Share

BAB 119 - CEMBURU

Penulis: Memey Yin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Alfan tampak tak suka ketika seorang lelaki memanggil Ayesha dengan sebutan nona senja. Lagipula kelihatannya hubungan mereka terlihat akrab. Itu bisa mengancam keberadaannya.

“Sudah, Aye. Kamu harus kembali ke kamar dan istirahat,” kata Alfan menyela obrolan dua orang itu.

“Oke. Semoga kamu cepat sembuh. Aku akan mengunjungimu kembali jika ada waktu. Juga maaf atas apa yang terjadi di masa lalu.” Lelaki yang tak lain Hanan itu tersenyum tulus ke arah Ayesha.

“Sama-sama. Terima kasih banyak.”

Setelah Hanan pergi dari hadapan mereka. Tampaknya Alfan ingin tahu apa yang dimaksud, tentang masa lalu yang dikatakan. Apa sebenarnya lelaki itu pernah memiliki hubungan serius dengan Ayesha?

Tidak! Tidak boleh dibiarkan, batin Alfan.

“Ada hubungan apa kamu dengan lelaki itu?”

Ayesha menoleh dan tersenyum tipis. “Bukan urusanmu, Mas Alfan,” jawabnya datar.

“Akan menjadi urusanku karena kamu adalah istriku.”

“Mantan! Kita hanya mantan suami istri, Mas Alfan. Jangan lupa akan hal itu.” Koreksi Ay
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Memey Yin
Halo pembaca semuanya. Apa kabar? Terima kasih yang sudah mau menunggu kisah Mbak Ayesha lanjut. Mulai hari ini, Mey akan rajin update sehari dua bab. Jangan lupa tinggalin jejak, ya.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pernikahan Rahasia Suamiku   BAB 120 - PEMILIK HATI

    Setelah dipastikan kondisi Ayesha baik-baik saja. Dokter mengizinkan wanita itu pulang dengan catatan harus istirahat lagi selama beberapa hari.Sambil menunggu Alfan menyelesaikan administrasi dan menebus obat, Ayesha mengecek ponsel yang beberapa hari kemarin terabaikan begitu saja.Terlalu fokus menatap ponsel, Ayesha tak menyadari kehadiran Alfan yang sudah berdiri di sebelahnya. Mata lelaki itu mengintip sedikit ke arah ponsel yang mengalihkan seluruh atensi wanita cantik itu.“Sudah siap?” tanya Alfan mengejutkan, membuat ponsel di tangan Ayesha jatuh menyentuh lantai dengan keras.“Mas Alfan!” pekik Ayesha kesal. Ia memungut kembali ponsel yang layarnya berubah menjadi hitam. “Ponselku rusak,” keluhnya sedikit kesal. Itu ponsel mahal yang belum lama ini dibeli dengan harga tiga puluh lima juta. Cukup fantastis mengingat ia adalah seorang pengangguran.“Maaf, aku tidak bermaksud mengagetkan. Kamu yang terlalu fokus menatap ke sana.” Alfan menunjuk pada ponsel yang dipegang Ayesha

  • Pernikahan Rahasia Suamiku   BAB 121 - QUALITY TIME

    Suasana pagi ini cukup cerah. Matahari menebarkan senyum, menjalankan tugas menyinari dunia. Selesai sarapan, Ayesha duduk di teras rumah bersama dengan Arzen.Belum lama mereka duduk, mata mereka teralihkan pada sosok lelaki yang baru saja datang dengan senyum menawan.Setelah mengucap salam lelaki itu mengambil duduk tepat di sebelah Arzen.“Kebetulan Arzen libur. Bagaimana kalau kita jalan-jalan?” tanya Alfan.“Kalau Arzen mau, silakan.”“Kenapa bukan Om Alfan dan mommy saja yang pergi?”Alfan menunduk dengan rona merah di pipinya. Benar-benar selalu bisa menebak isi kepalanya. Ia tahu, jika mengajak Ayesha pasti wanita itu akan menolaknya.Arzen adalah alasan yang tepat.Bisa menghabiskan waktu dengan sang anak, bonus bisa melihat ibunya.“Ayo pergi bersama.”“Ya sudah, memangnya mau ke mana?” tanya Arzen.“Terserah. Kamu bisa tentukan tempat mana yang mau dikunjungi,” kata Alfan m

