Setelah beberapa jam berlalu, usai melihat Sang Paman pergi setelah menerima pesan singkat, kini Ira tengah tertegun sambil memeluk kedua lututnya di atas ranjang. "Paman memang agak aneh sih, tapi... kayanya enggak juga," batin Ira bergelut dengan pikirannya sendiri. Semakin waktu berlalu, memang terasa perbedaan-perbedaan dari sikap Sang Paman semakin jelas, akan tetapi apakah itu sebuah tanda ketertarikan atau hanya ilusi saja? Padahal sejak terakhir kali bibir pria itu mengucap penolakan rasa, hati ini sudah perlahan mundur, berusaha menerima kasih dari hati yang pasti tak akan menyakiti seperti ini, tetapi semakin hari, rasa ini entah harus di bawa ke arah mana, selalu berubah-ubah setiap detiknya. Tok...tok...tok... Dentingan suara terdengar dari arah pintu sana, lalu Ira segera bangun melihat siapa di sana. "Hai," ucap seorang Pria berperawakan ideal tampan dan manis berdiri di hadapannya. Setelah melihat perawakan orang ini, Ira langsung teringat pada seseorang, sepertin
Huling Na-update : 2022-04-30 Magbasa pa