Home / Pernikahan / Pernikahan Rahasia Suamiku / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Pernikahan Rahasia Suamiku: Chapter 111 - Chapter 120

137 Chapters

BAB 110 - PERPISAHAN KEDUA

Malam semakin larut, tetapi mata enggan terpejam membuat Ayesha memilih mencari udara segar. Duduk di taman belakang sendirian, menatap kegelapan di depan mata dalam diam.Tanpa tahu bahwa ada seseorang yang tengah mengamati dengan hati yang berdesir nyeri. Keinginan untuk merengkuh wanita itu sangat kuat, terapi tak kuasa dilakukan. Alfan menyadari kesalahannya yang telah menyakiti Ayesha. Semua yang dilakukan telah membuat wanita itu menderita.Alfan sadar bahwa ia yang telah melukai berkali-kali. Mengharapkan sesuatu akan kembali seperti sebelumnya, hanyalah sebuah mimpi yang mungkin tak akan pernah terjadi. Luka dan kecewa itu akan tetap bersarang dan menghantui.Seperti sebuah takdir, Ayesha yang saat itu menatap lurus, tiba-tiba menoleh dan mendongak. Hingga ia menemukan keberadaan Alfan yang saat ini tengah menatapnya.Keduanya bertatapan dalam diam, walaupun jarak di antara mereka lumayan jauh, tetapi tak memadamkan gejolak yang ada di dal
Read more

BAB 111 - KUNJUNGAN

Bumi berputar, waktu silih berganti menyapa, hari, minggu dan bulan terlewati begitu saja.Hidup harus terus berjalan, walaupun keadaan tidak sejalan dengan yang diinginkan.Sejak kembali ke Bali, Ayesha menyibukkan diri dengan mulai aktivitas baru. Wanita itu memilih kembali membuka butik dengan nama AA Store, yang diambil dari namanya dan Arzen.Semuanya berjalan dengan lancar walau ia, kadang mengalami sedikit kesulitan.Jika ditanya tentang perasaan, maka jawabannya sama. Ia masih mencintai lelaki itu, tetapi ia tak mau menjadikan perasaan itu sebagai beban. Biarkan semuanya berjalan seperti sebelumnya, jika Tuhan berkehendak maka jodoh tidak akan salah alamat.Oh ya, Ayesha juga lupa mengatakan bahwa saat ia ke Jakarta, ternyata Marvin datang mencarinya beberapa kali. Bahkan sempat menanyakan alamat yang ada di Jakarta, karena ingin menyusul. Namun Nena memilih menjawab tidak tahu, karena saat itu ia tidak bisa dihubungi.Hubungannya dengan Mama Silvi juga sudah membaik. Mereka su
Read more

BAB 112 - MUNGKINKAH AKAN ADA JALAN KEMBALI?

Saat ini Ayesha sedang dalam perjalanan menuju alamat mantan suaminya, karena beberapa menit yang lalu sang anak menghubungi dengan panik.Untunglah jalanan yang dilalui lumayan lenggang, hingga tak butuh waktu lama ia telah sampai di alamat yang dituju.“Assalamu’alaikum,” ucap Ayesha, mengintip ke dalam rumah yang tak tertutup.Sudah beberapa kali Ayesha mengucapkan salam, tetapi tak ada sahutan. Membuatnya berinisiatif menghubungi Arzen dan tak lama remaja itu muncul dari lantai dua.“Ayo, Mom!” Arzen menyeret ibunya.“Hei, tidak sopan kamu tarik-tarik begini. Ayahmu mana?” desis Ayesha sedikit kesal.“Ada di atas.”“Panggil saja dia ke bawah. Biar dia bertemu mommy di sini saja, rasanya tidak pantas jika mommy masuk ke rumah tanpa izin.”“Om Alfan pingsan, Mom!” jawab Arzen, membuat sang ibu seketika ikut menoleh ke arahnya.“Ya, aku menghubungi mommy karena tidak tahu harus menghubungi siapa.”“Di mana dia sekarang?” tanya Ayesha mendongak, menatap ke arah lantai dua.“Ya masih t
Read more