  • Pernikahan Rahasia Suamiku   BAB 122 - RUMIT

    Setelah menyaksikan sunset, mereka memutuskan makan lebih dulu di restoran yang ada di sepanjang tepi pantai.Senja memang indah, seperti sebuah rasa yang masih baru. Cantik dan mempesona. Namun, jika indahnya senja menjadi tolak ukur sebuah rasa, lalu gelapnya malam disebut apa.Tubuh mereka lelah. Hanya saja ketiganya benar-benar menikmati momen itu. Diam-diam bukan hanya Alfan yang puas, tetapi jauh di lubuk hati yang dalam, Ayesha sangat menikmati momen kebersamaan itu.Setelah makan, mereka memutuskan pulang. Namun di tengah jalan, ada insiden tak terduga saat Ayesha hampir saja diserempet mobil yang ugal-ugalan.“Mommy tidak apa-apa?” tanya Arzen cemas. Remaja itu langsung turun dan menghampiri sang ibu yang menepi di sisi jalan.“Kamu terluka, Ayesha?” Alfan menyusul dan segera memeluk wanita itu dengan erat.“Aku baik-baik saja.” Mendorong tubuh mantan suaminya.Syukurlah, tidak sampai tersentuh. Jika tidak mungkin ia akan terjatuh mencium aspal.“Lebih baik mommy dibonceng Om

  • Pernikahan Rahasia Suamiku   BAB 123 - TUJUAN SANG PECINTA

    Sejak Alfan memergoki dua lelaki yang masih mendekati Ayesha. Ia seolah menghilang dari peredaran hanya untuk meyakinkan diri, meyakinkan orang tua dan calon mertuanya.Alfan hanya akan berkabar dengan Arzen, tetapi tidak pernah lagi menghubungi Ayesha atau menemuinya.Diam-diam ketidakhadirannya menumbuhkan rindu di hati sang mantan istri.Tepat sebulan lamanya, akhirnya ia kembali menginjakkan kakinya di Bali. Di tanah yang sama dengan sang pemilik hati.Malam harinya ia mengunjungi Ayesha dan mengajak wanita itu pergi. Awalnya seperti biasa penolakan yang diterima, tetapi akhirnya menyerah dan memilih pergi.“Arzen ke mana? Kenapa aku tidak melihatnya.”“Pergi jalan-jalan bersama Nena.”Alfan mengangguk.“Mau ke mana, Mas?”“Suatu tempat,” jawab Alfan singkat berlagak misterius.“Aku rindu kamu Aye. Apa kamu tidak merindukanku?”“Tidak sama sekali.”Bohong!Sejujurnya rindu yang dirasakan juga sama besarnya. Namun, ia enggan mengatakannya. Bisa-bisa Alfan besar kepala.“Teganya kamu

  • Pernikahan Rahasia Suamiku   BAB 124 - YA!

    “Say yes, Mom. I want to be my daddy!”Suara teriakan dari seseorang yang dikenal, membuat Ayesha mendongak. Di lantai dua terlihat sang anak mengangguk dengan antusias.Di sebelahnya ada kedua orang tuanya dan orang tua Alfan.Sejak kapan?Pertanyaan itu muncul di benak Ayesha melihat kehadiran semua orang di sana. Bagaimana bisa kedua orang tuanya juga ada di sini, kenapa ia tidak tahu.“Mommy cepat terima. Nanti kalau lama-lama, daddy akan berubah pikiran.”Apa katanya tadi. Daddy? Sejak kapan Arzen mengganti panggilan om menjadi daddy.Banyak pertanyaan yang muncul di kepalanya. Namun, sentuhan lembut di tangan kembali menyadarkannya. Menarik dirinya pada dunia nyata, pada keadaan saat ini.“Masih mau menunggu atau sedetik lagi berubah pikiran, Mas?” tanya Ayesha tersenyum tipis.“Aku akan menunggu,” jawab Alfan yakin.Ayesha menarik tangannya untuk bangun. Menggandengnya dan berjalan ke ar

