Jam tujuh malam, Jack menemui Levon di taman belakang mansion.
“Tuan, saya sudah menemukan informasi mengenai orang yang bernama Kenny Daglish. Dia sekaligus pewaris utama kekayaan Rose dan Frankie,” ungkap Jack sambil menyodorkan sebuah tablet yang merangkum data lengkap tentang Kenny Daglish.
Levon mengambil tablet itu, bola matanya bergerak mengamati setiap kata disertai foto yang terpampang di layar tablet.
“Kenny Daglish sepupu Rose. Kedua Orang tuanya meninggal karena kecelakaan saat Kenny berumur 15 tahun. Lalu Frankie merawatnya seperti anaknya sendiri.” Jack tetap menjelaskan temuannya meskipun Sang Tuan membaca informasi itu.
Levon mengangguk-ngangguk. Perlahan-lahan bibirnya terangkat saat mengetahui fakta bahwa Kenny Daglish adalah seorang dokter bedah, “Dia seorang dokter yang berprestasi. Sangat menarik.”
“Ya, Tuan. Dia seorang dokter spesialis bedah,” sahut Jack. “ Dan kami sudah melacaknya. Rekaman suaranya sama per
Senyum Amelia mengembang saat melihat Levon menghampiri dirinya si sofa ruang tengah. “Jadi kita berangkat sekarang?” tanya Amelia sambil berdiri. Levon pun membalas dengan anggukan. “Tuan, Nona. Saya izin pulang dulu,” kata Jack berdiri setengah membungkuk di samping Levon. Levon mengangguk pelan, “Terima kasih, Jack. Hati-hati di jalan.” “Ya, Tuan,” kata Jack mengangguk, lalu memutar badan dan pergi. “Bagimana penampilanku malam ini, Leo? Apakah aku sangat cantik?” tanya Amelia tersenyum manis sambil melirik tubuhnya sendiri. “Hem adikku dari dulu sangat cantik,” balas Levon sambil menggerakkan bola matanya ke atas ke bawah memperhatikan penampilan Amelia. Sangat cantik! “Sungguh?” tanya Amelia dengan wajah merona sambil mendekati Levon. Sangat aneh sekali, batin Levon berkata sambil menunjukkan senyuman dan mengangguk pada Amelia. Sepupunya itu memang benar-benar cantik dan malam ini terlihat sangat berbeda dari hari
Sepanjang perjalanan hanya ada keheningan. Sebagai pengacara, Angelina biasanya vokal dalam bicara. Namun, saat ini dirinya sangat kaku, gugup, dan selalu gagal ketika ingin memulai pembicaraan. Levon yang sedari tadi memperhatikan lalu lalang kendaraan, ia menoleh ke arah Angelina. Levon tersenyum melihat gadis itu berkeringat di dalam mobil yang dingin, “Apa ac mobil ini kurang dingin?” tanya Levon. “Heuh?” Angelina terkejut. Ucapan Levon itu benar, wajahnya dipenuhi keringat di dalam mobil ber ac. “Tidak, Tuan. Ac nya sudah dingin,” kata Angelina menoleh ke arah lain sambil mengusap keringat di wajahnya. “Memalukan,” lirih Angelina merutuki dirinya sendiri, tetapi suaranya terdengar oleh Levon. “Memalukan?” tanya Levon mengerutkan kening. “Heuh?” Angelina terperanjat dan menoleh ke arah Levon. “Tadi aku mendengarnya. Memalukan? Apa aku memalukan? Apa aku berbuat kesalahan?” tanya Levon penasaran. “Eh tidak. Itu
Angelina kagum dengan kehebatan Levon ketika beberapa pria mengelilingi mobil bugatti, menyambut kedatangan Sang Tuan. “Angel, turunlah terlebih dahulu. Aku mau mengganti pakaianku,” pinta Levon sambil menggerakkan tangannya ke arah pintu. “Mengganti pakaian?” tanya Angelina penasaran sambil menilai pakaian yang dipakai Levon. Pakaian Sang Tuan sudah rapi, mewah dan terlihat pas di tubuhnya. “Aku tidak mungkin masuk ke dalam restoran dengan wajah ini,” jawab Levon sambil mengarahkan telunjuknya ke wajah sendiri. “aku harus mengenakan pakaian bertopeng.” Sebelum Levon berangkat ke restoran RDO, ia menghubungi anak buahnya untuk menyediakan pakaian bertopeng untuknya. “Oh ... tapi mengapa Tuan masih menyamar? Mengapa Tuan tidak memberitahu identitas Tuan pada dunia? Pengkhianat di perusahaan Tuan 'kan sudah tertangkap.”Angelina sangat penasaran, hingga saat ini Levon masih menutupi identitasnya. “Karena tujuanku belum tercapai.”&nb
Di dalam ruangan bawah tanah, semua pengunjung memberi hormat dan menyapa Levon. Mereka juga meminta berfoto dengannya. “Mohon maaf ya, Tuan Leo tidak mungkin berfoto dengan kalian. Sebenarnya Tuan Leo saat ini sedang menenangkan pikiran. Jadi saya mohon pengertiannya. Tapi kalian tidak perlu khawatir, nanti saya akan menyuruh karyawan untuk mengunggah foto kegiatan Tuan Leo saat menikmati pemandangan dunia fantasi di media sosial milik restoran ini. Jadi kalian nanti bisa mendownloadnya.” Tutur bahasa Emma sangat lembut dan ramah pada semua pengnjung. Ia terpaksa berbohong agar rencananya menyatukan Levon dengan Angelina tidak terganggu. Semua pengunjung mengangguk paham, sedangkan Levon, Angelina, dan Azmir berusaha menahan tawanya. Berbeda dengan mereka, wajah Angelina terlihat sangat kesal. Ia tahu Emma berbohong pada semua pengunjung agar rencananya menyatukan Levon dan Angelina berjalan lancar, “Kali ini aku biarkan gadis murahan itu menang. Tapi dia ha
