Semua Bab Sang Penguasa, Mr. Levon: Bab 151 - Bab 160

240 Bab

151. Sikap Emma

Di mansion, Angelina mondar-mandir menunggu kedatangan Tuan Leo. Padahal ia belum beristirahat sama sekali.  “Sungguh menyebalkan. Semua orang seolah-olah menyembunyikan Tuan Leo dariku,” gerutu Angelina kesal sambil menyusuri setiap ruangan mansion yang begitu luas. Bola matanya mengedarkan pandangan ke setiap dinding, lemari, dan benda lainnya. Berharap menemukan foto Tuan Leo. Ia sangat penasaran dengan wajah sang pujaan hati. “Apakah Tuan Leo tidak memajang fotonya sama sekali? Pasti dia hanya memajang di kamarnya saja.”  Di titik ini, Azmir dan Emma ke luar dari kamar dan mendapati Angelina yang mondar-mandir dengan wajah kesal. “Angelina?” sapa Emma, seketika Angelina menoleh. “Oma.” Angelina spontan menerbitkan senyuman dan menghampiri Azmir dan Emma. “Semenjak kapan gadis cantik ini ada disini?” tanya Emma senang sambil memegang lembut pipi Angelina. Angelina tersipu malu mendapat pujian dari orang tua pujaan hatinya,
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-02
Baca selengkapnya

152. Licik?

“Apa maksudmu, Leo? Jangan bercanda. Mana mungkin kau memutuskan sepihak. Kemarin kau sendiri yang menyuruh Angel menjadi sekretaris pribadimu, tetapi sekarang kau malah membatalkannya. Selama ini kau tidak pernah ingkar janji, jadi jangan membuat Angelina kecewa.” Emma mengomel panjang lebar sambil menjewer pelan telinga Levon. Angelina masih terdiam dan memilih menunggu jawaban dari sang pujaan hatinya. Sejujurnya ia shock karena tiba-tiba Levon membatalkan kesepakatan ini. Ia sangat senang bisa dekat dengan Sang Tuan, tetapi keputusan tadi membuatnya sedih. “Aduh, aduh, Anne. Ampun. Dengarkan dulu penjelasan Leo,” ucap Levon pura-pura sakit. Dalam hatinya ia terkekeh melihat sikap yang ditunjukkan Anne. Jika Anne sudah bersikap aneh, maka ada sesuatu yang diinginkannya. Emma berhenti menjewer telinga Levon. Tatapannya sangat serius, “Tidak mau tau apapun alasannya. Angelina harus tetap menjadi sekretaris pribadimu. Ini keputusan Anne.” Levon tersen
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-03
Baca selengkapnya

153. Wajah Baru

Kenny Daglish tertawa jahat memandangi dirinya sendiri melalui kaca besar yang ada di ruangan. Operasi wajahnya berjalan lancar. Sempurna, sesuai dengan keinginan. “Dengan wajah ini ... Tuan Leo, bahkan seluruh dunia tidak akan ada yang mengenalku. Dengan wajah ini, aku akan berbuat sesuka hatiku. Aku pasti mudah memberikan teror pada Tuan Leo!” ucap Kenny menyeringai sambil memegang wajahnya sendiri. “Tuan Leo! kalau kau memang cerdas, temukan aku. Suruh anak buahmu untuk mencariku. Kerahkan semua pasukanmu untuk membunuhku. Tapi sayang sekali, bukan aku yang akan terbunuh, tapi kau sendiri yang akan lenyap di tanganku!” seru Kenny dengan wajah begitu semringah, lalu ia merentangkan kedua tangan dan tertawa keras hingga menggema di ruangan ini. “Kematianmu sudah semakin dekat, Tuan Leo!” Di titik ini ketiga orang temannya masuk ke dalam dengan senyuman puas. “Kami sudah melakukan pekerjaan dengan sangat cepat. Bahkan sekarang kami tidak mengenalimu,
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-03
Baca selengkapnya

