All Chapters of Awas, Bos Jatuh Cinta!: Chapter 121 - Chapter 130
1747 Chapters
Bab 121
”Ibu aku mau ikut dengan Ibu! Aku tidak mau jauh dari Ibu!” Anak itu memeluk Ibunya dengan erat dan menolak untuk melepaskan pelukannya.Simon terdiam, ekspresinya sulit dibaca. Wajah tua Douglas berubah. Apakah ia ingin aku memohon untuk ia pulang?“Jangan khawatir. Aku yang menyuruhmu pulang, jadi tidak ada orang yang akan memintamu keluar selama ada aku disini.”Douglas tidak punya pilihan selain menerima Sharon pulang demi cucunya.“Karena Ayah bilang begitu, ya lakukan saja. Tidak perlu khawatir.” Simon akhirnya berbicara, tatapannya tidak terduga.“Iya, Bu! Karena Kakek bilang begitu, kembali dan tinggal sama aku lagi aja!” anak itu berteriak.Sharon tidak terlalu ingin kembali, tetapi anaknya ada disini dan ia lebih baik tidak tinggal dengan Simon diluar. Ia tidak nyaman tinggal dengannya.Tapi, ia tidak punya pilihan selain mengangguk. “Iya, aku akan pindah kesini lagi.”Dengan kata-kata pria tua itu, Penelope akan lebih susah mengusirnya lagi.Malam itu, Penelope mas
Read more
Bab 122
Sharon melihat Penelope pergi dari ruang makan. Ia sudah mengira Penelope akan bereaksi seperti ini.Sejak ia pulang, ia sudah mempersiapkan mentalnya untuk menghadapi Penelope. Tidak akan ada yang mengusir ia dengan mudah kali ini.Setelah makan malam, Douglas membawa Sebastian untuk bermain Catur Cina, sementara Simon sedang menelepon di koridor.Sharon naik keatas untuk membereskan kopernya. Baju-baju yang sudah dipindahkan ke kondominium pribadi Simon sebelumnya sudah sampai di rumahnya.Di tangga, ia bertemu dengan Penelope yang sedang turun ke bawah. Jalannya sempit sehingga mata mereka bertemu dan suasana menjadi tegang.“Kakak Penelope.” Saat Penelope melihat ke Sharon, Sharon menyapanya ramah.“Jangan panggil aku Kakak! Aku bukan Kakakmu!” Penelope berteriak tanpa ampun.Sharon dengan tenang menutup mulutnya. “Kamu nggak perlu anggap aku adik iparmu, tapi aku akan tetap memanggilmu Kakak.”Mata Penelope penuh dengan rasa hina. “Nggak punya malu ya? Nggak heran kamu pul
Read more
Bab 123
Sharon tidak bisa menahan tawa. “Aku bukan anak anjing. Kenapa aku harus menggigit?”“Kamu yakin? Kamu yakin nggak akan menggigitku?” Suara pria itu sangat pelan saat mengatakan itu, dan badannya yang tinggi bersandar padanya, menjebak Sharon di antara lemari dan dadanya.Sharon awalnya tidak bereaksi apa-apa, tapi ketika melihat tatapannya yang menggoda, muka Sharon memerah. Sharon sadar apa yang dimaksud.“Kamu...jangan mendekat. Kita sedang dirumah Zachary, dan Sebastian akan kesini sebentar lagi!” Sharon ingin mendorongnya karena malu, tapi ia menggenggam tangannya dan menahan tangan Sharon dibelakangnya.Simon lalu menundukkan dahinya dan mendekatkannya ke dahi Sharon, sambil berkata dengan lembut, “Aku sudah kunci pintunya jadi ia tidak bisa masuk.” Simon sudah belajar sehingga ia sudah mempersiapkan apabila putranya ingin menyelinap masuk diam-diam.“Ka..Kamu…” Sharon melihat wajah tampan Simon dengan tatapan tidak percaya. Apakah ia sudah merencanakan ini sejak ia masuk ke
Read more
Bab 124
