Home / Horor / Kau yang Diantaranya / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Kau yang Diantaranya: Chapter 81 - Chapter 90

150 Chapters

Surya

Bergelut dengan hantu bukan keahliannya, namun mengapa baik dulu dan sekarang. Dunianya selalu bagai black hole yang mampu meyeret dirinya masuk ke dalam banyak pertanyaan yang membuat ia berakhir dengan kata, 'mengagumkan'.* * * Sabtu sore sebelum bubaran kantor, Nayanika bilang dia akan ikut penelusuran dengan saudaranya yang sedang merintis menjadi youtuber. Pemuda tinggi yang sangat suka menggunakan tshirt berwarna navy, jeans hitam dan sepatu basket itu tidak setuju dengab rencana malam minggu Naya. Ia berpikir sebaik apapun gadis itu bisa mengendalikan dirinya menghadapi makhluk-makhluk itu, sejatinya dia tetap perempuan yang seharusnya tidak berhadapan dengan makhluk seperti itu. "Gak boleh Nay, aku gak suka ah!" Tolak gua dengan rencana ngaco calon pacar gua ini. Kenapa? Iya masih calon gua masih menghadapi persidangan kakaknya Naya soalnya. "Hidih, aku yang mau penelusuran kok kamu yang ribet." Nah kan d
Read more

Surya #2

Setiap orang harus menghadapi semua ketakutan dalam diri mereka sendiri.Yang menjadi masalahnya adalah, bagaimana cara menghadapi ketakutan itu?* * * Malam itu setelah Aiza yang mendapat bantuan dari Mas Gahara, juga para sesepuh dan wujud misterius yang membantu mereka. Elmo dan Berend berhasil mereka selamatkan, setelah itu mereka lekas membereskan peralatan dan tak menunda kembali untuk turun dan lekas pulang. Semua keluar gedung, Suryakanta lekas mencari sosoknya. Gadis berkerudung pink sakura yang baru saja ia lihat dari layar monitor. Rupanya ia di dampingi Aiza, semua kembali ke mobil ke zona yang menurut mereka aman. Secepat mungkin yang mereka bsa lekas membersihkan diri, membuang sisa-sisa dari ruangan gedung tadi. Lalu sepakat mengakhiri pengambilan gambar hari ini, cukup sampai sini saja.  "Naya ikut Kak Za aja, gak papa pengen cepet pulang juga." Usul Naya pada saudara mereka, dan mereka sepakat membiarkan A
Read more

Niskala dan Shin

Bisakah kau percaya, bahwa kita akan dipertemukan dengan mereka yang satu frekuensi dengan kita.Suka tidak suka, mau tidak mau. Kadang semesta sebercanda itu.* * * Sepertinya si jangkung kali ini tak dapat mengelak lagi, dia bertemu kembali dengan Niskala dan Shin di tempat perbelanjaan. Niskala selalu tampil cantik dan anggun, menggunakan dress bermotif bunga selutut, dengan cardigan pink, dan sepatu canvas putih. Sementara si mata sipit itu tetap dengan model pakaian yang tidak berubah, kemeja dan celana katun hitam yang sedikit longgar, sepatu canvas putih, jam tangan di tangan kiri sambil mendorol stroller belanjaan. Wanita itu melambaikan tangan, menyapa Aiza yang justru timpang sekali dengan kecantikan dan ketampanan mereka berdua. Kaos oversize putih ditutupi zipper hoodie army, celana training hitam, dan sendal jepit. Dia bahkan lupa mencukur kumis dan jenggot pagi ini, visualisasi yang membuat Shin tertawa sembunyi-sembunyi. 
Read more

