All Chapters of Fatma Boussetta: Chapter 51 - Chapter 60

133 Chapters

CHAPTER 51 (Hancurnya Hubungan Dua Keluarga)

Berkali-kali Omar melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan. Waktu yang dia habiskan di dalam rapat tidak sesingkat seperti yang ia pikirkan sebelumnya. Bukan hanya perusahaan yang berada di Lebanon nyaris tumbang, melainkan hampir seluruh cabang yang tersebar di kawasan Asia. Setelah rapat berakhir, Omar tak lantas dapat pergi begitu saja. Tuan Khaleed yang baru saja tiba di Paris meminta seluruh keluarga berkumpul untuk membahas hal yang sama. Terkecuali Omran, ia memilih pergi dan meninggalkan kediaman keluarga Ahbity. "Papa tahu kamu sangat kompeten dalam berbisnis, tapi bagaimana ini bisa terjadi?" Ucapan Tuan Khaleed begitu menohok meskipun dia tidak bermaksud untuk menyalahkan Omar atas apa yang sudah terjadi. "... Kita bisa saja berdiskusi dengan keluarga Benmoussa untuk membatalkan perjodohan, tapi dengan tindakanmu seperti ini keluarga kita justru seperti sedang menabuh genderang perang," lanjutnya. Sebelum Omar membuka suara, Nyonya Adeline
Read more

CHAPTER 52 (Menikahlah Denganku, Soraya!)

Sejak rapat internal yang dilaksanakan di kediaman keluarga Ahbity berakhir, Omran memutuskan untuk kembali ke apartemennya. Di sisi kekosongan waktu yang ia miliki, Omran mengambil secarik kertas yang diberikan Soraya kepadanya. Dia kemudian  mencoba mengirim pesan singkat kepada Soraya untuk sekedar menyapa sahabat lamanya itu. Tanpa dia ketahui, Soraya sudah menunggu pesan Omran untuk mengajaknya bertemu. Dan, di sinilah mereka sekarang, setelah membuat janji temu di sebuah cafe yang lokasinya tidak begitu jauh dari rumah sakit. "Maaf karna sudah membuatmu menunggu," ucap Omran kepada sahabatnya yang mengenakan seragam khas tenaga kesehatan. Seperti biasanya, penampilan Omran selalu saja membuat kaum wanita seolah ingin meneteskan air liur mereka. Pria itu terlihat nyaris sempurna dengan wajah tampan dan tubuh atletis. Meskipun terlahir kembar dengan Omar dan memiliki ketampanan yang sama, Omran memiliki daya tarik lain yang membuat dirinya terlihat berbeda.
Read more

CHAPTER 53 (Apa yang Terjadi Dengan Omar?)

"Semakin lama kelakuannya semakin kurang waras!" Soraya merutuki sikap Omran. Dia berjalan cepat dan meninggalkan pria itu setelah menyadari jika sebentar lagi jam kerjanya  akan dimulai. Saat Soraya bergegas pergi dari hadapan Omran, saat itu juga Omran terkekeh seolah mengejek Soraya yang terlihat ketakutan. Soraya menggunakan jasa taksi untuk tiba ke rumah sakit, meskipun jaraknya tidak terlalu jauh, mengingat khawatir jika dengan berjalan kaki akan memakan waktu lama. Setibanya di rumah sakit, dia buru-buru melangkahkan kaki ke dalam. Namun, langkahnya terhenti saat melihat ibunya juga berada di rumah sakit itu. "Bu, apa yang ibu lakukan di sini?" Soraya menepuk bahu sang ibu. Bibi Halima terlonjak dari posisi berdirinya. Hampir saja tubuhnya oleng  ke arah anak tangga setelah mendengar suara Soraya secara tiba-tiba, "Kamu mengagetkan ibu." Wanita tua itu mengelus-elus area jantungnya. Soraya menyebik, "Ish, Ibu ... Aku buru-buru. Kataka
Read more

CHAPTER 54 (Menemui Keluarga Benmoussa)

