek, yeaaahhh !!!”Patih Ranggalawu tak mau kalah, Tinju Gledek yang sudah terangkum segera melesat kedepan, menyongsong lawannya, hingga ;Dhuarr ! Dhuarr ! Dhuarr ! Dhuarr ! Dhuarr !Blleeggaaarrr !!!Ledakan-ledakan kecil terjadi disekitar pertemuan kedua pukulan dahsyat itu disusul dengan satu ledakan keras yang membuat sosok Patih Ranggalawu dan Wika sama-sama terlempar keras kebelakang. Kedua-duanya tampak sama-sama terguling-guling hingga akhirnya terkapar.Patih Ranggalawu terlihat memegangi dadanya yang terasa nyeri. “Huakkk !!!” Patih Ranggalawu memuntahkan darah kental kehitaman dari mulutnya, hal ini memandakan luka dalam yang tidak ringan.Sementara itu didepan, sosok Wikapun tak kalah parahnya, caping bambu yang dikenakannya terlepas entah kemana hingga kini terlihat wajahnya sudah
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-02
Baca selengkapnya

98. Bidadari Sang Buronan - 1

KERAJAAN SETYO KENCANA dilanda kegemparan, malam itu Patih Ranggalawu dan Patih Sahdewa kembali ke Setyo Kencana dalam keadaan sekarat, keduanya terkapar pingsan diatas masing-masing kuda mereka. Kegemparan dan ketenangan Setyo Kencana terusik malam itu. Para senopati, pejabat dan Mahapatih Suryo Barata sendiri langsung memeriksa keadaan kedua patih Setyo Kencana tersebut dan wajah Mahapatih Suryo Barata terlihat berubah. Saat para pejabat istana Setyo Kencana ikut memeriksanya, wajah merekapun ikut berubah. Demikian pula para senopati yang merupakan sahabat-sahabat Bintang ikut memeriksa, tapi lagi-lagi wajah mereka berubah. “Cepat bangunkan gusti prabu !!!” ucap Mahapatih Suryo Barata lagi. Semua terlihat ragu memandang kearah Mahapatih Suryo Barata. “Ini keadaan darurat, Patih Ranggalawu dan Patih Sahdewa bisa tewas kalau terlalu lama dibiarkan” ucap Mahapatih Suryo Barata lagi dengan agak keras. “Cakra! Buana!, kalian yang pergi untuk membangunkan gusti p
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-02
Baca selengkapnya

Bidadari Sang Buronan - 2

“Ternyata Segel Dewa Kehidupan mampu menyegel racun ini agar tidak meluas kemana-mana, tapi walau bagaimana racun ini harus segera diobati, entah seberapa lama Segel Dewa Kehidupan dapat menahannya” batin Bintang lagi menyadari hal itu. Tapi untuk sementara Bintang menarik nafas lega melihat keadaan Patih Ranggalawu dan Patih Sahdewa yang sudah terbebas dari maut.“Paman mahapatih, besok utus orang ke lembah obat, ajak guruku Peramal 5 Benua dan adik seperguruanku Satria kemari” ucap Bintang lagi kepada Mahapatih Suryo Barata.“Baik gusti” ucap Mahapatih Suryo Barata, walaupun Mahapatih Suryo Barata masih bingung kenapa Bintang menyuruhnya melakukan hal itu.“Apa yang kulakukan tadi hanyalah untuk sementara untuk menyelamatkan Patih Ranggalawu dan Patih Sahdewa, aku tidak bisa mengeluarkan racun ini sepenuhnya, mudah-mudahan Satria dan guruku bisa mengobati mereka secara tuntas. Untuk sementara mereka masih aman” u
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-02
Baca selengkapnya

