Dalam kekhidmatan pernikahan, Tuan Ayooub menunduk dangan punggung yang terlihat bergetar. Tunai sudah keinginannya untuk menjadi wali pernikahan putri satu-satunya yang dia miliki. Ini adalah hari bahagia, akan tetapi di balik itu ada luka yang kembali menganga saat dirinya terkenang masa yang telah berlalu. 'Fatima, putrimu secantik dirimu. Jika kamu berada di sini, mungkin aku tidak akan bersedih seperti ini,' lirihnya di dalam hati. Tuan Ayyoub cepat-cepat mengangkat wajahnya sebelum dirinya menjadi pusat perhatian. Dia memandangi sepasang pengantin yang baru saja berikrar di hadapannya. Tampak jelas rona bahagia itu mendominasi suasana, sehingga meskipun saat ini sudah masuk musim dingin, akan tetapi perasaan seluruh keluarga begitu hangat. "Mulai hari ini, berjanjilah untuk tidak bersedih lagi," pinta Omar kepada pengantinnya sambil membelai pipi yang seputih susu itu. Dia kemudian tanpa malu-malu memeluk tubuh sang istri dengan erat, seolah tidak
Read more