Home / Lain / Renungan Kasih Ibu / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Renungan Kasih Ibu: Chapter 1 - Chapter 10

32 Chapters

Ibuku adalah malaikatku

Ibuku seperti malaikat yang telah diturunkan dari surga, untuk melindungi anak-anaknya, ibu adalah kesayanganku, ibuku merupakan seseorang yang paling baik di dunia ini. Setiap hari dia selalu bangun jam setengah 3 tengah malam untuk melaksanakan sholat tahajud guna berdoa untuk kesuksesan anak-anaknya, menyiapkan sarapan pagi untuk bapak, aku, dan adik-adikku. Setelah semuanya usai dilaksanakan ibuku menyiapkan diri untuk melangkahkan kakinya menuju sawah untuk membantu bapak.Keringat deras bercucuran di seluruh tubuhnya, tidak mengenal capek dan tanpa mengenal waktu, itu semuanya dilaksanakan demi untuk membiayai sekolah aku dan adik-adikku. Bahkan sampai-sampai ibuku sering telat makan disebabkan kerjanya yang sangat giat, dia sering menolak apabila diajak makan dikarenakan masih banyak pekerjaan yang harus di selesaikan.Suatu hari ibuku sedang mengalami sakit, dia hanya mampu berbaring di tempat tidur saja. Dia tetap bersi keras untuk melangkahkan kakinya menuju sawa
Read more

Mukena Untuk Ibu

Sinta adalah seorang janda yang telah ditinggal mati oleh suaminya yang bermata pencaharian sebagai seorang nelayan dan juga seorang ibu rumah tangga yang mempunyai dua anak. Sampai saat ini dia masih belum mengetahui kondisi suaminya tersebut. Jasadnya masih belum berhasil diketemuan selama bertahun-tahun lamanya setelah peristiwa kecelakaan kapal sudah terjadi. Sinta telah berkomitmen bila dia masih melihat jasad suaminya itu dengan sendiri dia berpendapat bahwa suaminya masih belum meninggal.Ucapan Sinta mengharapkan bila keajaiban tersebut tiba dan membawa suami pulang kerumah dengan keadaan selamat “Bila aku masih belum menemukan suamiku dengan usahaku sendiri. Aku akan tetap menunggu dia sampai bertahun-tahun lamanya bahkan sampai malaikat maut akan mencabut nyawaku”Sinta benar-benar merasa tidak tenang saat itu. Dialah yang telah mengantarkan suaminya pergi menuju ke kapalnya untuk mencari ikan di pagi yang indah itu. Pada saat itu Sinta telah berpesan
Read more

Semoga Ibu mau memaafkan aku

Malam ini benar-benar dingin sekali sebab angin telah berhembus mengenai pohon-pohon yang ada di rumah semuanya bergerak mengikuti nada angin yang sedang berhembus tersebut, orang-orang melindungi dirinya masing-masing dengan mengenakan selimut yang sangat hangat, kecuali mereka yang masih muda yang penampilannya menyepelekan dan sedang mengenggam kartu remi di tangan kanannya dan tidak lupa miras berada di tangan kirinya. “Iya akhirnya aku menang”“Huuuh kamu curang” ujar sahabat-sahabat pemuda tersebutPara pemuda itu jalan sempoyongan menuju rumah masing-masing secara perlahan dengan wajahnya yang sangat gembira karena habis menang judi. Tangannya yang sangat kekar mengetuk pintu kayu yang telah rapuh.“Tolong buka pintunya!” “Iya sebentar, astgfirullah Rayhan kamu main judi lagi Nak?”“Iya ibu aku menag ini uangnya sangat banyak”“Tolong kamu buang uang itu, itu adalah uang har
Read more

