Kiel yang mendengar itu seketika menatap Ira serius."Kau yakin?" tanya Kiel."Ya, aku yakin," jawab Ira dengan suara bergetar."Reaksimu tak menunjukkannya tuh," timpal Kiel."Seharusnya kau bahagia bukan? Bukannya ingin melenyapkannya, kau tahu bagaimana reaksi Lingga jika tahu kalau kau mengandung anaknya kau seharusnya senang," ucap Kiel."Aku belum siap, tolong jangan katakan apa pun padanya, aku tidak ingin dia mendengar kabar ini," ucap Ira masih tertunduk sembari meremas kain celananya."Jangan aneh-aneh, aku akan mengatakannya sekarang," ucap Kiel sembari merogoh ponsel."Ku bilang jangan! Kau tidak mendengarkan aku," bentak Ira sembari menahan ponsel Kiel, wajah penuh derai air mata dia tampakkan seakan inilah titik kehancuran."Jangan lakukan ini...kau tidak mengerti..." ucap Ira di iringi tangisan.Ira menangis di depan semua pengunjung kafe, dan seketika beribu pandang mendarat di wajahnya, menjadikan Kiel tersangka di balik tangisan itu."Sudah-sudah kau membuatku tertek
Read more