Dengan menggunakan pesawat jet pribadi, Omar bersama sang ayah--Tuan Khaled menuju langsung ke Kota Tangier. Tidak butuh waktu lama, karena waktu yang dibutuhkan hanya kurang dari dua jam. Mereka mendarat di Bandar Udara Ibn Battuta, sebuah bandar udara yang tidak begitu besar jika dibandingkan dengan Bandar Udara Mohammed V di Cassablanca yang menjadi kebanggaan Negara Maroko. Begitu mendarat, Tuan Khaleed mengedarkan pandangannya, "Papa merindukan suasana ini. Menurutmu, apa setelah ini kita bisa mampir sebentar ke Kota Tetouan?" "Pa, Fatma sedang koma. Dan aku tidak bisa meninggalkannya lebih lama," ucap Omar dengan wajah sendu. Tuan Khaleed mendesah kasar. Dia bahkan tidak pernah bertemu wanita yang bernama Fatma itu. Wanita yang membuat putranya sangat teguh dalm berpendirian hingga berani melangkah sejauh ini. Setibanya di Kota Tanger, mereka telah disambut oleh pelayan yang berasal dari villa pribadi mereka di kawasan Old Medina, tak jauh dari lokasi m
Read more

CHAPTER 55 (Dia Putriku)

Tuan Besar Benmoussa membelalakkan kedua matanya ke arah Paman Abbas, "Abbas, ada apa denganmu. Lihat, ini Khaleed dan putranya, calon besanmu jika kamu lupa!" "Calon besan? Besan seperti apa yang Ayah maksud? Calon besan yang sengaja memenjarakan putriku, begitu maksud Ayah?" Tuan Besar Benmoussa menatap Paman Abbas, Omar, dan Tuan Khaleed secara bergantian. Keributan yang terjadi di ruang itu membuat beberapa anggota keluarga yang lainnya keluar dari kamar mereka masing-masing. Tuan Khaleed menahan napasnya, bersiap untuk menghadapi kemarahan keluarga besar ini. Dia merasa sudah masuk ke dalam kandang macan dan siap untuk disantap kapan saja. "Khaleed, ada apa ini?" tanya Tuan Besar Benmoussa. "Kakek, apa yang dikatakan Paman Abbas tentang Sabrina memang benar. Aku sendirilah yang membuat aduan ke kantor polisi." "Sabrina adalah cucuku, dan kau putra Khaleed yang juga kuanggap sebagai anakku. Jadi, kau dan Sabrina memiliki kedudukan yang sam
Read more

CHAPTER 56 (Terungkapnya Kebenaran)

"Tidak mungkin!" Omar melebarkan kedua matanya, menatap sang ayah dengan perasaan tidak percaya. Suasana kediaman Benmoussa semakin diliputi berbagai tanda tanya.  Mulai dari rekaman yang ditunjukkan Omar, yang masih belum tuntas untuk disaksikan. Kehisterisan Tuan Ayyoub yang mencengangkan, serta reaksi Omar terhadap Tuan Ayyoub. Tuan Besar Benmoussa membuka suaranya, "Sebaiknya kalian bersikap tenang. Kita urai benang kusut ini satu per satu." "Ayyoub, sebenarnya ayah bisa membaca pikiranmu. Tapi tolong jelaskan agar semua orang di sini tidak salah paham," lanjut pria berusia senja itu. Tuan Ayyoub mengangkat wajahnya yang sempat tertunduk ke lantai dengan tumpahan air mata yang tak ada habis-habisnya. Bahkan dia merasakan kepalanya berdenyut akibat kesedihan yang membuncah, "Fatma ... Fatma adalah putri kandungku. Aku baru saja menyelamatkannya dari penderitaan dengan mengirimnya ke Spain. Tapi dia melarikan diri. Dia sedang mengandung." Suara
Read more

CHAPTER 57 (Penghianat Keluarga Benmoussa)