  • Pernikahan Rahasia Suamiku   BAB 125 - PERJALANAN

    Zahra menjalani hukuman seumur hidup dengan kasus pembunuhan berencana yang mengakibatkan tiga orang tak bernyawa.Namun, sayang sekali setelah satu tahun mendekam di penjara, wanita itu kehilangan kewarasan dan dimasukkan ke rumah sakit jiwa akibat percobaan bunuh diri.Wanita malang itu bukan hanya kehilangan akal sehat, ia juga kehilangan banyak hal dalam hidup karena ambisinya menghalalkan segala cara.Setelah dirawat selama dua tahun di rumah sakit jiwa, ia akhirnya dinyatakan sembuh dan harus kembali menjalani hukuman. Ia dikembalikan ke tahanan dan berakhir menjadi bulan-bulanan para penghuni lapas.Berkali-kali wanita itu terluka dan masuk rumah sakit karena dikeroyok penghuni lain yang tidak terima dengan mulutnya yang kejam.Tuhan itu adil. Siapa yang berbuat jahat maka dia akan menuai balasannya. Zahra menuai hasil dari apa yang ditanam selama ini.Hidupnya sebagai tahanan tidaklah seindah bayangan. Wanita itu bahkan b

  • Pernikahan Rahasia Suamiku   BAB 126 - PERTEMUAN DUA JIWA

    Ternyata waktu satu bulan mampu dilewati oleh Alfan dengan susah payah. Lelaki itu sering kali mengirimkan kalimat penuh kerinduan via pesan. Kadang kala ia akan datang diam-diam dan mengikuti Ayesha bagaikan penguntit.Ia tidak bisa datang ke rumah karena pasti Papi Jacob dan Mami Tari akan memarahinya.Hingga waktu yang ditunggu pun tiba.Ayesha sudah memakai kebaya putih dengan riasan tipis yang membuat parasnya semakin terlihat menawan. Ditemani Mami Tari, ia masih duduk di kamar menunggu sang mempelai pria datang.“Aku gugup sekali, Mam,” ucap Ayesha meremas tangannya sendiri.“Wajar saja. Tidak apa-apa. Mami doakan semoga pernikahan kedua kalian akan dilimpahkan banyak berkah dan bahagia dunia akhirat,” kata Mami Tari, menyeka sudut matanya yang berair.Tak lama Arzen datang dan memberitahu bahwa calon pengantin dan keluarga besarnya telah tiba. Mereka segera keluar bersama Arzen yang menggandeng tangan sang ibu.“

  • Pernikahan Rahasia Suamiku   BAB 127 - SEMANIS MADU

    Tiada keindahan lain selain saat matanya terbuka, ada sosok cantik yang masih memejamkan mata di sebelahnya.Alfan mengukir senyum, mengecup pipi sang istri yang masih terlelap. Menghujani wajah itu dengan ciuman hingga sang pemilik manik cokelat itu terbuka.“Jam berapa, Mas?” tanya Ayesha dengan suara serak.“Sudah subuh. Aku mandi dulu, ya.”Ayesha mengangguk dan membiarkan sang suami melakukan mandi wajib setelah semalam mereka memadu kasih.Hanya lima belas menit, lelaki itu sudah keluar dengan rambut yang masih basah.“Aku lelah sekali,” gumam Ayesha bangkit dari ranjang dan berjalan ke arah kamar mandi dengan tubuh polos. Alfan yang melihat itu hanya menelan saliva susah payah.“Punya istri cantik itu ujian atau keberuntungan?” tanya Alfan pada dirinya sendiri. Ia segera mengganti pakaian.“Mas Alfan, ada pakaian ganti untukku?” ucap Ayesha, menyembulkan kepala dari kamar mandi.“Ada, sebentar.”