BAB 113 - BERTEKAD

Pembicaraan tersebut didengar oleh Arzen yang ada di gawang pintu. Remaja itu memilih mematung di sana, mendengar obrolan kedua orang tuanya yang sepertinya sama-sama menahan perasaan.“Mom!”Ayesha menoleh. “Ada apa, Zen?” tanyanya dengan senyum canggung.Arzen mendekat dan bisa melihat jelas bahwa lelaki itu masih terbaring dengan mata sayu, juga wajah yang pucat.“Bagaimana keadaanmu, Om?” tanyanya sambil duduk di samping sang ibu.“Sudah lebih baik. Terima kasih kamu sudah datang, Nak.” Alfan melemparkan senyum teduh kepada sang anak. Walaupun panggilan om tentu saja membuatnya terluka.“Tentu saja. Jika aku tidak datang, mungkin kamu sudah tewas karena kejang,” sahut Arzen dengan tajam, membuat Ayesha segera menoleh dengan tatapan mengancam.“Jaga bicaramu, Zen. Tidak sopan kamu bicara dengan orang tua seperti itu,” hardik Ayesha penuh peringatan.Namun justru hal lain dilakukan oleh Alfan, lelaki itu terkekeh pelan sambil berkata, “Dia benar-benar mewarisi dirimu, Aye. Ucapannya
Read more

BAB 114 - MULAI PENDEKATAN

Sejak kedatangannya, Alfan masih setia duduk di teras, ditemani secangkir kopi hitam buatan Ayesha. Sayangnya wanita itu meminta Nena yang mengantarnya, tetapi Alfan tahu bahwa kopi itu adalah buatan mantan sang mantan .Sudah pukul setengah tujuh pagi, dari dalam rumah sudah terdengar suara teriakan Arzen, pekikan kesal Ayesha dan tawa Nena yang lumayan keras.Diam-diam Alfan tersenyum, membayangkan keutuhan keluarga dengan suasana hangat, pasti bahagia sekali.Terdengar suara pintu terbuka dan sosok Arzen muncul. Remaja itu mencium punggung tangan sang ayah sopan dan bergumam, “Gerak cepat juga, ya.” Diakhiri tawa pelan.“Iya, takut ditikung yang lain. Saingannya banyak,” jawab Alfan sambil mengusap kepala sang anak.“Di suruh mommy masuk, kasihan katanya. Om pasti belum sarapan.”“Mommy yang menyuruhmu? Wah, ternyata diam-diam dia masih menaruh perhatian.” Alfan tersenyum manis.“Itulah yang membuatku heran. Banyak lelaki yang mengejarnya, tapi justru pengecut yang diharapkan.” Arze
Read more

BAB 115 - SELANGKAH LEBIH DEKAT

Setelah menyelesaikan pekerjaan, Ayesha berniat makan siang di luar. Namun, urung saat tiba-tiba ia dikejutkan dengan kedatangan Alfan yang membawa berbagai makanan kesukaannya.Awalnya ia merasa aneh dan heran, tetapi tak banyak bertanya karena ia tahu bahwa Arzen yang mungkin telah memberikan alamat ini.“Semoga makanan ini masih menjadi favoritmu,” ucap Alfan dengan senyum canggung.“Terima kasih,” sahut Ayesha tak kalah gugup. Bahkan saat kulit keduanya tak sengaja bersentuhan, ada getaran dan aliran listrik yang langsung menyengat.“Duduklah, aku akan siapkan piring lebih dulu. Oh, ya, kamu mau minum apa?” tanya Ayesha dengan kepala menunduk.“Air putih dan kopi, jika tidak keberatan.”Ayesha mengangguk dan keluar dari ruangan menuju dapur kecil di sudut tempat tersebut.Beberapa karyawan dengan penuh keingintahuan langsung menyerbunya dengan berbagai pertanyaan, tentang siapa lelaki itu. Ayesha terkenal baik, tetapi ia memang tidak terlalu suka mengatakan apa pun tentang hidupny
Read more

BAB 116 - JARAK TAK KASAT MATA

Keduanya pulang dengan tubuh basah kuyup, sebab Arzen mengajak Alfan bermain-main dengan air.Senyum dan tawa dari Arzen bagaikan obat yang mampu melipur segala penyesalan Alfan. Wajah remaja itu benar-benar membuatnya semakin bersemangat untuk merajut asa yang hampir sirna.Kini yang diinginkan Alfan bukan lagi tentang harta, warisan atau apa pun lagi di dunia. Namun, anak dan mantan istrinya kembali ke dalam hidupnya.Sesampainya di rumah, mereka disambut dengan senyum manis Ayesha yang begitu manis dan meneduhkan. Wanita itu menatap keduanya dengan alis terangkat saat menyadari tubuh keduanya basah kuyup.“Arzen, segera bersihkan dirimu!” Perintah Ayesha dengan tegas.“Oke, Mom. Aku mandi dulu, Om,” sahutnya, tak lupa ia berpamitan dengan sang ayah.Setelah kepergian Arzen, Ayesha menatap tajam mantan suaminya. Ia berdecak kesal, kemudian pergi begitu saja. Tak sampai sepuluh menit wanita itu kembali dan mengulurkan handuk.“Di sini tidak ada pakaian lelaki, pakailah handuk itu, da
Read more