154. Informasi Mengenai Kenny

Jam tujuh malam, Jack menemui Levon di taman belakang mansion. “Tuan, saya sudah menemukan informasi mengenai orang yang bernama Kenny Daglish. Dia sekaligus pewaris utama kekayaan Rose dan Frankie,” ungkap Jack sambil menyodorkan sebuah tablet yang merangkum data lengkap tentang Kenny Daglish. Levon mengambil tablet itu, bola matanya bergerak mengamati setiap kata disertai foto yang terpampang di layar tablet.  “Kenny Daglish sepupu Rose. Kedua Orang tuanya meninggal karena kecelakaan saat Kenny berumur 15 tahun. Lalu Frankie merawatnya seperti anaknya sendiri.” Jack tetap menjelaskan temuannya meskipun Sang Tuan membaca informasi itu. Levon mengangguk-ngangguk. Perlahan-lahan bibirnya terangkat saat mengetahui fakta bahwa Kenny Daglish adalah  seorang dokter bedah, “Dia seorang dokter yang berprestasi. Sangat menarik.” “Ya, Tuan. Dia seorang dokter spesialis bedah,” sahut Jack. “ Dan kami sudah melacaknya. Rekaman suaranya sama per
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-04
Baca selengkapnya

155. Permintaan Emma

Senyum Amelia mengembang saat melihat Levon menghampiri dirinya si sofa ruang tengah. “Jadi kita berangkat sekarang?” tanya Amelia sambil berdiri. Levon pun membalas dengan anggukan. “Tuan, Nona. Saya izin pulang dulu,” kata Jack berdiri setengah membungkuk di samping Levon. Levon mengangguk pelan, “Terima kasih, Jack. Hati-hati di jalan.” “Ya, Tuan,” kata Jack mengangguk, lalu memutar badan dan pergi. “Bagimana penampilanku malam ini, Leo? Apakah aku sangat cantik?” tanya Amelia tersenyum manis sambil melirik tubuhnya sendiri. “Hem adikku dari dulu sangat cantik,” balas Levon sambil menggerakkan bola matanya ke atas ke bawah memperhatikan penampilan Amelia. Sangat cantik! “Sungguh?” tanya Amelia dengan wajah merona sambil mendekati Levon. Sangat aneh sekali, batin Levon berkata sambil menunjukkan senyuman dan mengangguk pada Amelia. Sepupunya itu memang benar-benar cantik dan malam ini terlihat sangat berbeda dari hari
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-04
Baca selengkapnya

156. Gugup

Sepanjang perjalanan hanya ada keheningan. Sebagai pengacara, Angelina biasanya vokal dalam bicara. Namun, saat ini dirinya sangat kaku, gugup, dan selalu gagal ketika ingin memulai pembicaraan.  Levon yang sedari tadi memperhatikan lalu lalang kendaraan, ia menoleh ke arah Angelina. Levon tersenyum melihat gadis itu berkeringat di dalam mobil yang dingin, “Apa ac mobil ini kurang dingin?” tanya Levon. “Heuh?” Angelina terkejut. Ucapan Levon itu benar, wajahnya dipenuhi keringat di dalam mobil ber ac. “Tidak, Tuan. Ac nya sudah dingin,” kata Angelina menoleh ke arah lain sambil mengusap keringat di wajahnya. “Memalukan,” lirih Angelina merutuki dirinya sendiri, tetapi suaranya terdengar oleh Levon. “Memalukan?” tanya Levon mengerutkan kening. “Heuh?” Angelina terperanjat dan menoleh ke arah Levon. “Tadi aku mendengarnya. Memalukan? Apa aku memalukan? Apa aku berbuat kesalahan?” tanya Levon penasaran. “Eh tidak. Itu
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-04
Baca selengkapnya

157. Keramahan Tuan Leo

Angelina kagum dengan kehebatan Levon ketika beberapa pria mengelilingi mobil bugatti, menyambut kedatangan Sang Tuan. “Angel, turunlah terlebih dahulu. Aku mau mengganti pakaianku,” pinta Levon sambil menggerakkan tangannya ke arah pintu. “Mengganti pakaian?” tanya Angelina penasaran sambil menilai pakaian yang dipakai Levon. Pakaian Sang Tuan sudah rapi, mewah dan terlihat pas di tubuhnya.  “Aku tidak mungkin masuk ke dalam restoran dengan wajah ini,” jawab Levon sambil mengarahkan telunjuknya ke wajah sendiri. “aku harus mengenakan pakaian bertopeng.” Sebelum Levon berangkat ke restoran RDO, ia menghubungi anak buahnya untuk menyediakan pakaian bertopeng untuknya. “Oh ... tapi mengapa Tuan masih menyamar? Mengapa Tuan tidak memberitahu identitas Tuan pada dunia? Pengkhianat di perusahaan Tuan 'kan sudah tertangkap.”Angelina sangat penasaran, hingga saat ini Levon masih menutupi identitasnya. “Karena tujuanku belum tercapai.”&nb
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-05
Baca selengkapnya