Bidadari Sang Buronan - 3

Dengan bantuan sebatang tongkat yang dibuatnya dari dahan pohon kecil. Wika berjalan terus. Wika berniat untuk kembali ke Pulau Ular setelah merasa seluruh orang-orang yang ada didaftar dendamnya telah tewas. Bahkan menurut Wika, Patih Ranggalawu dan Patih Sahdewa sudah tewas karena ludah racun ular emasnya.Di sebuah jalan lembah, Wika tiba-tiba saja menghentikan langkahnya, diujung pandangannya, terlihat seorang kakek tua berpakaian merah tengah berjalan pula kearahnya. Walaupun sudah tua dengan rambut dan jenggot yang sudah memutih, tapi kakek tua ini terlihat masih gagah, jalannyapun masih penuh tenaga, melihat pakaian yang dikenakannya, kakek ini sepertinya adalah orang rimba persilatan, walau tidak terlihat senjata apapun ditubuhnya.Wika berusaha untuk tidak mengindahkan kakek tua itu dengan terus berjalan. Saat berselisihan dengan kakek berpakaian merah itu, Wika tak sedikitpun menoleh, seraya tetap meneruskan langkahnya berjalan kedepan, setelah berselisihan b
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-03
Baca selengkapnya

Bidadari Sang Buronan - 4

Tanah bergetar, satu pohon tumbang tak kuasa menahan dasyatnya hawa pertempuran.Menghadapi Ajian Serat Jiwa biasanya sang lawan berusaha menghindar dari sentuhan pemiliknya. Karena sedikit sentuhan yang tercipta segera mengubah lawan menjadi serbuk abu. Ki Pasopati pasti mengetahui itu, Ki Pasopati pasti mengetahui Wika pemilik Ajian Serat Jiwa tingkat sempurna, namun ia malah memilih menyerang langsung ke arah Wika dengan ajian yang baru saja ia sempurnakan, Ajian Waringin Sunsang.Wika bersiap menahan gempuran, Ajian Bayu bajra yang dilepas mengawali Serat Jiwa telah pudar terhempas kerasnya Waringin Sunsang. Serat Jiwa siap menghanguskan. Tubuh Wika telah membara, siap membakar siapa saja yang mendekat apalagi menyentuhnya. Kedua tangannya membentuk perisai, hawa panas kian menyebar. Tanah yang dipijak telah menghitam.Sebuah teriakan dahsyat yang tak ubahnya sebuah raungan mengawali benturan, itu suara Ki Pasopati!DAAAASSSSSTTTT….!!!B
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-03
Baca selengkapnya

Bidadari Sang Buronan - 5

“Bagaimana lukamu ki ?” tanya Bintang ramah. Ki Pasopati segera menyadari keadaannya.“Oh... terima kasih raden, luka saya sudah lumayan sembuh” ucap ki Pasopati dengan cepat menjura hormat. Bintang terlihat dengan cepat balas menjura hormat.“Siapa sebenarnya raden ini ? apakah raden memiliki hubungan dengan gadis ini ?” tanya ki Pasopati lagi.“Namaku Bintang, ya aku memang memiliki urusan dengan gadis ini” ucap Bintang lagi memperkenalkan dirinya, wajah ki Pasopati berubah mendengar nama yang baru saja disebutkan oleh Bintang.“Apakah raden ini raden Bintang yang berjuluk Ksatria Pengembara, ketua dunia persilatan itu ?” tanya ki Pasopati lagi cepat.Bintang hanya tersenyum, tak menjawab tapi hanya menganggukkan kepalanya saja. Ki Pasopati dengan cepat menjura hormat kepada Bintang.“Maafkan saya yang tidak mengenali raden” ucap ki Pasopati lagi.“Tidak a
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-03
Baca selengkapnya

Bidadari Sang Buronan - 6

“Vania ! ini gusti prabu. Beri hormat padanya” ucap ki Pasopati memperkenalkan keduanya. Wajah Vania sigadis muda belia tampak berubah mendengar ucapan gurunya, ki Pasopati memperkenalkan dirinya pada sosok Bintang. Karena memang sejak tadi, Vania terlihat terus mencuri-curi pandang kearah Bintang. Dari sikap dan perawakannya, Bintang sudah dapat menduga kalau Vania ini adalah gadis yang sedikit nakal dan berani.“Hormat saya gusti prabu” ucap Vania lagi menjura hormat dihadapan Bintang dengan sedikit merendahkan tubuhnya.Bintang tampak menganggukkan kepalanya saja. Sesekali pandangan Bintang tak pernah berhenti memandang kearah gundukan payudara besar Vania yang begitu menggoda bagi setiap laki-laki yang memandangnya. Tapi Vania sendiri seakan tak masalah dirinya dipandangi seperti itu.“Vania, bagaimana keadaan Kyra ?” tanya ki Pasopati lagi.“Masih tetap sama guru. Badan Kyra semakin panas setiap harinya&rdquo
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-04
Baca selengkapnya