”Ibu, apa Ayah mengganggu Ibu lagi? Ayah jahat, jangan ganggu Ibu!” Sebastian memukul pintu dan berteriak ketika sadar Ibunya tidak membukakan pintu.Jantung Sharon berdegup kencang mendengarkan keributan yang diciptakan putranya. Mengapa ia harus berteriak? Semua orang bisa mendengarnya sekarang!“Kalau kita tidak membiarkan Sebastian masuk, seluruh isi rumah ini akan tau kalau kamu menggangguku.” Sharon mendorong Simon lagi.Yang membuatnya frustasi, Simon terlihat tenang dan tidak terpengaruh. “Terus kenapa kalau mereka tau? Mereka mau ngapain?”Mata Sharon melotot. Apa maksudnya? Apa dia mau keluarga ini tau apa yang mereka lakukan di kamar mereka?Di kamar pada lantai yang sama, Penelope mendengar suara anak itu teriak dan mengetuk pintu, tapi tidak ada yang membuka pintu itu cukup lama.Ekspresinya langsung berubah. Sharon Jeans itu benar-benar tidak tahu malu!Ia sampai mengabaikan anaknya untuk menggoda Simon!…Sharon tidak lupa kalau Riley masih pemulihan di rumah sa
Read more
Bab 125
Di bawah pohon besar di kebun, Sharon melihat Sally Luke!Jadi Wayne disini untuk menemui Sally. Tidak heran ia sangat berhati-hati.Sharon tidak berani mendekat kepada mereka, takut jika mereka sadar akan keberadaan Sharon. Sharon hanya bisa bersembunyi dibalik pohon terdekat dan mematai mereka secara diam-diam.Mereka berjarak sedikit jauh, sehingga Sharon tidak dapat mendengar mereka. Bagaimanapun juga, Sharon melihat Sally bersandar pada pelukan Wayne, terlihat terluka. Sally seperti sedang mencari kenyamanan.Sharon dengan terburu-buru mengambil telepon genggamnya dan mengambil gambar. Ini merupakan bukti terbaik yang ia bisa dapatkan.Ia mengira Wayne telah pergi, tapi sepertinya ia pindah kerja di rumah sakit lain. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit terbaik di Kota River, jadi dia memberikan Wayne pekerjaan disini. Hal itu bukan hal yang mudah.Mungkin karena hal itu Wayne menghibur Sally seperti yang Sally inginkan. Sally berhenti terlihat menyedihkan, dan mereka berpe
Read more
Bab 126
Dokter Collins, lima tahun terakhir saya sangat menyesal terima faktanya kalau saya nggak bisa menemani Ayah saya di saat terakhirnya. Bisakah Dokter memberi tahu saya kebenarannya?”Dokter Collins melihat permohonan di matanya dan menghela nafas dalam. “Saya tahu saya tidak dapat menyimpan rahasia ini selamanya. Kondisi Ayahmu memburuk tiba-tiba… bukan tanpa alasan.”Nafas Sharon tercekat dan tubuhnya menegang. “Alasan apa?”Dokter Collins melihatnya dan ragu, tapi akhirnya menghela nafas kembali. “Saya akan pensiun setengah bulan lagi. Datanglah setelah saya pensiun dan saya akan memberi tahu segalanya.”Sharon bingung. “Tapi kenapa?”Dokter Collins tidak mau menjelaskan. “Kita simpan dulu saat ini, ya? Saya berjanji saya akan beritahu semua yang kamu mau nanti.”Dokter Collins menolak untuk berbicara lebih lanjut. Meskipun Sharon gelisah, ia tidak dapat memaksa Dokter Collins untuk berbicara.Setelah terdiam sejenak, Sharon berkata, “Baiklah, saya akan tunggu setengah bulan l
Read more
Bab 127
”Kita juga nggak tau, tapi kita menemukan mobil itu dengan kamera pengawas. Mobil itu menuju hutan diluar kota sekarang.”“Kirimkan saya alamatnya sekarang!” Simon langsung menutup telepon dan mengambil kunci mobilnya, dan bergegas keluar rumah.Wajah tampannya dingin dan alisnya mengkerut. Ketika ia mendengar Sharon diculik, ia kehilangan ketenangannya. Ia menemukan dirinya frustasi dan bahkan khawatir.Siapa yang menculiknya? Apakah musuh bisnis Zachary?Ia belum mengumumkan hubungannya dengan Sharon, kalau begitu siapa?Ketika Simon melewati ruang tamu, ia melihat bahwa Sebastian belum tertidur. Anak itu sedang menumpuk batu bata di ruang tamu, terlihat bosan.“Ayah, apakah Ayah juga akan keluar?” Ia melihat ke Simon, bingung.Mata Simon berkedip, namun ia berusaha tenang didepan putranya. “Iya.”Anak itu lari ke Simon dan menarik celana Simon dengan tangannya yang kecil, melihat ke arah Ayahnya.“Ayah, Ibu bilang Ibu akan pulang, kok sekarang sudah tengah malam dan Ibu be