Teman Lama Yang Pergi

Semesta kita sama, namun tidak ada yang bilang di dunia ini semua sama persis.Jadi mari kita hargai saja, semua bentuk perbedaan itu.Dengan cara paling manusiawi, yang bisa kau lakukan sebagai manusia.* * * Subuh dini hari suara ketukan di jendela kamar terus berulang, masih pukul setengah empat dini hari bahkan azan subuh saja belum berkumandang. Apa ini gangguan makhluk astral lagi?  Gakkk! Suara itu terdengar begitu perasaan ragu muncul, lalu kepakan sayap kembali terdengar. Barulah aku sadar itu bukan hantu tapi temanku yang datang, begitu lekas dibuka gagak itu masuk dan mendarat di atas meja kerja. Tetapi ada yang berbeda, jernih mata dan sayapnya tak sama. Aku ingat bagaimana keindahan bulu kawan ku itu, lalu si gagak menatapku lekat. Entah bagaimana aku tahu apa maksud si burung gagak itu datang menemuiku. "Apa... saudaramu mati?" Ia mengangguk, sehelai b
Read more

Bocah-Bocah Itu Bersembunyi

Baik di dunia manusia ataupun dunia mereka, jika sesuatu hal tak baik terjadi. Semesta selalu memberi tahu dengan caranya sendiri. * * *   Naya menghubungi ketiga temannya itu, namun mereka bertiga rupanya juga ketakutan sehingga enggan untuk datang. Walau setelah mencoba memastikan keadaan di sekitar rumah aman, mereka baru berani bertemu dengan Naya dan Aiza. Mereka bilang setelah kejadian penculikan tempo hari, Papa melarang mereka untuk mengikuti kami. Apa lagi sesuatu sedang terjadi di sekitar kami, mereka merasakan aura yang tidak baik mencoba memasuki rumah ini. Elmo berusaha untuk melindungi Lara dan Berend, ketika Naya dan Aiza tidak ada di rumah, Mereka melihat makhluk-makhluk menakutkan itu seolah ingin masuk ke dalam rumah ini. Namun Papa melindungi mereka dan meminta, untuk tidak dulu berkomunikasi dengan Naya dan Aiza.   "Papa bilang itu bukan urusan kami, jadi kami diminta untuk menjauhi kalian terlebih dulu." Berend t
Read more

Gerbang Gaib Yang Muncul

Ada dunia yang tidak akan pernah kita mengerti, selama kita masih menjadi manusia.Namun jangan terperangkap tipu daya mereka, yang mengajak untuk mengikutinya.* * * Aiza dan Naya sampai di rumah Gahara hampir menjelang magrib, mereka di sambut dengan hidangan yang dijanjikan sang kakak ketika di telepon tadi. Lelaki jangkung itu merangkul sang kakak begitu mereka bertemu, dia tersenyum namun Gahara tau Aiza tengah mencoba menahan sesuatu dalam pikirannya. Nayanika juga tidak banyak bicara, mereka berdua kini sangat pendiam. Terakhir kali Naya sangat semangat ketika mengetahui, rumah Gahara berdekatan dengan laut. Sementara Aiza akan mengomel karena panas yang menyengat, tapi sekarang Gahara perhatikan keduanya tak mempermasalahkan apapun. Sampai Gahara iseng bertanya, "gak panas Za?" Tanya Gahara begitu mereka duduk, Mbak Yuni meletakkan minuman dingin untuk menyegarkan. Namun yang dipinta justru air puti
Read more

Ketakutan Kami

Setiap yang berbeda selalu memberi kesan mendalam, seberani apapun seseorang ada rasa takut yang disembunyikan.* * * Malam itu mereka masih terjaga, padahal Gahara bilang sudah baik-baik saja. Mereka sudah dibersihkan dan keadaan sudah aman, namun kegelisahan masih menyelimuti keduanya. "Kalau kalian tidak tidur, besok kita gak bisa pergi ke pantai." Bujuk Gahara berbicara layaknya kepada seorang anak, Aiza hanya berdecak sementara Naya akhirnya tertawa. "Gendi dan Gandi, saja sudah tidur. Dahlah gak usah takut begitu, cepat kalian tidur." Karena sudah malas mendengar bujukan kakak mereka, kakak beradik itu akhirnya menurut. Naya tidur di kamar tamu, sementara Aiza memilih tidur di sofa ruang Teve. Udara panasnya sekarang mengganggu, padahal sejak datang tadi sepertinya dia tidak peduli. Tapi lihat sekarang udara bumi terasa lagi di kulit sawo matang lelaki itu, kalau Naya bilang "tinggal di sini bisa bikin kulit
Read more

