Home / Fantasi / Guardians of Shan / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Guardians of Shan: Chapter 111 - Chapter 120

202 Chapters

Guardian dan Gigantropy - 7

Aku berbaring di kasurku beberapa jam setelahnya, tanpa disambut oleh Safir yang juga tidak jelas kabarnya. Aku memakai piama sederhana berwarna putih yang sudah disediakan. Tidak heran karena sudah pasti telah ada sejak Ezekiel mendengar kabar tentangku. Aku tahu ketika iseng membuka lemari dan menemukan beberapa pakaian yang cocok. Mungkin saja ini pakaian untuk saudarinya atau dia yang begitu siap menyambutku. Kutanyakan nanti ketika ia pulang untuk memastikan.Seusai berganti, aku langsung berbaring. Aku tidak mencemaskan keamanan lantaran kamarku sendiri sudah tersedia kunci sementara uangnya ada di sisiku. Belum pernah aku merasa sesantai ini. Barangkali bawaan aura dari Ezekiel, meski dia jelas sudah membuat seseorang marah padanya waktu itu. Tapi, aku sudah melihat kepribadian itu pada Mariam. Jadi, hal ini sudah lumrah terjadi meski kadang aku ingin menegur sesekali. Sesekali yang bahkan hampir tidak sama sekali.Aku dengar bunyi pintu terbuka.Aku lan
last updateLast Updated : 2022-04-19
Read more

Guardian dan Gigantropy - 8

Kota Adrus, seperti yang kujelaskan sebelumnya, tidak beda jauh dibandingkan Ezilis. Beberapa warga yang kulihat lebih tampak seperti manusia ketimbang yang di Aibarab. Sebagian besar berkulit pucat dan kebanyakan lebih rendah dari rata-rata orang Aibarab. Meski demikian, aku yakin kekuatan sihir mereka tidak kalah dari masyarakat yang biasa kulihat. Sambil menggenggam tas kecilku, aku menyusuri jalanan seorang diri. Baru kali ini aku benar-benar sendirian tanpa dikawal. Memang ini merupakan pengalaman langka, tapi aku kurang nyaman apalagi jika berada di tempat asing. Dari segi penampilan, aku memang seperti kebanyakan orang. Tapi, masih lemah di sihir. Meski sudah hidup berdampingan dengan makhluk sihir pun aku masih tidak bisa. Kecuali ilmu perdukunan yang takut diterapkan karena kebanyakan berurusan dengan jin atau iblis yang pada dasarnya musuh kami. Kecuali Zahra tentunya.Para warga di sini, untungnya, tidak menatapku terlalu lama melainkan sekilas. Mereka antar
last updateLast Updated : 2022-04-20
Read more

Guardian dan Gigantropy - 9

"Menghilang?" Ezekiel membeo. "Ya, terakhir kudengar, mereka mencarimu," kata Ascella. "Kamu ada klien lain?"Aneh, padahal malam kemarin tampak baik-baik saja. Pelindungku mungkin sedang berburu Gigantropy, tapi tidak pernah membahas kliennya lagi. Apa aku harus bicara? Tidak, aku tidak ingin keceplosan. Barangkali bisa dijawab oleh pelindungku lain waktu."Terakhir kabarnya sedang bikin kontrak," ujar Ezekiel. "Malam itu, dia memberi uang muka lalu pergi." "Dia pergi ke mana?" tanya Ascella. "Itu privasinya," balas Ezekiel. "Kalau mau mencarinya, mending lapor ke polisi saja." "Aku tahu dia menemuimu karena tahu sesuatu," kata Ascella. "Dia tahu tentangmu." "Semua orang di kota ini tahu siapa," balas Ezekiel. "Gue populer, lho." "Bukan begitu!" sanggah Ascella. "Dia tahu identitasmu." "Ya, gue Pemburu Sihir."Saat itulah, aku terkejut melihatnya langsung mengubah gaya bicara seperti sedia kala. Ascella tampaknya tidak merisaukan
last updateLast Updated : 2022-04-22
Read more