Bab terbaru

  • Pernikahan Rahasia Suamiku   Bab 136 - Bukan ART biasa

    “Ternyata suamiku ini memiliki banyak pengagum. Bahkan ada yang melamar meski sudah tahu jika sudah memilki istri. Apakah aku harus bersyukur atau justru takut, ya. Bagaimana menurutmu, Mas?” sindir Ayesha.“Aku benar-benar tidak mengenal mereka. Tiba-tiba datang dan melamar begitu saja.” Meski sama-sama bergelut dalam dunia bisnis, sepertinya Alfan tak begitu mengenal pasangan suami istri tersebut. Mungkin karena ia baru melebarkan sayapnya di kota ini atau bagaimana, yang pasti wajah mereka tak terlalu populer hingga Alfan dengan mudah mengenalinya.“Mereka bahkan menawarimu sebuah perusahaan dan akan memastikan seluruh bisnismu akan maju. Tawaran yang menggiurkan. Apa wanita itu cantik?” kata Ayesha. Ia mendengus jengkel meski kedua orang tamu tidak tahu diri itu sudah meninggalkan ruangan.“Putri mereka yang mana saja aku pun juga tidak tahu. Benar-benar aneh,” bantah Alfan.“Jika putrinya menyukaimu sejak pandangan pertama artinya pernah ada interaksi di antara kalian, Mas. Kamu

  • Pernikahan Rahasia Suamiku   BAB 135 - DILAMAR

    Setelah beberapa minggu berlalu, akhirnya berita tentangnya dan sang suami mereda dan tergantikan oleh berita panas lainnya.Butiknya telah kembali buka. Bahkan kini lebih banyak pengunjung yang datang dari kalangan pejabat dan beberapa istri-istri pengusaha.Tentu saja mereka bukan hanya datang karena sekadar tertarik dengan rancangan pakaiannya. Namun, beberapa dari mereka ada yang mencoba menjalin pertemanan.Entah itu benar-benar tulus atau menginginkan hal lain.Beberapa kali juga ia mendapatkan undangan untuk masuk ke dalam group sosialita.Ayesha hanya menanggapinya dengan senyum tipis seperti biasa.Setelah ujian selalu ada kebahagiaan. Tidak akan ada kehidupan yang akan berjalan lurus dan mulus. Selalu ada rintangan dan halangan.Begitulah kehidupan.Ayesha yang baru saja mengambil air dari dapur, tidak sengaja mendengar suara Dewi yang sedang berbicara dengan seseorang melalui ponsel. Ia menajamkan pendengaran untuk mengetahui isi obrolan tersebut. Namun, saat berjalan mende

  • Pernikahan Rahasia Suamiku   BAB 134 - DIUMUMKAN

    Keesokan paginya berita tentang kejadian semalam membuat namanya dan nama butiknya terseret dalam berita surat kabar.Saat membacanya Ayesha masih bisa bernapas lega karena apa yang terjadi padanya tidak sampai terekspos keluar. Bukan karena tidak ingin nama baiknya hancur, kini ia kembali menyandang nama Herlambang yang membuatnya harus menjaga nama baik suaminya juga.Alfan mengusap bahunya lembut dan mengatakan kalimat yang menenangkan, bahwa semuanya akan baik-baik saja.“Mom, kudengar semalam mommy keluar. Ke mana?” tanya Arzen duduk di meja makan.Remaja itu sama sekali tidak tahu bahwa ada polisi yang menghampiri ke rumah mereka. Karena kebiasaan Arzen memang setelah masuk kamar, ia jarang keluar jika tidak perlu sesuatu.“Ya, mommy ada urusan.”“Are you okay, Mom?”“Sure, Son.” Melemparkan senyum tipis yang tulus.“Kamu tidak perlu cemas. Berita itu tidak akan keluar,” bisik Alfan pelan.“Aku ha

  • Pernikahan Rahasia Suamiku   BAB 133 - POSITIF!