BAB 117 - TRIPLE A

Menunggu Ayesha diperiksa, Alfan tak bisa duduk dengan tenang. Lelaki itu mondar-mandir seperti sebuah setrika yang tak bisa diam.Sementara Arzen dan Nena duduk dengan tenang, sesekali melempar tatapan saling menguatkan yang menenangkan.Sejak dinyatakan sembuh, baru sekali ini Ayesha kembali drop. Semenjak menginjakkan kaki kembali ke Indonesia, wanita itu melupakan cek up rutin yang selalu dilakukan, seperti yang selalu diingatkan oleh kedua orang tuanya.Tak lama dokter keluar dari ruangan dan Alfan langsung menyerbu dengan berbagai pertanyaan tentang kondisi pasien.“Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Pasien baik-baik saja, hanya kelelahan dan demam tinggi yang membuatnya tak sadarkan diri. Kami akan melakukan cek up menyeluruh untuk melihat perkembangan terkait,” jelas dokter dengan name tag dr. Irna Narulita.“Begini dok, kebetulan pasien pernah punya riwayat kanker otak. Saya hanya khawatir jika penyakit itu kembali bersarang di tubuhnya.”Dokter wanita itu mengangguk mengert
Read more

BAB 118 - WAKTU BERSAMA

“Apa, Aye? Jangan berteriak. Kamu bahkan masih terbaring di ranjang pesakitan. Jaga emosimu agar keadaanmu segera membaik.” Alfan menatap Ayesha lembut, tetapi nada suaranya seakan tengah mencemooh dirinya yang saat ini tak berdaya.“Awas kamu!” balas Ayesha dengan kesal, ia menatap mantan suaminya tajam penuh permusuhan.“Biar aku yang menjagamu. Arzen biar pulang dengan Nena. Kasihan besok dia harus sekolah.” Namun, ucapan itu bagaikan kicauan burung yang tak mendapat respons apa pun.Ayesha kembali berbaring dengan mata terpejam. Sementara Alfan, ia segera menemui Arzen dan Nena yang ada di depan ruangan rawat. Mereka hanya diam tanpa melakukan apa pun.“Zen, pulanglah dengan Nena. Besok kamu masih harus ke sekolah. Biar ibumu, aku yang menjaganya. Setelah pulang sekolah kamu bisa datang lagi,” ucap Alfan duduk di samping sang anak.“Aku mau menemani mommy di sini. Lagipula ada kamar yang bisa kutempati.”“Percayakan ibumu pad
Read more

BAB 119 - CEMBURU

Alfan tampak tak suka ketika seorang lelaki memanggil Ayesha dengan sebutan nona senja. Lagipula kelihatannya hubungan mereka terlihat akrab. Itu bisa mengancam keberadaannya.“Sudah, Aye. Kamu harus kembali ke kamar dan istirahat,” kata Alfan menyela obrolan dua orang itu.“Oke. Semoga kamu cepat sembuh. Aku akan mengunjungimu kembali jika ada waktu. Juga maaf atas apa yang terjadi di masa lalu.” Lelaki yang tak lain Hanan itu tersenyum tulus ke arah Ayesha.“Sama-sama. Terima kasih banyak.”Setelah Hanan pergi dari hadapan mereka. Tampaknya Alfan ingin tahu apa yang dimaksud, tentang masa lalu yang dikatakan. Apa sebenarnya lelaki itu pernah memiliki hubungan serius dengan Ayesha?Tidak! Tidak boleh dibiarkan, batin Alfan.“Ada hubungan apa kamu dengan lelaki itu?”Ayesha menoleh dan tersenyum tipis. “Bukan urusanmu, Mas Alfan,” jawabnya datar.“Akan menjadi urusanku karena kamu adalah istriku.”“Mantan! Kita hanya mantan suami istri, Mas Alfan. Jangan lupa akan hal itu.” Koreksi Ay
Read more
PREV
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status