Guardian dan Gigantropy - 10

"Lari! Gigantropy!"Api biru telah membakar taman. Sebagian telah berlari menyelamatkan diri. Sementara sebagiannya lagi justru terdiam menyaksikan apa gerangan yang terjadi. Untungnya belum terlihat ada yang terbakar.Tidak ada raungan seperti yang kubayangkan, justru hanya dentuman bunyi akibat langkah kaki raksasa disertai jeritan korbannya yang ketakutan.Aku hanya bisa terpaku. Entah kenapa kaki tidak ingin bergerak kala bahaya berdiri tepat di depanku. Padahal sebelumnya aku biasa memacu langkah saat bahaya mengintai dan kini malah justru terpaku bagai patung.Saat itulah, semburan api biru menyebar ke segala arah hingga menciptakan neraka kecil di tengah kota. Terlihat indah namun mematikan di saat yang sama.Aneh, kenapa terasa tidak asing?Aku jadi ingat yang menyambutku pertama kali di Arosia. Bukan, itu api merah. Tapi, kenapa aku seakan kenal dengan ini?Count punya api hitam, sama dengan Akram. Tapi ini berbeda. Bisa jadi ini api berasal
last updateLast Updated : 2022-04-23
Read more

Bab A

«Liliane» Dad bersandar di sisi jendela, matanya hampir tertutup serta pandangan kosong menunjukkan betapa lesanya beliau. Kami baru saja memesan kereta untuk berkunjung, rumah target sebentar lagi muncul. Seusai mendapatkan rumah sementara, kami lalu makan di restaurant, Dad langsung mengajakku bertemu dengan seseorang. "Dad, dari mana dapat rumah secepat itu?" ujarku yang bersandar di sisinya. "Kita baru sampai di sini." Ia tersenyum bangga dan menepuk kepalaku dengan gemas. "Hebat, 'kan, ayahmu ini?" Aku hanya mengiakan. Kalau ada sihir, sudah pasti kami dapat rumah baru seperti bivak alam sederhana. Namun, kini Dad hanya mengandalkan ilmu dan uang seadanya. "Lumayan, bisa buat besok," ujarnya merujuk pada uang saku kami. "Besok, aku akan melamar kerja ke wanita itu." "Kenalanmu?" tebakku. "Tidak juga," jawabnya. "Memang, aku dulu pernah mengenalnya saat masih bujangan. Tapi ... Yah, begitu." Aku paham, ia sengaja merahasiakannya. Takut jika sopir mendengar. Aku memandang
last updateLast Updated : 2022-05-30
Read more

Pemburu Sihir - 1

Ezekiel bilang, dia akan mengirim buku penuh coretan ini kepada Ascella. Meski kesannya seperti memberi hadiah dengan niat terselubung. Seusai kejadian tadi, aku sedikit kecewa melihat pelindungku tidak mendapatkan upah karena kulihat dia pulang dengan tangan kosong dan malah berbaring di sofa.Aku sampaikan protesku. "Mereka tidak berterima kasih sama sekali? Padahal mereka tidak bisa lari dari kejaran Gigantropy dan justru tidak menghargai usahamu."Ezekiel yang tengah berbaring di sofanya masih asyik dengan gawai. "Sudah, Putri. Gue sudah dapat upah meski dari ceceran.""Hah?""Beberapa tadi kehilangan uang di jalan, 'kan?" balas Ezekiel. "Nah, begitu saja cukup, kok."Aku hendak protes, tapi tidak punya alasan kuat. Sangat janggal jika penduduk kota ini tidak menghargai usaha Ezekiel padahal dia bisa saja mencegah lebih banyak kematian, sedikit saja terlambat bisa fatal. Barangkali di lain waktu ia bisa melindungi semua orang. Aku percaya itu."Lagian gue juga enggak sempet bunuh
last updateLast Updated : 2022-06-05
Read more

Pemburu Sihir - 2

"Putri."Terdengar suara di balik kegelapan malam."Putri."Mataku masih terlalu berat, terpaksa kubalas dengan segenap tenaga. "Ya?""Lo tadi yang selimutin gue?"Aku mengiakan, malas mempermasalahkan jika Ezekiel protes."Makasih, ya." Hanya dengan itu, kurasakan selembar kain menutupi badanku. Dia ternyata menyelimutiku juga, barangkali mengembalikan kain tadi lantaran tidak memakai.Lalu, kurasakan dia duduk di sisiku."Gue tadi enggak sengaja tidur," ujarnya.Aku mengiakan, masih mengantuk."Lalu bangun-bangun gue kaget ternyata lo kasih gue selimut," ujarnya. "Lo manis juga, ya."Aku lagi-lagi mengiakan. Sudahlah, lebih baik tidur sebelum dia terlalu memuji."Gue enggak pernah ketemu orang semanis lo."Lihat? Dia sudah mulai memuji dan pasti akan semakin parah."Gue tahunya mereka cuma ikutin aturan ala gue, paham, 'kan? Kalau belum, nanti kukasih tahu.""Tidak perlu," balasku malas.Ezekiel melanjutkan. "Serius, lo dulu pas di Shan sangat manis malah. Sekarang saja rada beda.
last updateLast Updated : 2022-06-15
Read more