    Hi, boleh absen dong yang masih setia baca cerita ini? Komen di setiap bab agar aku tahu bahwa kalian masih ada di sini. Makasih.♡♡♡“Maaf, Nyonya. Di bawah ada polisi yang ingin bertemu Anda.”Polisi, batinnya bertanya-tanya.“Ya, bilang saja suruh tunggu sebentar. Aku ganti baju dulu,” kata Ayesha segera masuk kamar dan mengganti pakaian.Saat ia turun ke ruang tamu, benar ada dua polisi yang sudah menunggunya.“Selamat malam, Nyonya. Maaf jika kedatangan kami mengganggu Anda. Kami dari Polresta Denpasar mendapat surat perintah penggeledahan butik Anda untuk melengkapi bukti bahwa saudari Clara Adelin terlibat dalam kasus peredaran dan penjualan narkoba jenis sabu.”Deg!Jantung Ayesha berdebar dengan sangat keras. Ia terkejut sekaligus syok dengan apa yang baru saja didengar.“Maaf, Pak polisi. Izinkan saya bertanya lebih dulu.”Ia menarik napas panjang dan mengembuskannya pe

  • Pernikahan Rahasia Suamiku   BAB 132 - ART BARU (MENCURIGAKAN)

    Sebelum berangkat ia telah menghubungi suaminya dan meminta alamat kantor yang sampai saat ini belum diketahui.Mobil melaju dengan kecepatan sedang, diiringi suara musik dari penyanyi favoritnya.Tidak sampai tiga puluh menit mobil yang dikendarai tiba di sebuah gedung tinggi bertuliskan HM Group. Ayesha segera memarkirkan mobilnya di basement dan menuju resepsionis.“Ruangan Tuan Alfan Fatih Herlambang di mana, ya?” tanya Ayesha sopan.“Maaf, apa Anda sudah membuat janji?” tanya wanita itu dengan ramah.“Apa seorang istri perlu membuat janji untuk bertemu suaminya?” Ayesha tersenyum, tetapi kata-katanya menegaskan bahwa ia adalah istrinya.“Ah, maaf. Anda Nyonya Ayesha.” Wanita itu menunduk dan meminta maaf berkali-kali.“Mari saya antar ke ruangan beliau,” ucapnya kemudian mengarahkannya menuju lift khusus.Suara denting lift menandakan mereka telah sampai di lantai yang dituju. Lantai sepuluh, gedung teratas

  • Pernikahan Rahasia Suamiku   BAB 131 - BANYAK BERUBAH

    Langit gelap telah berganti terang. Matahari mulai tampak malu-malu menunjukkan sinarnya.Cuaca yang masih terasa dingin membuat dua sosok lelaki di ruangan yang berbeda kembali menggulung dirinya di dalam selimut tebal yang menghangatkan.Setelah urusan dapur usai, Ayesha bergegas naik ke lantai dua dan membangunkan sang anak. Beberapa kali remaja itu menggeliat dan bergumam, tetapi tak juga membuka mata.Ayesha yang kesal langsung menarik selimutnya dengan kasar dan membuka tirai. Membiarkan cahaya pagi menembus jendela dan mengusik si pemilik kamar.“Zen! Bangun! Mommy akan menyirammu dengan air jika kamu tidak segera bangun,” ancam Ayesha dengan suara rendah.“Oh, Mommy!” keluhnya dengan suara serak. Manik cokelat itu akhirnya mengerjap, menyesuaikan diri dengan cahaya sebelum akhirnya terbuka.“Sudah. Aku bangun,” lanjutnya, ia masih duduk di tepi ranjang. Menyahut segelas air di atas nakas dan meneguknya hingga tandas. Matanya menoleh ke arah jam dinding dan terkejut saat menyad

