Home / Romansa / My First Love is Paman (TAMAT) / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of My First Love is Paman (TAMAT): Chapter 51 - Chapter 60

101 Chapters

part 51 kelulusan

Hari kelulusanSetelah menempuh perjalanan beberapa menit dengan mobil, kini mereka telah tiba di sekolah, ketika langkah mungil gadis itu menginjak tanah, seluruh penjuru mata langsung tertuju padanya, ya Ira yang kerap kali mendapat sorot tajam dari teman sekelasnya, saat ini tengah di tatap dengan sorot yang berbeda, indah bukan ciptaan Tuhan ini yang kerap di hina itu?"Gila, dia Ira kan?""Dia bisa cantik juga ternyata.""Kalau dia cantik dari dulu seperti ini, pasti tidak akan ada yang hina dia.""Gua setuju sama Lo,""Eh dia sama siapa?"Bersamaan dengan itu, Lingga yang keluar sambil merapikan arlojinya juga tak kalah menawan, aura dalam dirinya terasa berbeda, walaupun hanya diam dan tak menampakkan senyum sedikit pun, cukup wajahnya saja sebagai penopang Lingga sudah mengalahkan pesona prince School di sekolah ini."Gila... dia siapa, kok ganteng.""Aura CEO guys,""Wajah dan tubuhnya bagus banget gila....""Minta tanda tangan ah."Ira yang mendengar desas-desus itu, seketik
Read more

part 52 malam bersama

DI RUMAHSetelah sampai, mereka langsung memasuki rumah secara bersamaan, Lingga yang tak melepas buku rapor dan kelulusan sejak tadi menarik rasa penasaran Ira yang semakin membesar."Memang seburuk apa si nilaiku, apa mungkin aku tidak lulus?" batin Ira cemas.Di tengah langkahnya tiba-tiba Lingga terhenti dan otomatis Ira pun ikut berhenti."Kau masak ya, aku lapar," ucap Lingga dan langsung pergi menuju kamarnya.Ira yang tak bisa menolak hanya bisa menurut."Apakah itu permintaan yang Paman maksud?" batin Ira bertanya.Setelah beberapa menit berlalu, Ira yang sudah bersih kembali, tengah memasak seperti biasa, satu hal yang tak pernah Lingga sadari sejak gadis itu menjadi juru masak pribadinya adalah pesona yang terpancar dalam dirinya, dan hanya terlihat dari belakang punggungnya saja. Gerakan tangan lihai bergerak seakan pada porsinya, belahan tengkuk yang sedikit terlihat, sungguh menarik dan tentu membuat Lingga seketika tersenyum."Kapan ya aku merasa tertarik ketika melihat
Read more

part 53 yang tak ku harapkan

PAGI HARI...Seperti biasa pagi cerah bersinar dari celah jendela luar, namun di pagi kali ini sungguh Ira di manjakan dengan sesuatu hal yang menakjubkan yang mungkin hanya dia dapatkan satu kali seumur hidup. Betapa indahnya wajah pria di hadapannya yang belum terbangun, terpejam diam namun berkarisma, tanpa pernah tahu, ternyata pamannya ini memiliki rahang yang tegas dengan alis yang tampak tebal namun tidak, tampak sangar namun juga tidak, ya begitulah jika tampan maka akan tampan, sulit untuk di jelaskan."Seandainya Paman tidak melarang aku untuk menyukainya, aku akan gas lah, orang tampan begini, sangat sulit untuk di tolak," batin Ira memandangi wajah Lingga tanpa bosan.Tak berselang lama, Ira perlahan pergi sambil menutupi Lingga dengan selimut hingga bahu, gadis itu bersiap untuk pergi memasak seperti biasa.Di sisi lain Lingga yang sejak tadi telah mendahului Ira bangun tengah tersenyum senang, puas sebab Ira memandangi wajahnya dengan begitu lama."Sepertinya aku masih
Read more

