Walau sudah ditolak, diabaikan, tetapi ternyata Alfan tidak menyerah dan putus asa. Ia tetap berada di sekitar Arzen dan Ayesha dan memilih membekukan hati untuk menerima sikap ibu dan anak tersebut.Alfan mendekat ke arah ranjang, menatap Arzen yang tengah sibuk dengan ponselnya. Bahkan remaja itu benar-benar tak sedikitpun melirik.“Arzen,” ucap Alfan pelan, ingin menyentuh sang anak tetapi remaja itu menghindar.“Maafkan aku, Nak. Maafkan kesalahan lelaki jahat ini, kamu boleh marah, memaki bahkan memukul, tapi jangan abaikan kehadiranku. Kesalahan di masa lalu memang tak bisa diperbaiki, yang bisa dilakukan hanya memperbaiki masa depan. Andai jika Tuhan mengizinkan waktu berputar, aku pasti akan mengubah semua jalan hidup kita. Jika bisa aku bahkan rela menukar hidupku untuk kalian,” lanjut Alfan, menatap dalam Arzen yang tak bereaksi apa pun.“Semua memang salahku, ibumu orang yang baik. Bahkan dia yang terbaik, aku saja yang bodoh. Sean
Read more