All Chapters of Ksatria Pengembara Season 2: Chapter 121 - Chapter 130
2578 Chapters
Ajian Serat Jiwa - 6
“Aku dan kamu Diantara dua hati yang bertaut pada satu cinta tentang aku yang sangat memujamu tentang aku yang sangat mengagumimu dalam simfoni imajinasi Tentang kamu tentang kamu yang melengkapi ketidak sempurnaankutentang kamu yang telah menerimaku sepenuh hatitentang kamu yang telah menjadi ratu yang bertahta dihatiku Tentang kita tentang jalan cerita yang telah kita lalui diantara suka dan duka yang telah kita lewati bersamaKeyakinantentang hati yang sepenuhnya aku yakini dengan seuntai doa aku bersimpuh dihadapanmu mengutarakan niat tulus dari hati sudikah engkau menerima pinanganku Ijinkanijinkan aku menyematkan cincin di jari manismu, sebagai sebuah tanda keseriusan ijinkan aku menjadi imam dalam hidupmu ijinkan aku membimbingmu menuju surganya ijinkan aku menemanimu sampai hanya maut yang sanggup memisahkan kita sampai nyawa ini tinggalkan raganya“ Putri Ahtisa semakin terlena mendengar kata-kata indah yang keluar dari bibir Bintang. Ditatapnya kesungg
Read more
Ajian Serat Jiwa - 7
Bintang tidak ingin buru-buru, Bintang ingin menikmati detik demi detik yang indah ini secara perlahan. Berpindah dari satu sisi ke sisi satunya, diselingi dengan ciuman ke bibirnya lagi, membuatnya mulai berkeringat. Tangannya semakin liar mengacak-acak rambut Bintang, bahkan kadang-kadang menarik dan menjambaknya, yang membuat nafsu Bintang semakin bergelora. Dengan berbaring menyamping berhadapan, Bintang melepaskan celana dalamnya. Satu-satunya kain yang masih tersisa. Perlakuan yang sama Bintang terima darinya, membuat pilar pusaka Bintang yang sudah sedemikian kerasnya mengacung gagah. Bintang belai kakinya sejauh tangan Bintang bisa menjangkau, perlahan naik ke paha. Berputar-putar, berpindah dari kiri ke kanan, sambil sekali-sekali seakan tidak sengaja menyentuh gundukan berbulu yang tidak terlalu lebat tapi terawat teratur. Keringatnya semakin deras keluar dari tubuhnya yang harum. Ciumannya semakin ganas, dan mulai menggigit lidah Bintang yang masih berada dalam mulutnya. T
Read more
Ajian Serat Jiwa - 8
Malam itu, Bintang dan Putri Ahtisa sudah berada lagi diatas peraduan. Putri Ahtisapun berusaha supaya tidak mengecewakan Bintang, dilayaninya Bintang dengan sepenuh hati. Karena hampir tidak tertahankan lagi, Bintang segera mengubah posisi. Kini wajah keduanya, kembali Bintang menatap mata Putri Ahtisa yang sangat indah itu. Dibisikkan bahwa Bintang sangat menyayanginya, dan Bintang juga bertanya apakah kira-kira dia akan tahan kali ini. Setelah mencium bibir Bintang dengan lembut, Putri Ahtisa meminta Bintang untuk melakukannya pelan-pelan. Bintang menuntunnya dengan lembut. Di ciumnya lembut bibir indah Putri Ahtisa, sambil Bintang menurunkan pinggulnya pelan-pelan. Putri Ahtisa merintih tertahan, tapi kali ini tangannya tidak lagi mendorong bahu Bintang. Bintang angkat lagi pinggulnya sedikit, sambil bertanya apakah terasa sangat sakit. Dengan isyarat gelengan kepala, Bintang tahu bahwa Putri Ahtisa juga sangat menginginkannya. Dengan perlahan tapi pasti Bintang tekan pingguln
Read more
Ajian Serat Jiwa - 9