  • Pernikahan Rahasia Suamiku   BAB 130 - PINDAH RUMAH

    Empat hari kemudian, mereka resmi pindah ke rumah Alfan. Lelaki itu hanya meminta anak dan istrinya membawa pakaian dan surat-surat penting lainnya.Nena juga ikut serta bersama mereka. Sebab, Ayesha sudah menganggap wanita itu seperti saudarinya.Setelah hampir dua jam merapikan kamar, Ayesha memilih merebahkan tubuhnya di ranjang. Pindahan memang membutuhkan tenaga ekstra.Alfan yang baru masuk kamar bertanya, “Sudah selesai?”“Belum. Ruang ganti masih berantakan, aku lelah sekali.”Ayesha memang tidak mau dibantu asisten untuk merapikan kamar dan ruang ganti. Ia ingin merapikannya sendiri agar tahu di mana letak ia menyimpan barang-barangnya.Alfan berjalan ke ruang ganti dan melihatnya. Memang masih sangat berantakan, beberapa koper masih teronggok dengan isi yang sudah carut marut.“Istirahat saja. Masih ada waktu besok lagi, jangan memaksakan diri.”Ayesha mengangguk. “Aku tahu. Kamar Arzen sudah selesai?”“Sudah. Nena sedang merapikannya.”Beberapa hari yang lalu Alfan sudah ke

  • Pernikahan Rahasia Suamiku   BAB 129 - DUA BINTANG REDUP

    Seminggu telah berlalu dengan cepat. Hari ini menjadi perpisahan antara Ayesha dan kedua orang tuanya.Mereka mengantar keduanya sampai di bandara. Bahkan Arzen turut libur sekolah karena ingin mengantarkan oma dan grandpa kesayangannya.Isak tangis Ayesha sudah terdengar sejak mereka dalam perjalanan. Kini, semakin keras suara tangis itu saat kedua orang tuanya semakin tak terlihat lagi dalam pandangan.Alfan merengkuh tubuh sang istri dan mencoba menenangkannya. Setelah keadaannya berangsur tenang mereka meninggalkan bandara.“Mau mampir ke suatu tempat dulu?” tanya Alfan.“Langsung pulang saja,” balas Ayesha pelan, tak bersemangat.“Zen?” Menatap sang putra melalui kaca mobil. Remaja itu juga tampak tak bersemangat.“Ya, Dad.” Tatapannya kembali mengarah ke luar.Setelah sampai di rumah. Ibu dan anak itu mengurung diri di kamar sampai melewatkan makan malam.Alfan yang ada di meja makan sendirian menjadi tidak tenang. Ia meminta Nena menyiapkan makanan untuk dibawa ke kamar anak da

  • Pernikahan Rahasia Suamiku   BAB 128 - APA KAMU CEMBURU?

    Masuk ke kamar sepasang suami istri itu kembali melanjutkan kegiatan yang tertunda. Kembali menyelami nikmatnya surga dunia. Mencapai nirwana tertinggi di iringi deru napas yang memburu.Dingin di luar sana sama sekali tak mendinginkan keduanya. Justru semakin memanas, bagaikan kobaran api yang baru saja disiram bensin.Membara.Peluh menetes, menjadi saksi betapa bersemangatnya mereka. Kerinduan, kasih sayang, gairah, semuanya melebur menjadi satu.Entah sudah berapa lama mereka melakukannya, Ayesha bahkan sampai tak bisa bernapas dengan lega karena terus-menerus dihabisi oleh sang suami.“Sudah, Mas. Aku lelah,” ucap Ayesha dengan suara lemah.Umur yang hampir menyentuh kepala empat sama sekali tak membuat Alfan melunak sedikit pun.Ingatan tentang saat pertama kali lelaki itu menjamah dirinya terlintas. Betapa buas dan sama sekali tak menahan diri.“Tahan sebentar lagi, Sayang,” bisik Alfan, mengecup lembut pelipis sang istri.Suara erangan panjang menjadi penutup kegiatan malam it

DMCA.com Protection Status