Home / Urban / Sang Penguasa, Mr. Levon / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Sang Penguasa, Mr. Levon: Chapter 131 - Chapter 140

240 Chapters

131. Depresi

Malam penuh tangis dan derita, Frankie dan Rose ditempatkan di dalam sel yang berbeda. Mereka terlihat begitu sangat menyedihkan dan terlihat seperti orang gila. “Hahaha aku wanita cantik dan cerdas. Tidak ada yang bisa mengalahkanku. Semenjak kecil aku selalu menang, dan hati ini pun juga aku pasti menang. Aku benci kekalahan!” Ucap Rose dengan suara yang sangat kacau. Ia tertawa terbahak-bahak meski air terus mengalir dari sudut matanya. Di detik selanjutnya ia menangis histeris sambil menjambak rambutnya sendiri, tetapi itu tak bertahan lama. Tawanya kembali menggelegar, “Hahaha siapa yang lebih cerdas dariku? Katakan ... hahaha mengapa kalian diam? Ayo katakan.”Di luar sel, petugas lapas menertawakan Rose, “Dia belum menerima kenyataan kalau dirinya sudah tamat.”“Itu akibatnya jika berani melawan Tuan Leo. Penjahat seperti mereka seharusnya dihukum mati dari dulu,” timpal petugas lapas lain
last updateLast Updated : 2021-11-24
Read more

132. Ke Luar Sel

“Sekarang kau boleh keluar.” Tuan Leo mengulang kalimatnya kembali, seketika Rose langsung membelalak sempurna menatap Sang Tuan.“Sungguh, Tuan? Tuan mau membebaskan saya? Hukuman mati itu dibatalkan?” Rose mencecar banyak pertanyaan dengan wajah kegirangan.Tuan Leo hanya menjawab dengan senyuman. Rose pun mengartikan bahwa senyuman itu adalah isyarat bahwa dirinya dibebaskan dari hukuman mati.“Terima kasih, Tuan. Terima kasih banyak.” Rose senang bukan main kepalang. Yang tadinya ia terlihat pucat sekali, kini senyuman mulai terbit kembali. Bahkan dirinya meloncat-loncat kegirangan sampai terjatuh karena keseimbangan tubuhnya tak terjaga. Ia besikap seperti anak kecil, melupakan jati dirinya sebagai wanita yang sangat licik.Rose segera berdiri kembali dengan semangat. Ia seperti mendapat energi tambahan, meski pada kenyataannya ia terjatuh karena tubuhnya melemah akibat tidak makan dari kemarin.“Sekal
last updateLast Updated : 2021-11-24
Read more

133. Permintaan Terakhir

“Kurang enam jam lagi,” ucap Tuan Leo tersenyum miring sambil melirik jam dinding yang ada di ruangan khsusus pertemuan. “Persiapkan diri kalian untuk menerima hukuman mati.”Tubuh Frankie dan Rose perlahan merosot, untung saja sandaran kursi cukup kuat menahan tubuh mereka yang seperti akan ambruk. Tatapannya kosong, air mata mereka mulai meluruh dan mengalir di kedua pipi.“Untuk apa Tuan memberikan kami makan jika kami tetap dihukum mati?” tanya Rose. Suaranya lemas dengan air mata yang semakin mengucur dari kedua sudut matanya, sedangkan Frankie semakin pergi ke alam bawah sadar. Tuan Leo tersenyum miring “Agar kalian lebih siap menjalani hukuman kematian!”“Jadi katakan apa permintaan terakhir kalian? ... kalian tidak punya banyak waktu lagi. Dan aku sudah menghubungi seseorang untuk mengurus sisa harta kalian. Jadi kalian tenang saja, harta kalian akan diwariskan kepada orang yang kalian ma
last updateLast Updated : 2021-11-25
Read more