Sekitar jam 12, Levon dan keluarganya pulang ke mansion. Mereka sangat senang, tapi tidak dengan Amelia. Ia pulang dengan membawa benci dan dendam. “Jika pertama kalinya aku membunuh seseorang dalam hidupku, maka orang itu adalah Angel!” Angelina hanya bisa meluapkan amarah dalam hatinya. Ia semakin diselimuti aura negatif untuk berbuat jahat. Di tempat berbeda, Brandon tengah tertawa di kamarnya. “Dugaanku benar. Tuan Leo tidak mengenaliku. Itu keuntungan bagiku,” ucap Brandon sambil melepas rambut, kumis, dan jenggot palsunya. “Pekerjaanku pasti lebih mudah kerena Tuan Leo tidak curiga kalau aku pernah berurusan dengan Rose. Cepat atau lambat peluruku pasti bersatu dengan tubuhnya. Aku hanya perlu momen yang tepat untuk menghabisinya.” “Malam ini aku kecewa, ternyata Tuan Leo masih mengenakan pakaian bertopeng. Tapi itu tidak berarti, dia pasti akan mati juga ditanganku,” kata Brandon mengulas senyuman jahat. “Dan percobaanku dimulai besok!”
Setelah mengetahui tempat tinggal anak itu, Levon menyuruh Fred untuk mempercepat laju mobil. Di sana banyak wartawan yang mengkerubungi rumah duka. Tentu berita ini viral karena di samping mayat anak itu ada tulisan yang ditujukan pada Tuan Leo. Levon yang sudah sampai di rumah duka, mobilnya langsung dikelilingi orang-orang kepecayaannya. Keluarganya turun terlebih dahulu, sedangkan Levon masih mengganti pakaian khas pria bertopeng. “Tuan Leo bolehkah kami mewawancarai Tuan?” “Kira-kira siapa yang membunuh anak itu?” “Mengapa orang itu tega membunuh anak kecil? Apa ini ada hubungannya dengan Tuan?” Pertanyaan-pertanyan langsung menyapa Levon saat dirinya turun dari mobil. “Mohon maaf, saya belum tahu siapa yang membunuh anak itu. Saya juga tidak tahu apa motif pembunuhan ini.” Levon menjawab dengan seramah mungkin meski hatinya saat ini tengah marah kepada Kenny Daglish. Lalu ia menggerakkan kepalanya, memberi isyarat pada or
Levon hanya diam, menahan air matanya. Ucapan Brielle itu benar. Penyebab kematian anak Brielle karena dirinya. “Tidak, Nyonya. Bukan Tuan Leo yang membunuh anak Nyonya,” sahut Angelina sambil mengelus punggung Brielle. Emma dan Amelia pun berusaha menenangkan Brielle. “Nyonya tenang saja, pembunuh itu pasti tertangkap. Tuan Leo pasti menghukumnya,” ucap Amelia, meyakinkan Brielle. “Tenangkan dirimu, nak,” imbuh Emma sambil mengusap air mata Brielle. “Tapi secara tidak langsung, Tuan Leo penyebab kematian anak saya. Tuan Leo memiliki musuh. Dan musuhnya membunuh anak saya untuk melawannya.” Brielle masih emosi. Ia menangis histeris. Tubuhnya lemas, bergetar lalu ambruk ke lantai. Angelina dengan cekatan memapah tubuh Brielle dan membawanya duduk ke kursi. Ia tahu perasaan seorang ibu yang baru saja ditinggal anaknya yang mati dibunuh sangat kejam oleh orang biadap, “Tenangkan dirimu, Nyonya.” Levon hanya mematung di tempat mena
Kenny langsung meninggalkan kota New York. Ia yakin saat ini anak buah Levon pasti melacak keberadaannya. “Los Angeles ... Ya aku harus pergi kesana. Saat ini Kota New York tidak aman bagiku,” ucap Kenny sambil fokus menyetir. Kenny masih terlihat sangat tenang. Tidak ada rasa panik dalam dirinya. Ia yakin Tuan Leo tidak akan tahu wajahnya, karena selama ada di New York dirinya memakai topeng. Ia membayar sewa apartemen tiga kali lipat, sehingga pemilik apartemen tidak meminta untuk membuka topengnya. Namun, ia tetap waspada. Misi balas dendamnya harus berjalan sempurna. “Setelah sampai di Los Angeles, aku akan membuat pakaian pria bertopeng yang biasa Tuan Leo pakai untuk mengelabuhi orang. Setelah itu ....” Kenny tersenyum licik. “setelah itu, malam ini juga aku akan membunuh lagi.” *** Jack menemui Levon di kediaman Brielle. “Tuan, kami sudah melacak keberadaan Ke--” “Benar kalian sudah menemukan keberadaan pen