Untuk Ibu

Dalam ruangan khusus yang sangat tidak luas, Diana adalah seorang perempuan yang tengah meringkuk di sudut ruangan. Dia sedang menangis sesegukan saat mengingat kejadian itu, dia pun mengabaikan sekitarnya yang terdapat bintang kecil menjijikan. Peristiwa itu telah terjadi tiga tahun lalu, dimana seorang bapak telah berupaya menyelamatkan dirinya dari reruntuhan gempa bumi, yang mengakibatkan bapaknya menghembuskan nafas terakhir. Ibunya menjadi semakin tidak menyukainya. Mulai saat itulah ruangan itu telah menjadi kamarnya. Sebuah kamar yang hanya terbuat dari kardus dan selimut menjadi penghangat saat itu dia sedang bersedih. “Dasar anak sialan, gara-gara kamu suamiku menghembuskan nafas terakhirnya”Ucapan ibu terus teringat di kepalanya. Dia tidak mengingkan hal ini terjadi. Diana hanya mau ibunya tidak membencinya. Ketukan pintu dari luar telah menyadarkan Diana dari lamunannya. Muncullah seorang perempuan paruh baya telah memasuki ruangan tersebut
Read more

Kata Terakhir Untuk Ibu

Ada seorang ibu yang berkata kepada anaknya yang memiliki bentuk fisik yang tidak sempurna “Pergilah kamu, kamu itu bukan anakku” dia itu bernama Maylina Tasha yang biasa di sapa akrab May. Dia adalah anak dari pasangan Ferdi dan Yusni yang hidup serba kekurangan dan tinggal di kota besar yakni Semarang. May telah lahir secara prematur mengakibatkan kondisi fisiknya tidak sempurna bahkan ketika lahir pun terdapat suatu keanehan yang telah terjadi, dia lahir tanpa adanya tangisan. Dia telah di vonis mengidap bisu setelah melalui proses pemeriksaan beberapa dokter. Sifat ibunya telah berubah sejak mengetahui anaknya bisu, bahkan dia sudah tidak mengakui May sebagai anak kandungnya. Berbeda dengan Ferdi bapaknya, meskipun dia tahu bahwa anaknya itu bisu, dia tetap memberikan kasih sayang kepadanya sebagai bapak kandung. Saat ini May telah tumbuh menjadi seorang anak yang selalu tegar dan selalu ceria, usianya saat ini menginjak delapan tahun, meskipun dia bisu dia tid
Read more

Ibuku Hebat

Aku adalah seorang siswa SMP, namaku adalah Adelia Azzahra, panggilanku adalah Adel. Dalam keluargaku, aku adalah anak tunggal dari kedua orang tuaku. Mereka sangat mencintaiku dan setiap hari kita selalu meluangkan waktu bersama-sama.Pada saat aku mulai masa-masa pergaulan dan mulai meminta sesuatu yang macam-macam yang segera aku dapatkan, aku pernah merasa sangat kesal sama ibuku tanpa sebab yang pasti. Ketika ibuku menasihatiku aku selalu melawan, aku selalu mengamuk-ngamuk dengan dia, bahkan apabila permintaanku kepada ibu selalu ditunda-tunda olehnya, aku sangat marah sekali bahkan sampai-sampai barang-barang disekitar rumah telah diobark-abrik olehku tepat dihadapan ibu. Walaupun aku sering melawan dan mengamuk-ngamuk, ibuku tidak marah dan mengucapkan kepadaku “Nak yang sabar, besok pasti ibu kasih” sambil merapikan barang-barang yang telah ku obrak-abrik.Aku semakin marah kepada ibuku namun tidak berapa lama kemudian bapakku telah datang &ldquo
Read more

Ibuku Jangan Cerewet Terus

Hallo perkenalkan namaku adalah Susi aku adalah anak yang kelima dari lima bersaudara yang menetap di pedesaan tertinggal. Aku telah berusia dua belas tahun dan masih bersekolah di Sekolah Dasar (SD). Aku selalu melaksanakan tugas rumah dan sekaligus tugas sekolah. Tugas rumah memanglah sangat berat apabila dikerjakan oleh anak seusiaku terlebih sebabnya memang aku melaksanakannya pada saat aku mood saja.Ibu kandungku merupakan seseorang yang sangat disiplin peduli lingkungan, dan mencintai kebersihan. Bahkan ibuku merupakan seorang yang sangat cerewet sekali. Bukan hanya mengerjakan pekerjaan rumah tangga saja, seusai pulang sekolah ibuku selalu memintaku untuk membantu membuatkan kue untuk dijual. Ibuku jarang sekali marah sebabnya aku selalu membantu membuatkan kuenya dirumah. Semuanya itu harus terpaksa kulakukan sebabnya anak seusiaku lebih suka bermain dibandingkan membantu ibunya. Bahkan suatu saat ibuku pernah tidak memberikanku uang jajan sebabnya aku sangat bandel ti
Read more