Enah dan Cerita Masa Lalu

Kau percaya semua jalan cerita ini, memiliki satu garis yang sama.Masa lalu yang belum tuntas ceritanya, dan berlanjut di masa generasi selanjutnya.* * * Kakek kami memiliki lima anak, yang paling tertua bernama Jenggala dan yang bungsu bernama Zainab, namun semua memanggilnya Enah. Semua hidup dengan akur dan bahagia, terkhusus mereka tahu bahwa hampir semua anggota keluarga memiliki kesamaan yang spesial. Kemampuan indra ke enam, namun Enah tidak memiliki kemampuan itu. Ada rasa bersyukur dan juga sedih bersamaan, ia tidak perlu melihat makhluk-makhluk menakutkan yang selalu di keluhkan saudara-saudaranya. Hingga Enah kecil menjadi anak yang penuh keberanian, dalam dunia yang kadang membuat saudara-saudaranya ketakutan.  Mata Enah tidak dapat melihat mereka, itu sebabnya Enah tidak pernah mengeluh ketakutan untuk pergi kemanapun yang ia mau. Dia sangat suka eksplorasi berbagai macam tempat, walau ayah dan ibunya melara
Read more

Pagi Yang Baru

Dunia kita memiliki hukumnya, begitu juga dengan dunia mereka.Tak ada yang boleh melintasi batasan, jika ingin selamat.Ini bukan permainan.* * * Naya bangun subuh hari, ia bahkan solat bersama Aiza. Gahara dan keluarga juga sama, bahkan setelah subuh mereka menyiapkan bekal untuk pergi ke pantai. Kakak mereka bilang hanya butuh dua jam, untuk sampai ke pantai dari rumah mereka. Pukul tujuh pagi mereka sudah siap, tiga puluh menit kemudain mereka sekeluarga ditambah dengan Aiza dan Naya sudah berangkat. Sepanjang perjalanan si kembar bernyanyi riang, tentu dengan sorak sorai Naya sebagai pemandu kali ini. Gadis itu masih teringat dengan para santri junior di pesantren rupanya. Kakek bilang Naya dikenal sebagai senior yang baik dan ramah, walau kadang kelakuannya membuat anak-anak kecil itu sering ketakutan juga. Khususnya kalau Naya sudah suka ngobrol sendirian di waktu-waktu tertentu. Setelah Aiza konfirmasi rupanya,
Read more

Telepon Yang Mengganggu

Sadarlah. Ada perbedaan antara keduanya, dan kau tidak boleh masuk lebih dalam.Rasa penasaran yang sebaiknya tak kau ikuti, lebih baik kau lupakan saja.* * * Selepas mereka pulang di sore harinya, baik Aiza dan juga Naya mendapat telepon urgen. Mungkin lebih tepatnya telepon pekerjaan dari sekolah dan kantor mereka. Surya sudah kirim pesan beberapa kali, hingga ia menelepon. Namun rupanya Naya lupa untuk mencharger batrai ponselnya, hingga ia ketiduran dan ponselnya tertinggal di rumah. Begitu sampai puluhan pesan dan panggilan membanjiri layar ponselnya yang terus berkedip. Rupanya proposalnya sudah dipinta oleh bagian supervisor sebelum diajukan dan disetujui. Semalam ia sudah mengirim email pada pihak terkait, yang bergubungan dengan acara yang sedang ia pegang. Namun email itu belum juga mendapat tanggapan, sementara pihak lain yang juga Naya hubungi melalui email sudah memberi jawabannya. Sore itu juga Naya melakukan pan
Read more
PREV
1
...
7891011
...
15
DMCA.com Protection Status