Suasana di dalam ruangan seolah tidak berpenghuni. Semua orang yang berada di sana membisu dan disibukkan oleh pikiran mereka masing-masing. Mereka tidak pernah menyangka jika selama bertahun-tahun telah tertipu dengan kepolosan Sabrina. Namun, orang yang lebih terpukul di antara mereka adalah Paman Abbas. Tubuhnya luruh di lantai dengan perasaan yang sulit digambarkan. Jika memang apa yang ditunjukkan Omar adalah sebuah kebenaran. Maka, selama ini bukankah dia telah bersusah-susah merawat dan menyayangi anak dari selingkuhan mantan istrinya. Padahal, sebelum memutuskan untuk tinggal di Paris, Sabrina selalu diperlakukan layaknya seorang putri raja di kediaman keluarga Benmoussa. Bahkan, semua keinginannya dipenuhi meskipun sering kali wanita itu meminta hal-hal yang tidak masuk akal. Tuan Besar Benmoussa menghembuskan napas kasar. Jika boleh jujur, dia ingin sekali menyeret Meryem dan Tuan Gamal beserta putri mereka Sabrina sekarang juga. Bukan hanya menipu seluruh
Read more

CHAPTER 58 (Fakta Kematian Fatima)

"Ini semua karena kebodohan yang kamu turunkan kepada putrimu itu! Bertahun-tahun aku berusaha agar tidak ada yang bisa membongkar kedok kita, tapi semuanya sia-sia hanya dalam waktu singkat!" Meryem meninggikan intonasi suaranya kepada Tuan Gamal yang saat ini sedang berbenah untuk pelarian yang akan mereka lakukan. Ucapan pedas dari mulut wanita itu membuat Tuan Gamal yang sejak tadi dilanda kepanikan, justru membuatnya merasa semakin kesal. Terlebih lagi, Meryem tanpa beban mengucapakan kata-kata itu kepadanya yang sudah berkorban begitu banyak. "Dengar Meryem! Aku sudah berusaha semampuku. Kamu hanya tidak tahu saja gara-gara anak sialannya si Ayyoub itu, aku hampir membusuk di ruang bawah tanah dan menerima penyiksaan dari si Breng**k Tuan Ridwan." Sempat terlintas penyesalan di mata Tuan Gamal. Dia berpikir, seharusnya dia tidak perlu membesarkan Fatma. Andai saja sejak dulu wanita itu dilenyapkan, mungkin kesialan yang mereka alami saat ini tidak akan pernah terjadi.
Read more

CHAPTER 59 (REMINDER)

Dear Readers, masih jadi pembaca setia Kisah Cinta Fatma Boussetta, kan? Author cuma mau pesanin ke kalian semua. Karena karya ini sempat direvisi beberapa kali, bagi pembaca setia yang sudah ngikutin kisah ini dari awal, yuk intip kembali di Chapter 1 sebelum lanjut baca chapter di bawah ini, biar gak gagal paham. Oooops ... Maksudnya, ada sedikit tambahan informasi di sana ya Readers. Jangan lupa untuk tetap memberikan VOTE serta KOMENTAR POSITIF beserta BINTANG 5 supaya Author tambah semangat melanjutkan cerita keasayangan kalian. Author juga mau ngingatin, selain mengangkat real story Fatma Boussetta ini, masih ada karya Author dengan judul yang lain yang nggak kalah menarik. Happy reading ^_^
Read more

CHAPTER 60 (Kunjungan Omran ke Rumah Sakit)

Atas saran Tuan Khaleed, sebelum ke rumah sakit keempat pria itu memilih untuk singgah ke sebuah restaurant khas Timur Tengah yang berada tidak jauh dari bandara. Mengingat sejak berada di Tangier, tak satupun dari mereka menyantap makanan untuk mengganjal perut. Dengan berat hati, Omar dan Tuan Ayyoub menyetujui saran Tuan Khaleed. Meskipun rasa rindu dan khawatir hadir dalam waktu yang bersamaan, membuat mereka ingin segera bertemu Fatma. Namun, menundanya sejenak mungkin bukanlah masalah besar. Toh setelah ini mereka akan langsung ke sana. *** Di Rumah Sakit. Tidak seorang pun mampu menyelami pikiran Omran saat ini. Pria yang berhati dingin seperti bongkahan dari gunung es itu selalu memberi kesan angkuh di hadapan semua orang. Wajah tampannya menyiratkan bahwa dia bukanlah orang sembarangan yang mudah menjalin keseriusan dengan seorang wanita. Selama ini Omran tidak pernah diketahui memiliki kekasih, kecuali wanita-wanita yang menemaninya untuk sekedar me
Read more
PREV
1
...
45678
...
14
DMCA.com Protection Status