“Yan, ini-“ “Nanti kujelaskan,” desisnya sembari merangkul pundakku. “Hei, Sekar. Pa kabar?” Riri setengah berlari menghampiri kami, menempelkan pipi kiri kanan. “Ih, tambah cantik aja, kalau kita ketemu di jalan bisa-bisa nggak kenal nih.” Tersenyum kecil kujawab kaku. “Masih sama aja, kok, Kak.” Perempuan berdagu lancip ini melihatku saksama. “Kak Riri juga tambah cantik ‘kan, Sekar?” Melihatku terdiam, Yandi sedikit menepuk punggungku. “Kita sudah punya ponakan cakep,” katanya di dekat telingaku. “Oh, oya …?” Meski tenggorokkan masih kering efek terkejut ini, segera ku kuasai keadaan. Aku nggak boleh bersikap kekanakkan, walaupun sangat ingin histeris memukul Yandi, protes kenapa dia lakukan ini. “Aku sudah jad
Last Updated : 2021-09-08 Read more