Pagi ini, saat masih jam lima lewat Kak Winda menegurku saat keluar kamar, aku sudah gendong tas dan mengenakan seragam.“Sekar ke sekolah, Kak," sahutku saat ditanya. “Nggak libur aja dulu? Mata kamu sembab gitu.” Kacamata netral yang dipegang tadi kupasang.“Gini nggak kelihatan, ‘kan, Kak Win?” Ku urai senyum, sedikit bergaya seperti biasa, seolah tak ada yang berat terjadi padaku sebelumnya. Wajah Kak Winda sesaat melongo melihatku.“Hari ini ada ulangan, Kak, sayang kalau ketinggalan,” ujarku lagi sambil jalan menuju rak sepatu.“Tapi, kok pagi-pagi sekali?”Sepatu sudah terpasang, mendongak sebentar kulihat pemilik mata sipit itu masih menelisik gerak-gerikku. Di belakangnya ada Ibu baru keluar kamar, rambut ikal tebal Ibu yang berantakan menandakan Ibu baru saja bangun.“Sekali kamu keluar rumah, jangan pulang sekalian, Sekar!” ancam Ibu dengan suara berat.Ah, lagi-lagi wajah Ibu menampakan amarah, sama seperti kemarin sore. Diusapnya muka dengan kasar, seperti membuang sisa
Terakhir Diperbarui : 2021-08-29 Baca selengkapnya