part 54 terlalu kecewa

Dalam keadaan hati yang kacau, Ira merogoh saku celananya berencana memanggil seseorang."Dri, ayo kita bertemu, sepertinya aku sudah baikkan," ucap Ira."Apakah kau benar-benar sembuh?""Ya, aku sangat sembuh, jadi bisakah sekarang kita bertemu?""Baiklah aku akan menunggumu di taman seperti biasa," "Oke, aku akan segera ke sana, sampai jumpa."Meninggalkan sejenak kesedihan beralih melampiaskan kekesalan, Ira keluar dari rumah sakit menuju sebuah tempat yang akan dia tuju.BEBERAPA JAM SEBELUMNYA....Lingga tengah berbincang dengan Samuel tentang perkembangan janin di dalam perut wanita yang tengah sarapan pagi di ranjang sana, setelah mengalami kecelakaan ketika jam kerja."Janinnya baik-baik saja, untuk sementara dia harus di rawat di sini, dan juga jangan terlalu lelah, jika Ibu hamil terlalu lelah itu akan berdampak buruk pada janinnya juga." Samuel menjelaskannya dengan saksama."Baik Om, terima kasih," ucap Lingga sopan, kemudian mendekati Agora.Kaki jenjangnya melangkah men
Read more

part 55 undangan

PAGI HARI...Hari yang suram tiba, undangan pernikahan dari Prof. Antony kini sudah tiba, namun Lingga yang tak sempat berbicara langsung dengan Ira, menyimpan secarik kertas di ruang makan, tempat mereka selalu bertemu, pasalnya kesibukan di perusahaan menjadikan kendala baginya dan juga perasaannya.Ira yang baru terbangun pergi mencari secercah makanan untuk mengisi energi, suatu hal yang jarang di temukan, satu piring roti tersaji dengan sebuah kertas di atasnya.[Sarapan, tak ada apa pun di kulkas, dan malam nanti kau harus memenuhi permintaanku, pakai pakaian yang ku beli waktu itu.] Isi kertas."Dia pergi pagi lagi..." batin Ira merasa kecewa."Setelah membaca isi kertas tersebut, Ira langsung membuangnya, walaupun dia tidak menyukai apa pun yang di masak Lingga, setidaknya roti ini tidak akan seburuk masakan waktu itu, lagi pula perutnya sudah berbunyi sejak tadi, apa pun yang masuk ke dalam perutnya setidaknya akan terasa nikmat.Ira duduk menikmati sarapan "Ini tidak terlalu
Read more

part 56 malam berbintang !!!

!HARAP BIJAK DALAM MEMBACA!Gadis itu meronta ingin segera keluar dari pelukan Pria ini, alhasil yang dia dapatkan malah pelukan yang semakin erat, dengan sentuhan jari jemari lembut yang menjalar ke berbagai arah.Gerakan tangan pria itu masuk hingga ke belakang punggung, membuka sedikit demi sedikit helai kain yang mengganggu aktivitas mereka.Ingin rasanya Ira meronta, namun saat ini kekuatannya telah tersedot habis. Entah mengapa tubuhnya tergemulai pasrah, seakan setuju dengan apa yang Lingga lakukan, mengikuti gerakan Pria itu, larut dalam hasrat yang akan tercurahkah."Hosh...hosh..."Tiba-tiba Lingga mendaratkan ciuman manis di bibir mungil gadis itu, seketika Ira mengaitkan tangannya menerima segala perlakuan pria ini. Permainan malam ini membuatnya hanyut dalam dekapan panas tubuh pria itu."Tolong terima aku.." bisiknya dengan suara menggema, terucap di setiap gerakan.Srek...Lingga melepas satu persatu helai kain, sambil melempar ke sembarang arah, membelai lembut sambil
Read more

part 57 lamaran

Kata-kata mendadak itu membuat Ira tersentak menatap Lingga terkejut, Ira terdiam, kondisi hatinya saat ini masih belum tertata, apalagi setelah kejadian kemarin, dirinya belum pulih sepenuhnya, dia perlu waktu sejenak untuk memikirkan hal itu dengan sungguh-sungguh agar keputusan yang dia ambil bukanlah keputusan yang akan dia sesali nanti."Kau menolakku?" tanya Lingga pelan, menggenggam tangan Ira meyakinkan, menatap Ira dengan bola mata jernihnya.Masih tak terdengar ada jawaban, Ira kembali tertunduk diam, dan tentu membuat Lingga hampir merasa putus asa, apakah Lingga terlalu buru-buru mengambil keputusan?Lingga perlahan melepas genggaman tangan yang dia genggam dengan kuat, kesalahan ini memang tidak hanya bisa di selesaikan dengan kemauannya sendiri, menikah pasti bukanlah hal yang mudah bagi wanita yang baru saja merasakan dunia kebebasan, dia terlalu muda untuk melangkah ke dunia menyeramkan itu ketimbang dirinya yang sudah jauh lebih dewasa.Dalam hati yang kecewa, tiba-ti
Read more

