All Chapters of Pesta Pembuahan: Chapter 1 - Chapter 10

12 Chapters

Bab 1 - Malam Pertemuan

Bab 1 - Selena LyraEntah bangsa setan mana yang telah merasuk ke relung jiwaku. Meski sudah tahu resikonya, aku nekat melibasnya. Entah ke mana perginya Selena si anak culun nan bersahaja yang mampu menghabiskan sepanjang hari di balik buku fiksi ketimbang menghadiri pesta buah-buahan. Terdengar lucu, tapi begitulah cara sahabatku menyamarkan judul acaranya yang sangat mewakili konsep tak senonoh di pesta itu.Melihat keceriaan si pengemudi mobil SUV merek termasyur bernama Gita Nugroho praktis, kian memperparah kengerian di hatiku. Tak biasanya dia begini. Melibas jalanan sembari tiada henti menyeringai dan menyenandungkan lagu Hurt So Good milik Astrid, penyanyi perempuan remaja asal Norwegia. Sebenarnya lagu ini sangat enak didengar,  berhubung Gita membawakan dengan gaya suara ala tikus kejepit jadi ya ... agak menggelikan di telinga.“Lo yakin status pernikahan gue enggak bakal terbongkar di sana?” tanyaku cemas.
Read more

Bab 2 - Pria Agresif

Bab 2 – Selena LyraAndai saja aku tidak pernah tidur di kelas bahasa inggris, aku pasti tidak akan salah paham mengira Gita sedang menjelek-jelekkanku di depan El. Entah apa yang Gita bisikan di telinga El, pria itu kemudian menyingkir dengan cara berjalan mundur tanpa melepas tatapannya dariku. Awalnya aku mengira dia punya kebiasaan menyentuh wanita yang baru dia kenal sebagai upaya mengakrabkan diri. Namun bila kucermati, caranya mengawasiku seperti aku pernah berbuat dosa tak terampuni padanya. Meskipun sedang sibuk menyesap minuman di gelas highball, matanya tetap saja terpaku padaku.“Selamat datang di pesta pembuahan.” Lantunan suara merdu yang bersumber dari pusat ruangan menggema memberi sambutan. Ametika Putri, biasa dipanggil Madam Ame yakni, wanita yang sudah membesarkan sahabat seperjuanganku sejak di panti asuhan hingga sedewasa ini. Beliau berjiwa independen sehingga enggan berkomitmen dalam bentuk apapun. Sel
Read more

Bab 3 - Mendiang Natty

 Bab 3 – Selena Lyra “Siapa Netty?” tanyaku kepada Gita tanpa basa-basi.Sesudah mandi dan mengenakan bathrobe, aku duduk memperhatikan Gita di depan kaca rias. Dia menyisir rambut sepinggulku yang basah sekaligus memoles wajahku dengan riasan natural.“Mendiang calon istrinya. Natty dan janinnya meninggal seminggu sebelum pernikahan mereka berlangsung.” Gita mengambil hairdryer dan menyalakannya. Suara bising dari mesin pengering rambut langsung memonopoli percakapan kami.Lantas, kenapa dia memanggilku Natty? Apa aku mengingatkannya dengan mendiang Natty? Reaksi kaget El saat pertama kali melihatku menjadi kesan yang sulit kuabaikan. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana harus kehilangan orang yang kita cintai tatkala cinta sudah mengakar kuat dan tumbuh liar sampai sulit dibabat. Berjuang melewati hari-hari melelahkan sembari menanti penggantinya bila beruntung.
Read more

