“Kamu beneran enggak mau ikut?” sungutku sambil memasukkan beberapa baju ke dalam koper dengan sedikit membanting-banting. Mataku beralih pada Reinard yang berdiri tidak jauh dariku, menatapku sambil menyilangkan kedua tangan di depan dada sambil bersandar pada kusen pintu. Sejak tadi ia hanya senyam-senyum sendiri.“Kamu yang bahagia dong, kan mau liburan.” Entah kalimatnya itu mengejek atau memang sebuah dukungan untukku agar aku tidak terus saja menekuk muka seperti ini sejak semalam.“Bahagia, kalau kamu ikut!” aku memasukkan barang terakhirku—satu set peralatan mandi, lalu menutup koper yang berukuran tidak terlalu besar itu rapat-rapat. Rencananya aku dan Rosa hanya akan menginap dua sampai tiga malam, jadi aku tidak perlu membawa banyak barang. Lagipula, jika nanti mood-ku membaik di sana, aku pasti akan kelayapan untuk shopping. Tapi dengan catatan, kalau moodku baik lho ya! Kalau tidak, aku paling cuma akan berguling-g
Baca selengkapnya