part 58 kantor

DI PERUSAHAAN...Kini Ira melangkah berdampingan bersama Lingga menuju ruang kantor pribadi, dengan di iringi Rian tepat di samping mereka.Terdengar beberapa pegawai mulai berbincang ketika Ira datang, beberapa wajah heran penuh tanya kerap dia lihat kala bertemu dengan beberapa pegawai."Jangan hiraukan mereka, ada aku di sampingmu," bisik Lingga meyakinkan.Cukup dengan ucapan singkat saja, Ira sudah merasa tenang, sepertinya kekuatannya kini selalu muncul kala dia bersama Pamannya.Setelah memasuki lift, Rian menekan tombol dengan acak, menuju tempat yang akan di tuju.Kini mereka sudah berada di ruang kantor. Ketika Ira masuk, tiba-tiba sifat kekanak-kanakannya muncul kembali, dia menelaah ke berbagai arah dengan perasaan menggugah seakan belum pernah melihat tempat seperti ini.Di sisi lain Rian yang menyadari situasi dirinya sebagai pengganggu, lantas bergegas pergi, membiarkan mereka menghabiskan waktu berdua bersama menikmati hari.Lingga menatap Ira yang terlihat bahagia, ke
Read more

part 59 atap

Ira mengangguk kecil sambil menenangkan hati yang tiba-tiba berdebar. "Iya?" tanya Lingga memastikan.Sesaat Ira kebingungan, dia belum menyadari apa yang di katakan Lingga saat itu, beberapa saat dia mencerna kalimat terakhir yang dia dengar, sambil menenangkan diri melawan debaran hati.'Melakukannya?' Kalimat yang sangat ambigu dan penuh akan makna."Iya?" tanya Lingga kembali meyakinkan dengan mata bagai anjing kecil."Eh melakukan ap-" tanya Ira bingung dengan wajah polos. Sementara Lingga malah mengusap tengkuknya, enggan untuk menjelaskan."Melakukan..." Gumam Ira berpikir dan tiba-tiba dia teringat."Apakah yang di maksud Paman malam itu..." Ira langsung berbalik menatap lekat Lingga. Sementara Lingga hanya terdiam seakan menyembunyikan sesuatu.Langsung Ira membelalakkan mata kala dirinya menyadari maksud kata terakhir itu."Tidak-tidak! enggak mau!" Teriak Ira spontan, malu sambil menghindar.Sementara itu Lingga tertegun melihat penolakan Ira yang begitu enggan."Ah...maksu
Read more

part 60 satu minggu lagi

MALAM HARI...Suara deru mobil terdengar dari pekarangan rumah, Ira yang tengah memasak, langsung berlari untuk menyambut kedatangan seseorang.Saat ini, Ira telah siap berdiri tegap menyambut kedatangan seseorang.Cklek..."Pam-an...." ucap Ira tersengat.Lingga yang melihat Ira menyambutnya, merasa amat senang, dia menghampiri gadis itu dengan rasa penuh bahagia."Kau menyambutku?" Tanya Lingga lembut, sambil mengacak-acak rambut Ira.Sementara itu Rian tengah tersenyum di belakang melihat tingkah mereka, dan membuat Ira seketika terfokus pada Rian.Ira mengangguk sambil sesekali memandang Rian yang terlihat bahagia.Di sisi lain Lingga yang menyadari Ira tengah menyiapkan masakan untuk dirinya, lantas bergegas untuk makan, tentu sebagai atasan yang baik, Lingga mengajak bawahan setianya untuk serta bergabung bersama."Rian, makan dulu?" pinta Lingga datar."Maaf tuan, saya harus menemui seseorang malam ini," ucap Rian sambil tersenyum."Oke hati-hati," jawab Lingga dengan wajah dat
Read more
PREV
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status