Bab 4 - Masuk Perangkap

Bab 4 – Elmond Blueray Aku senang bahwa Dewi Fortuna berangsur-angsur menyuplai keberuntungan padaku. Aku baru saja berniat pergi mencari Selena, tak disangka dia malah datang kepadaku dan hebatnya lagi dia hanya mengenakan bathrobe yang semakin mendongkrak intensitas pesonanya. Benar kata Gita, dia bukanlah Natty yang suka ingkar janji. “Gita tidak ada di manapun,” cicitnya sambil menatapku ketakutan. Reaksi manis yang semakin membuat kerinduanku membuncah. Dia pasti berpikir aku memperdayanya padahal aku hanya berusaha mendukung alibi yang susah payah dia bangun demi kembali kemari. Andai dia tahu bahwa dia tidak perlu repot menggunakan Gita sebagai alasan untuk datang kepadaku. Entah kenapa, meski aku sangat merindukan Natty-ku yang nakal dan serba agresif di ranjang, tapi jenis wanita penakut yang satu ini malah membangkitkan rasa penasaranku. “Oh ya?” pungkasku pura-pura terkejut. “Maaf, alkohol membuat
Read more

Bab 5 - Jalan Buntu

Bab 5 – Selena Lyra Tuhan ... aku harus bagaimana sekarang? Betapa kurang ajarnya El yang terus menerus menempelkan tubuhnya padaku. Dia tidak peduli bila aku terang-terangan menolaknya. Tidak, dia tidak boleh dibiarkan mengambil kendali atasku. "Aaaarrrghhh!" pekiknya setelah aku mendengkul pangkal pahanya. Masa bodoh bila dia cedera yang penting aku bisa lepas dulu dari dekapanya. "Apa kamu penganut sadisme?" tuduhnya berapi-api. Kedua tangannya memegangi pangkal paha dan rautnya jelas menahan derita. "Kamu sendiri ... kenapa terus menerus melecehkanku? Kamu pikir karena kamu sepupu Gita lantas kamu bebas menggerayangiku begitu?" serangku balik. Dia harus tahu, di mana bumi dipijak, di situ langit dijujung. "Aku ... melecehkanmu?" Dia mengulang dakwaanku sambil menunjuk dadanya jelas tidak merasa demikian. "Kamu sudah tahu kan tujuan pesta ini diadakan?" "Yaaa ... karena aku tahu mangkanya aku bisa bicara seperti
Read more

Bab 6 - Mencari Celah Tikus

Bab 6 – Elmond Blueray Aku terpingkal-pingkal dalam hati ketika Selena lintang pukang mengejarku. Aku sengaja berjalan santai, tapi jangkauan kaki jenjangku memang bukan tandingannya. Sehingga di pertengahan, aku berhenti di tempat, pura-pura mengecek layar ponsel. “Elmond aku mohon dengarkan aku?” sergahnya terengah-engah seraya menarik bagian belakang tuxedoku. “Memangnya dari tadi aku tidak mendengarkanmu?” timpalku enteng. Dia tertegun sesaat kemudian menggeleng heboh. “Bukan, maksudku … bisakah kamu mengganti permintaanmu? Mungkin ada barang mewah yang ingin kamu beli?” Jadi dia berencana menyuapku dengan barang mewah untuk mengganti permintaanku bermain bersamanya di ranjang. Sungguh penolakan yang teramat keji. Mau tak mau, aku harus percaya bahwa dia sudah menikah sekaligus tipe istri yang setia. Sial, aku jadi semakin ingin memilikinya. Bila aku tidak ditakdirkan untuk bersama Natty, kenapa semesta mempermaink
Read more

Bab 7- Titik Penentuan

Bab 7 – Selena Lyra El begitu tenang membaca bersamaku. Dia bahkan, tidak menyadari aku memperhatikan bulu mata lentiknya bergetar setiap kali pupil birunya bergeser konstan. Tak perlu waktu lama bagiku menetapkan El sebagai bibliophagist yang anti melewatkan apapun. Dia membaca kata perkata, dan meresapi setiap situasi yang diciptakan oleh narasi dan dialog. Dia bahkan, sempat memukul punggung tanganku tatkala aku mendahuluinya membalik halaman. Lalu kami sampai pada bagian di mana sang tokoh utama wanita, bercinta dengan tokoh utama laki-laki dalam kondisi setengah mabuk. Karena aku yakin, bila mereka mabuk berat, mereka akan kesulitan menyelesaikan permainan hingga mencapai klimaks. Aku melepas fokusku, dan menggeser buku sepenuhnya ke arah El. Aku membiarkannya menguasai buku itu. Dia sempat menoleh kaget padaku, tapi secepat kilat kembali fokus ke buku. Akhirnya, ada juga hal di dunia ini yang mampu mengalihkan perhatiannya dariku. Dan t
Read more