Bidadari Sang Buronan - 7

“Makanlah! sebentar lagi gusti prabu akan kembali” ucap ki Pasopati lagi kepada Wika. Wika sendiri bingung, karena sudah 2x dia mendengar ki Pasopati menyebut gusti prabu.Tanpa banyak bicara, Wika segera menyantap makanan yang ada dihadapannya karena memang perutnya sudah sangat lapar sekali. Tak lama kemudian Wikapun selesai menyantap makannya.“Apakah sekarang aku adalah seorang tawanan ?!” tanya Wika lagi kepada ki Pasopati.“Kau bukan tawananku, tapi gusti prabu”“Gusti prabu... siapa dia ?”“Gusti prabu Setyo Kencana. Katanya kau melukai dua patihnya” ucap ki Pasopati tanpa menoleh, wajah Wika tampak berubah.“Gusti prabu Setyo Kencana. Benarkah dia  sendiri yang datang untuk menangkapku ?” batin Wika lagi terkejut.“Sebaiknya kau jangan lari dari sini, karena gusti prabu juga yang telah menyembuhkan luka dalammu, kau harus bertanggung jawab atas
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-04
Baca selengkapnya

Bidadari Sang Buronan - 8

“Gusti prabu bisa melakukan itu ?” tanya Wika seakan tak percaya.“Ya, aku bisa melakukan itu. Hanya saja aku tidak bisa menghilangkan pengaruh racun itu sepenuhnya dari tubuh kedua patihku itu. Aku masih membutuhkan penawar racun dari nona Wika” ucap Bintang lagi hingga membuat Wika tampak terdiam.“Maafkan hamba gusti prabu. Tapi hamba tidak memiliki penawar racunnya, hanya nenek hamba yang punya penawar racun itu” ucap Wika lagi.“Dimana... dimana nenek nona Wika berada  sekarang ?”“Di Pulau Ular” ucap Wika singkat“Pulau Ular...” ulang Bintang lagi.“Nenek hamba bernama nenek ular dari Pulau Ular gusti prabu” ucap Wika lagi.Pembicaraan keduanya terhenti saat Ki Pasopati tiba-tiba saja keluar dari pintu gubuk.“Berhati-hatilah jika bertemu dan berhadapan dengan nenek ular gusti prabu, wataknya sangat tempramental” ucap Ki P
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-04
Baca selengkapnya

Bidadari Sang Buronan - 9

“Ratu Siluman Buaya Putih...” ulang Bintang dengan nada terkejut. Ini pertama kalinya Bintang mendengar tentang nama Ratu Siluman Buaya Putih. “Benar gusti. Ratu Siluman Buaya Putih” ulang Vania untuk lebih menegaskan ucapannya. “Apa Ki Pasopati tidak membalaskan dendam putranya ?!” tanya Bintang lagi. “Sudah gusti prabu, tapi Ki Pasopati kalah oleh Ratu Siluman Buaya Putih” ucap Vania lagi. Kini Bintang terlihat terdiam seperti tengah memikirkan tentang hal itu. “Hamba mohon gusti, balaskan dendam hamba. Seumur hidup hamba takkan rela dengan kematian suami hamba. Ratu Siluman Buaya Putih, dia telah merebut suami hamba” ucap Vania lagi tiba-tiba saja berlutut dihadapan Bintang. Bintang yang tadi masih memikirkan hal itu terkejut dengan berlututnya Vania. “Bangunlah Vania” ucap Bintang dengan cepat mengangkat sosok Vania dengan kedua tangannya. “Vania rela memberikan apa saja yang gusti prabu inginkan, asalkan dendam Vania terbalaskan” ucap Vania lembut didepan wajah Bintang, bah
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-05
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1314151617
...
258
DMCA.com Protection Status