Pemburu Sihir - 3

"Kalau begitu, kenapa tidak tolak saja?" tanyaku. "Kalau tidak ikhlas begitu.""Gue bukannya enggak ikhlas, Putri," ujar Ezekiel sambil kembali berbaring di sofa. "Tapi, gue terbiasa melihat penyihir kerja sendirian. Kalau berkelompok biasanya bakal kacau.""Memangnya kenapa?" heranku. "Kalian, Guardian, juga berkelompok, bukan?""Kami biasanya kerja sendiri, kok," sanggah Ezekiel. "Kami bakal bergabung kalau kepepet.""Begitu." Aku bersedekap, setengah percaya dan tidak.Biasanya kulihat memang kadang mereka bertarung berkelompok saat bersamaku. Tapi, ucapannya memang ada benarnya. Saat kali pertama mengenal mereka, memang lebih sering bertarung sendiri sementara aku berusaha menghindari bahaya. Sementara bekerja sama hanya terjadi sesekali jika Zibaq berbuat onar. Lantas, kenapa Ezekiel menerima tawaran dari Helia untuk bekerja sama?Ezekiel mengiakan lalu mengubah topik. "Cara bocah itu menatap lo benar-benar meresahkan.""Iya, kah?" Aku bahkan tidak tahu jika Ascella menatapku sel
last updateLast Updated : 2022-06-15
Read more

Pemburu Sihir - 4

Tanganku refleks mencengkeram erat pasak, mengarahkannya ke jantung makhluk itu sebelum terjatuh.Bruk!Aku jatuh sambil tetap mempertahankan posisi pasak menghadap dada makhluk tadi.Terdengar bunyi geraman dan jeritan memekakan telinga.Geligi tajam menghias pandangan selagi aku berjuang memastikan benda itu tidak menusukku.Matanya besar, tampak dipenuhi warna hitam tanpa pupil seakan tidak bernyawa tapi dikendalikan oleh sesuatu yang jahat. Badannya kurus tanpa busana, lengkap dengan jemari panjang yang tadi nyaris mematahkan leher.Krak!Aku berhasil menusuk dadanya, meski tidak begitu dalam.Keluar cairan merah gelap membanjiri tangan dan pakaianku. Disertai bau amis yang menyengat.Aku menahan mual dan menarik kembali pasak itu meski makhluk tadi memberontak.Krak!Dengan cepat aku tusuk matanya agar tidak bisa melihatku.Aku bergegas berdiri dan lari meninggalkan pasak itu menancap di salah satu bola matanya. Jika aku mengulur waktu, sudah pasti aku akan dimangsa olehnya.Makh
last updateLast Updated : 2022-06-15
Read more

Pemburu Sihir - 5

"Ini rumahmu?" tanyaku dengan pelan setibanya kami di sebuah tempat. Tanganku masih mengenggam tangannya, dan itu terasa dingin.Darren mengiakan. Kuharap dia tidak menyadari betapa dinginnya tanganku. Perburuan monster pertamaku sukses membuatku gugup bahkan setelah selamat sekali pun. Sedikit memalukan memang, pergi sendiri lalu diselamatkan. Rasanya lebih baik aku bersama mereka sedari awal, bukan memencar. Ah, Safir ini, main pergi saja.Darren melanjutkan langkah, sepertinya dia tidak menyadari gelagatku. Atau barangkali berpura-pura tidak menyadari. Duh, malunya.Seperti kebanyakan rumah di sini, rumah Darren terbuat dari batu bata dan sedikit menjorok ke tanah lengkap dengan pagar kawat berduri mengelilingi. Aku tahu betul fungsi utamanya untuk melindungi diri dari terkaman monster sekitar. Menyadari bahwa seluruh penduduk setiap daerah di dunia ini tidak ada amannya. Yang punya rumah saja dihantui, apalagi yang tidak punya sama sekali.Aku juga tidak tahu persis status keuan
last updateLast Updated : 2022-06-23
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
21
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status