134. Menepati Dua Janji Sekaligus

Setelah memutus sambungan dengan seseorang itu, jari-jemari Rose dengan cepat mengetik sebuah pesan.'Tolong bantu selamatkan aku dari hukuman kematian. Lakukan berbagai cara agar aku bebas, minimal hukuman ini ditunda. Tolong bergerak cepat. Waktuku tidak lama lagi. Dan jangan balas pesanku ini, ponselku akan diberikan lagi pada Tuan Leo,' tulis Rose dengan sedikit gemetar. Ia mengirim pesan kepada beberapa orang yang ada di kontaknya. Lalu, Rose langsung menghapus pesan itu.“Semoga mereka bisa menyelamatkan,” batin Rose berkata sambil menghebus napas kasar. Lalu ia menoleh ke samping, melihat Frankie yang terlihat tidak punya harapan untuk hidup.Di titik ini, Tuan Leo masuk kembali ke ruangan khusus pertemuan. Rose spontan mengulas senyum paksa.“Bagaimana? Sudah selesai?” tanya Tuan Leo sambil menarik kursi.“Sudah, Tuan. Terima kasih,” jawab Rose mengangguk sambil menyerahkan ponsel pada Tuan Leo.Tu
last updateLast Updated : 2021-11-26
Read more

135. Levon Memperlihatkan Identitasnya

Rose dan Frankie mematung dengan wajah menegang. Lidahnya mengaga, tetapi tak mampu mengeluarkan satu suarapun. Hanya hembusan napas dan detakan jantung yang terdengar begitu jelas. Mereka bisu setelah mengetahui fakta yang bagai mimpi buruk untuk hidup mereka.Rose dan Frankie tidak menyangka bahwa selama ini orang yang dianggapnya bodoh adalah orang terhebat di dunia. Levon adalah Tuan Leo yang menyamar sebagai cleaning service di perusahaannya sendiri. Tidak ada yang menduga bahwa pemilik perusahaan Leo Group selama ini adalah seseorang yang yang dekat dengan semua orang. Dia adalah Levon, si cleaning service yang sering dihina dan direndahkan.“Rose? Papa? Ada apa dengan kalian? Mengapa kalian memanggilku lagi? Padahal aku belum membunuh Tuan Leo.” Levon berpura-pura sangat khawatir. Ia memasang wajah konyol dan bodoh seperti biasanya.Tubuh Rose dan Frankie bergetar dengan hebat. Bahkan meja di hadapannya sedikit bergetar akibat kedua tangan mer
last updateLast Updated : 2021-11-27
Read more

136. Janji

Di apartemen Katerine dan Angelina bersiap-siap berangkat ke gedung kejagung, penjara terbesar di New York.Ketika Angelina membuka pintu apartemen, di luar ada dua pria bertopeng yang menunggu.“Utusan Tuan Leo? Ada apa?” tanya Angelina, yakin dua pria bertopeng itu bukan Tuan Leo karena dilihat dari postur tubuhnya lebih pendek dari Sang Tuan.“Ya, Nona. Saya disuruh Tuan Leo untuk memberikan ini,” jawab salah satu pria bertopeng sambil memberikan dua pakaian serba hitam beserta topengnya.“Untuk kami? Untuk apa?” tanya Angelina penasaran, sambil menerima dua pakaian serba hitam beserta topengnya.“Semua orang yang memiliki hubungan dengan Tuan Leo, harus mengenakan pakaian ini sampai Rose dan Frankie dihukum mati. Karena apapun bisa terjadi. Di luar sana pasti ada orang yang berusaha membebaskan Rose dan Frankie. Dan mungkin saja mereka mengincar nyawa kalian untuk mengalihkan fokus Tuan Leo. Jadi pakail
last updateLast Updated : 2021-11-27
Read more

137. Menunaikan Kewajiban Seorang Istri

Rose dan Frankie sudah terlihat tenang dan pasrah menghadapi hukuman yang sebentar lagi akan dilaksanakan. Mereka juga didampingi oleh seorang rohaniawan untuk menghilangkan rasa takut yang berlebihan. “Apakah Tuhan akan mengampuni semua dosaku?” tanya Frankie dengan air mata yang semakin deras mengalir. Ia sangat menyesali segala kejahatan yang pernah dilakukan. Jika diberi kesempatan, ia ingin menebus dosanya dengan menjadi orang baik. “Tuhan pasti mengampuni semua dosa manusia, jika manusia itu benar-benar menyesali segala dosa-dosa yang pernah ia lakukan,” jawab Rohaniawan dengan suara lembut dan menenangkan. Di tempat berbeda, Rose juga menangis. Ia ingin diberikan kesempatan kedua untuk memperbaiki segalanya.  “Aku belum siap mati. Aku takut Tuhan akan menghukumku. Katakan pada Tuan Leo untuk menunda hukumanku,” pinta Rose mengatupkan kedua tangan di dada sambil menangis terisak-isak. “Jika hati Nona tulus, menyesali segala dosa-dos
last updateLast Updated : 2021-11-28
Read more