Bab 8 - Penyatuan

Bab 8 ~ Elmond Blueray Dia bisa saja berbohong padaku, misalnya dengan mengatakan, aku bahagia dengan pernikahanku, lebih dari yang bisa kamu bayangkan. Namun, Selena membisu, kepalanya yang menoleh ke samping, perlahan berbalik ke depan lalu menduduk. Sontak, hatiku pun bersyukur, meski dia tidak menjawab, reaksinya atas pertanyaanku, membangkitkan asaku. Aku beringsut di ceruk lehernya, menikmati keharuman jasmine di surai serta kulitnya. Selena mematung, dan pada detik ini, aku penasaran terhadap apa yang tengah dia rasakan. Terutama mengenai sentuhan, apakah dia menyukai caraku menyentuhnya? “El, aku wanita yang sudah bersuami," lirihnya melarangku mengeksplorasinya. Dia menggeliat bangkit, tapi aku menahannya. “Aku mohon, tinggalkan dia Selena! Aku lebih tahu cara membahagiakanmu,” bujukku. Aku tidak bisa menahan air mataku untuk tidak merebak, aku benar-benar tidak ingin kehilangan yang satu ini.
Read more

Bab 9 - Perang Batin

Bab 9 - Selena LyraMenyeramkan rasanya melihat sisi lain El yang menyerupai macan kelaparan. Akan tetapi, aku tidak kuasa melawan bahkan, untuk sekadar berteriak meminta tolong. El memonopoli seluruh kinerja tubuhku, jiwaku. Terlebih peringatannya barusan, membuatku mengingat hal-hal mengerikan yang sebelum ini sudah kusaksikan di banyak media informasi. Tentang robeknya lubang senggama seorang gadis korban pemerkosaan yang otomatis membuatku menangis ngeri, tentang pembunuhan setelah persetubuhan brutal, sungguh, diam adalah gagasan terbaik bagiku saat ini.El mendaratkan kecupan di keningku, intens dan lama. Aku bisa merasakan kehangatan menjalar dari titik itu ke seluruh tubuh dan berangsur-angsur mengalihkan rasa perih pada area intimku."Aku akan mulai bergerak!" pamitnya sebelum meninggalkan keningku.Pinggul El bergerak mundur secara lambat, menarik tubuhku ikut bersamanya. Tanpa bisa kutahan, rint
Read more

Bab 10 - Situasi Menguntungkan

Bab 10 - Elmond Blueray Aku duduk belunjur di karpet sambil menyandarkan punggung di tepi sofa. Material sofa yang terbuat dari oscar mengkilap serta tanpa pori-pori, membuat permukaan kulit punggungku lengket sekaligus menggigil. Beberapa kali aku mencoba membetulkan posisi duduk, berharap usahaku dapat mengurangi rasa tak nyaman pada punggungku, tapi percuma.    Semoga saja, aktifitas bercinta yang kulakukan secara spontanitas dengan Selena tidak berdampak buruk bagi persendianku. Mengingat aku baru dua minggu berjalan tanpa bantuan tongkat. Sensasi nyeri masih kerap menyergap kedua tungkaiku yang sempat lumpuh selama dua tahun terakhir. Khususnya bila aku terlalu aktif bergerak.    Lucu rasanya bila mengenang masa-masa tersulit dalam hidupku di mana aku menghabiskan energi dan waktu untuk menangisi Natty. Sebenarnya sekarang pun masih, tapi tidak sehisteris dan seintens dulu. Hanya bila aku berada dalam mode kesepian
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status