158. Berjalan Berdua Saja

Di dalam ruangan bawah tanah, semua pengunjung memberi hormat dan menyapa Levon. Mereka juga meminta berfoto dengannya. “Mohon maaf ya, Tuan Leo tidak mungkin berfoto dengan kalian. Sebenarnya Tuan Leo saat ini sedang menenangkan pikiran. Jadi saya mohon pengertiannya. Tapi kalian tidak perlu khawatir, nanti saya akan menyuruh karyawan untuk mengunggah foto kegiatan Tuan Leo saat menikmati pemandangan dunia fantasi di media sosial milik restoran ini. Jadi kalian nanti bisa mendownloadnya.” Tutur bahasa Emma sangat lembut dan ramah pada semua pengnjung. Ia terpaksa berbohong agar rencananya menyatukan Levon dengan Angelina tidak terganggu. Semua pengunjung mengangguk paham, sedangkan Levon, Angelina, dan Azmir berusaha menahan tawanya. Berbeda dengan mereka, wajah Angelina terlihat sangat kesal. Ia tahu Emma berbohong pada semua pengunjung agar rencananya menyatukan Levon dan Angelina berjalan lancar, “Kali ini aku biarkan gadis murahan itu menang. Tapi dia ha
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-05
Baca selengkapnya

159. Berita Kematian Anak Kecil

Sekitar jam 12, Levon dan keluarganya pulang ke mansion. Mereka sangat senang, tapi tidak dengan Amelia. Ia pulang dengan membawa benci dan dendam.  “Jika pertama kalinya aku membunuh seseorang dalam hidupku, maka orang itu adalah Angel!” Angelina hanya bisa meluapkan amarah dalam hatinya. Ia semakin diselimuti aura negatif untuk berbuat jahat. Di tempat berbeda, Brandon tengah tertawa di kamarnya. “Dugaanku benar. Tuan Leo tidak mengenaliku. Itu keuntungan bagiku,” ucap Brandon sambil melepas rambut, kumis, dan jenggot palsunya. “Pekerjaanku pasti lebih mudah kerena Tuan Leo tidak curiga kalau aku pernah berurusan dengan Rose. Cepat atau lambat peluruku pasti bersatu dengan tubuhnya. Aku hanya perlu momen yang tepat untuk menghabisinya.” “Malam ini aku kecewa, ternyata Tuan Leo masih mengenakan pakaian bertopeng. Tapi itu tidak berarti, dia pasti akan mati juga ditanganku,” kata Brandon mengulas senyuman jahat. “Dan percobaanku dimulai besok!”
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-05
Baca selengkapnya

160. Misteri Kematian Anak Kecil

Setelah mengetahui tempat tinggal anak itu, Levon menyuruh Fred untuk mempercepat laju mobil. Di sana banyak wartawan yang mengkerubungi rumah duka. Tentu berita ini viral karena di samping mayat anak itu ada tulisan yang ditujukan pada Tuan Leo. Levon yang sudah sampai di rumah duka, mobilnya langsung dikelilingi orang-orang kepecayaannya. Keluarganya turun terlebih dahulu, sedangkan Levon masih mengganti pakaian khas pria bertopeng. “Tuan Leo bolehkah kami mewawancarai Tuan?” “Kira-kira siapa yang membunuh anak itu?” “Mengapa orang itu tega membunuh anak kecil? Apa ini ada hubungannya dengan Tuan?” Pertanyaan-pertanyan langsung menyapa Levon saat dirinya turun dari mobil. “Mohon maaf, saya belum tahu siapa yang membunuh anak itu. Saya juga tidak tahu apa motif pembunuhan ini.” Levon menjawab dengan seramah mungkin meski hatinya saat ini tengah marah kepada Kenny Daglish. Lalu ia menggerakkan kepalanya, memberi isyarat pada or
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-06
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1415161718
...
24
DMCA.com Protection Status