Bintang memeluk dan menciumi wajah jelita Putri Ahtisa yang basah oleh keringat, sambil berucap terima kasih. Mata Putri Ahtisa yang bening indah menatap Bintang bahagia, dan sambil tersenyum dia berkata, “Sama-sama sayank....” Seprai putih sekarang bernoda darah. Mungkin karena selaput dara Putri Ahtisa cukup tebal, noda darahnya cukup banyak, hingga menembus ke kasur. Akan menjadi kenang-kenangan mereka berdua selamanya. Malam itu keduanya berdua hampir tidak tidur. Setelah beristirahat beberapa saat, keduanya melakukannya lagi, lagi dan lagi. Entah berapa kali, tapi yang pasti, pada hubungan yang kedua setelah tertembusnya selaput dara itu, Bintang berhasil membawa Putri Ahtisa orgasme, bahkan lebih dari satu kali. Bintang yang sudah kehilangan banyak birahi, menjadi sangat kuat dan tahan lama, sehingga akhirnya Putri Ahtisa menyerah kalah dan tergeletak dalam kenikmatan dan kelelahan yang amat sangat. -o0o- PULAU ULAR, demikian Orang menyebutnya, karena mungkin pulau ini hanya
Read more
Ajian Serat Jiwa - 10
“Ayo masuk” ucap nenek ular tanpa berkata apa-apa lagi. Wika sendiri heran melihat sikap nenek ular yang sangat berbeda dari biasanya, tapi Wika tidak banyak bertanya, tetap berjalan diam mengikuti langkah nenek ular memasuki gubuk tersebut. Ana si ular anaconda raksasa tampak ikut masuk juga kedalam gubuk tua tersebut.Di dalam gubuk, nenek ular tampak sudah duduk lesehan didepan sebuah meja persegi 4 panjang yang biasa menjadi tempat makannya. Wika kemudian duduk dihadapan nenek ular.“Bagaimana dengan latihanmu Wika ? apakah ajian ‘Serat Jiwa’mu sudah ada kemajuan” tanya nenek ular lagi.“Sudah ada kemajuan nek, tapi tingkat 10 belum sempurna, susah sekali untuk menyempurnakannya” ucap Wika lagi.“Ajian ‘Serat Jiwa’ di tingkat X, "Ajian Serat Netra Dahana" memang paling sulit untuk dicapai dengan sempurna, karena penyempurnaan tingkat sepuluh ini harus kau dapatkan dari
Read more
Ajian Serat Jiwa - 11
DESA BAYAN, Sebuah desa yang masih berada diwilayah kadipaten kemangi, penduduknya tidak begitu ramai, hanya ada 30 KK saja. Dipimpin oleh seorang lurah yang bernama Sunyali.Rumah Lurah Sunyali terlihat paling megah diantara rumah-rumah lainnya, beberapa centeng / pendekar bayaran tampak berjaga-jaga didepan pintu rumah dan halaman rumah yang cukup luas tersebut. Sebagai seorang lurah, kehidupan Sunyali bisa terbilang mewah, ini karena perkebunan luas yang dimilikinya, Sunyali adalah seorang lurah yang juga menjadi seorang tengkulak, usahanya membeli hasil perkebunan dan pertanian warga dengan harga yang sangat murah lalu kemudian menjualnya keluar desa dengan harga yang tinggi. Selain menjadi tengkulak, Sunyali juga menjadi seorang rentenir yang memberikan pinjaman kepada warga desanya dengan bunga yang sangat tinggi, bila tidak bisa membayar, maka rumah atau kebun yang menjadi jaminan akan diambil oleh Sunyali secara paksa.Itulah kenapa warga Desa Bayan tidak banya
Read more
Ajian Serat Jiwa - 12
Ingatan Lurah Sunyali kembali belasan tahun yang lalu, hingga akhirnya wajah Lurah Sunyali kembali berubah saat mengingatnya.“Sinden Wika, hemm... pantas saja aku merasa kenal dengan wajahmu, ada hubungan apa kau dengannya ?!!!” ucap Lurah Sunyali lagi.“Dia adalah ibuku, dan hari ini aku akan menuntut balas atas apa yang kau lakukan dulu” ucap Wika lagi terlihat mengepalkan kedua tangannya. Melihat gelagat itu, kedua centeng yang menjadi pengawal Lurah Sunyali tampak maju kedepan, menjadi perisai dan pelindung bagi Lurah Sunyali.“Tangkap dia, jangan dibunuh, aku ingin menikmati tubuh dan kecantikannya” ucap Lurah Sunyali lagi dengan senyum angkuhnya.Para centeng yang berjumlah 10 orang itu alngsung bergerak mengepung dengan menghunus senjata masing-masing. Ada yang mengganakan golok, pedang, clurit, rantai berduri, tombak dan gada berduri.Wika sendiri tampak tak gentar melihat pengepungan dirinya.&ld