Read more
Bab 128
”Sharon…” Simon memanggil namanya lembut, suaranya bergetar. Ia mengerti kalau Sharon tidak sadarkan diri, ia hanya ingin Sharon untuk bangun dan membuka matanya.Ia langsung membuka ikatan Sharon dan melepaskan jaketnya untuk membalut pergelangan tangannya untuk membuat pendarahannya berhenti. Sharon sudah kehilangan banyak darah, bau besi menyebar ke seluruh ruangan.Pelaku itu sungguh tidak berperasaan. Mereka melukai pergelangan tangannya dan membuatnya mati kehabisan darah pelan-pelan!Simon membungkus pergelangan tangannya dan mengangkatnya dengan lengannya, dengan cepat kembali ke mobil. Saat ia sudah menempatkannya di kursi penumpang dan memasang sabuk pengaman, ia melihat wajah pucatnya dan merasakan sakit hati. Sebelum ia menyadarinya, ia mengelus wajahnya. “Kamu nggak boleh mati tanpa persetujuanku!” Lalu, ia menyalakan mobilnya dan pergi menuju rumah sakit di kota dengan kecepatan tinggi.…Para suster keluar masuk ruang gawat darurat. Suasananya sangat menegangkan.S
Read more
Bab 129
Sekarang karena sudah disebutkan, Sharon mengingat semua yang terjadi sebelum ia pingsan. Ia pergi untuk menemui Dokter Collins, namun ia diserang oleh seseorang di parkiran mobil. Ia tidak tahu apa yang terjadi setelahnya.Ia merasakan sakit dari pergelangan tangannya, lalu ia melihat ke tangannya dan melihat pergelangan tangannya dibalut perban putih. Ia mengerutkan keningnya, bertanya dalam bingung, “Tanganku…”“Setelah kamu diculik, penculik lukain pergelangan tanganmu dan ninggalin kamu di gudang yang tidak terpakai. Mereka pengen kamu berdarah sampe meninggal.” Nada Simon tenang, namun ada rasa ingin membunuh di matanya.“Apa?” Sharon melihatnya tidak percaya. Mereka melukai pergelangan tanganku?“Si..Siapa… yang melakukan hal sejahat itu? Hal ini sulit untuk dipercaya bahwa ada orang yang sangat jahat dan tidak berperasaan yang mencoba dan membunuh dia sedemikian rupa.Simon menggelengkan kepalanya, tatapannya sulit dibaca. “Aku nggak tahu.”“Apa kamu menyelamatkanku? Ora
Read more
Bab 130
”Suami sah kamu ada disini sekarang. Kenapa kamu minta orang lain?” Dengan kata-kata itu, ia membawa Sharon ke kamar mandi.Sharon menarik nafas panjang, merasa bertentangan. Mereka menikah secara sah, betul, namun ia masih laki-laki dan ia masih seorang wanita…Simon membawanya ke kamar mandi dan secara hati-hati meletakkannya di toilet. Melihat matanya, ia berkata dengan suara pelan, “Kamu bisa sendiri?”Kata-katanya terdengar sugestif di telinganya, namun ia tetap mempertahankan wajah datarnya!Wajahnya memerah. Ia tidak bisa lebih natural seperti Simon, sehingga ia dengan cepat melambaikan tangannya padanya, berkata, “Jangan khawatir, bisa kok.”Simon tidak berusaha mendorong lebih jauh. Ia menegakkan tubuhnya dan berkata, “Ok, hati-hati ya.”Namun, Simon hanya berdiri disana tidak bergerak. Ia tidak membuat tanda-tanda akan pergi juga. Apakah ia akan berdiri disana dan menonton?Sharon sangat malu dengan pikirannya. “Kamu bisa keluar sebentar?”Simon berdiri disana karena
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
175
DMCA.com Protection Status