138. Rose dan Frankie Meninggal

Levon pergi dari ruangan Rose dan langsung menyuruh beberapa petugas lapas untuk memberi makan kepada istrinya. “Dan jangan lupa sesuai dengan rencana,” titah Levon mengulas senyuman licik, dan petugas itu pun mengangguk paham. Tak butuh waktu lama, dua orang petugas lapas mengantarkan beberapa hidangan ke ruangan Rose.  “Silahkan makan,” ucap salah satu petugas lapas dengan ekspresi sangat dingin sambil meletakkan hidangan di atas meja. “Terima kasih, Tuan,” balas Rose mengulas senyuman terbaiknya, dan dua petugas lapas itu pergi ke luar tanpa berpamitan. Rose memulai menyantap hidangan dengan sangat cepat. Ia sudah tidak sabar ingin segera bercinta dengan Levon. “Aku harus berusaha,” gumam Rose tersenyum penuh arti, setelah makan. Di menit selanjutnya, dua petugas lapas datang kembali. Mereka langsung membereskan piring kotor. “Terima kasih, Tuan.” ujar Rose dengan ramah, tetapi dua petugas itu tidak merespon dan
last updateLast Updated : 2021-11-28
Read more

139. Rose dan Frankie Dimakamkan

Setelah Rose dan Frankie dinyatakan sudah meninggal, Levon masuk ke dalam untuk melihat raga istri dan mertuanya. “Selamat jalan, Rose. Selamat jalan, Papa. Aku sudah memaafkan semua perbuatan kalian ... Beristirahatlah dengan tenang! Kini kalian sudah tidak merasakan beban hidup lagi. Semoga Tuhan mengampuni dosa kalian.” Levon mengucapkan dengan hati tulus sambil melihat Rose dan Frankie secara bergantian. “Mandikan jenasah mereka. Kita makamkan hari ini juga.” titah Levon, lalu ia pergi meninggalkan ruangan dan menghampiri Pulisic. “Pulisic apakah kau sudah menghubungi semua kerabat mereka?” tanya Levon dengan wajah serius. Pulisic mengangguk, “Sudah, Tuan. Tapi tidak ada satu pun yang ingin mengiri jenasah mereka ke pemakaman. Kerabat mereka sudah memasrahkan urusan ini pada Negara.” “Apakah mereka tidak ingin melihat Rose dan Frankie untuk terakhir kalinya?” tanya Levon memastikan. Hingga saat ini, tidak ada satu pun kerabat Rose dan Fran
last updateLast Updated : 2021-11-28
Read more

140. Debat: Amelia Vs Angelina

Keesokan harinya Levon dengan pakaian bertopeng, pergi bersama Amelia dan Pulisic ke perusahaan industri kimia, Washington. Levon meresmikan secara simbolis, penyerahan kepemilikan perusahaan industri kimia kepada Katerine, pewaris sah yang sebenarnya. Setelah menerima penyerahan perusahaan, Katerine tak kuasa menahan tangis. Ia langsung memeluk kedua orang tuanya, “Papa, Mama, maafkan katerine. Bertahun-tahun lamanya keluarga kita menderita karena Katerine. Maafkan Katerine, Pa, Ma.” “Ini sudah takdir Tuhan, nak. Jangan menyalahkan dirimu,” ucap Harry lembut sambil mengelus punggung Katerine. “Jangan bersedih. Lupakan segalanya, masa lalu biarlah berlalu. Sekarang kita menatap masa depan bersama,” imbuh Enola menahan tangis sambil mengelus rambut Katerine. “Terima kasih, Pa. Terima kasih, Ma.” Katerine semakin memeluk erat kedua orang tuanya. Bertahun-tahun Katerine dihantui rasa bersalah, akhirnya penantian itu berakhir. Perusahaan yang dire
last updateLast Updated : 2021-11-29
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
24
DMCA.com Protection Status