Ulang Tahun Ibu

Tanggal 2 Mei adalah hari ulang tahun ibuku yang 95. Aku sangat bersyukur bahwa ibuku masih dikasih usia yang panjang. Usia itu bisa dibilang sudah cukup tua dan kadang terserang penyakit. Tidak banyak seseorang dapat mencapai usia itu. Akan tetapi ibuku masih sehat, penghilatannya, dan pendengarannya masih sangat tajam.Walalupun dia harus sering menggunakan kursi roda untuk melangkah, ibu masih dapat mengikuti berita melalu siaran langsung televisi maupun radio, terutama acara pegajian. Baru kira-kira empat setengah tahun terakhir ini ibu telah berhenti dari kegiatannya dalam organisasi PKK dan majelis taklim di tingkat desa.Aku merupakan anak sulung dari empat bersaudara. Semua saudaraku adalah perempuan. Menurut orang, kami cantik-cantik, berkulit putih, mungkin juga itu menurun dari ibu yang juga sangat cantik dan putih. Bila memandang foto ibu masa muda dahulu, walalupun foto berwarna hitam putih, memang ibu dahulu cantik seperti artis film. Bapakku telah meng
Read more

Piala Ini Kupersembahkan Untuk Ibu

Dengan tergesa-gesa, Riski telah berlari melewati halaman rumahnya. Dengan muka yang penuh gembira, baru kali ini seorang anak yang sedang duduk dibangku kelas 7 SMP tersebut memegang sebuah piala. Nampaknya dia sudah tidak sabar lagi untuk menunjukan piala kepada ibunya dan ingin membuktikan bahwa bakat sepak bola yang dia tekuni dapat membuahkan prestasi. “Ibuuu…aku pulang” ujar Riski setengah berteriak sambil membuka pintuRiski sangat tertegun, di bagian ruang tamu ada banyak sekali tetangga yang sedang duduk mengerumuni ibunya. Riski berupaya untuk melangkah lebih dekat. Beberapa langkah kemudian Riski telah memandang ibunya sedang sedih sambil memanggil-manggil namanya. “Ibu…mengapa ibu sedih? Ini aku Riski ibu…ini adalah piala yang aku janjikan sebelumnya, aku telah sukses menjadi juara satu ibu..” ujar Riski mulai dilanda kecemasan. Akan tetapi tidak ada seorang pun yang menanggap ucapannya, termasuk ibunya yang s
Read more

Ibuku Pengingatku

Aku akan selalu memanggilnya “Mamah” kepada seorang yang telah melahirkanku.“Sepatuku ditaruh dimana”“Loh kamu yang selalu memakai kok tanya mamah” ujar mamah yang sedang berada di dapurYa begitulah cara mamah mendidikku supaya aku menjadi anak yang dewasa, ya memang ibuku adalah insiatorku guruku yang tidak pernah kuakui bila dia adalah seorang guru. Cerita tentang ibuku banyak sekali yang ingin kuceritakan. Oh iya perkenalkan namaku adalah Rizal usiaku sekarang 22 tahun dan dengan usiaku yang saat ini sudah tidak mungkin kuceritakan ibuku dalam waktu yang beberapa tahun yang lalu dari tahun kelahiranku sampai sekarang sebab cerita ini sangat panjang dan dia benar-benar menginspirasiku. Dicerita ini aku hanya akan menceritakan beberapa bagian saja yang dapat dikatakan sangat menyemangatiku. Bahkan mungkin masih ada seseorang yang lain yang tidak menyadari betapa sangat menginspirasi sekali ibuku ini, namun bila kalian semua tida
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status