Read more
Ajian Serat Jiwa - 13
Ditempatnya Wika terlihat tersenyum sinis. Lalu dengan tenang, Wika mengangkat kedua tangannya, membentuk gerakan ular.“Jurus Tangan Ularku akan mengalahkan jurusmu !!” ucap Wika dengan mantap.“Sombong, hyyaattt !!!” pendekar elang melesat kedepan dengan ganasnya.“Hiiaattt !!”Wika tak mau kalah, tubuhnya ikut berkelebat kedepan.Cakar elang bertemu dengan tangan ular.Wuuutt !Wuuutt !Keduanya bertarung sengit. Dalam beberapa gebrakan kedepan saja, jurus-jurus Wika terlihat lebih unggul. Hal ini tentu saja mengherankan bagi kedua pendekar elang. Bahkan saat memasuki jurus ke 42.Duukk !Patukan tangan ular Wika berhasil menghantam dada sebelah kiri pendekar elang, hingga membuat pendekar elang itu terjengkang kebelakang. Untung saja pendekar elang melindungi tubuhnya dengan tenaga dalamnya yang cukup tinggi hingga dirinya tidak sampai pingsan terkapar seperti yang lain.
Read more
97. Bidadari Pulau Ular - 1
KEMANGI, sebuah kadipaten yang cukup ramai penduduknya, karena kadipaten ini sering menjadi tempat singgah sementara bagi para pedagang-pedagang yang ingin singgah sebentar sebelum melanjutkan perjalanan. Kadipaten Kemangi berada ditepian sebuah sungai yang cukup lebar sehingga bisa dilewati oleh kapal-kapal pedagang yang cukup besar. Hari ini Kadipaten Kemangi dibuat gempar dengan berita tewasnya Lurah Sunyali di desa Bayan yang merupakan bagian dari Kadipaten Kemangi. Lurah Sunyali tewas dengan cara yang amat menggenaskan, dimana kepalanya dipenggal dan digantung di pintu gerbang desa. Semua masyarakat desa bayan menyaksikan hal itu. Dari kabar yang beredar, para pendekar bayaran yang selamat dari pertarungan dengan gadis cantik itu menceritakan kalau gadis itu berasal dari pulau ular, sehingga banyak yang memberikan julukan kepadanya sebagai Bidadari Pulau Ular. Dan berita ini dengan cepat menyebar dari mulut ke mulut hingga sampai ke Kadipaten Kemangi yang dipimp
Read more
Bidadari Pulau Ular - 2
Si sosok bercaping tampak dengan tenang melepas capingnya, keremangan malam memperlihatkan raut wajahnya yang manis, cantik dan jelita.“Jadi kau yang berjuluk Bidadari Pulau Ular itu ?” tanya sujito lagi.Gadis yang memang tak lain adalah Wika Putri hanya tampak tersenyum sinis.“Aku tidak memiliki urusan dengan kalian, menyingkir dari hadapanku atau mati !!!” ucap Wika dingin.“Ha ha ha...!!!” Sepasang Pendekar Racun terlihat tertawa dengan keras.Sujiwo tampak maju.“Anak kemarin sore sepertimu jangan banyak lagak dihadapan kami, Sepasang Pendekar Racun” ucap Sujiwo lagi dengan keras.“Huh !! apakah nama besar kalian sebesar mulut kalian” ucap Wika sinis hingga membuat wajah kedua pendekar racun ini memerah.“Kakang, biar aku yang memberi pelajaran gadis bau kencur ini !!” ucap Sujiwo meminta persetujuan Sujito.“Berhati-hatilah Sujiwo&rdquo
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
258
DMCA.com Protection Status