Apakah Deric akan menciumku? tanya Caraline dalam hati.Meski wajah dan perkataan Caraline ketus, pada kenyataannya wanita itu mengikuti permintaan Deric untuk menutup mata. Walau ini terlalu cepat, tetapi ia siap untuk menerima kecupan dari pria itu. Sungguh, jantungnya dibuat melompat-lompat seiring dengan wajahnya yang memanas. Tanpa sadar, Caraline sedikit mencondongkan tubuh ke depan, memajukan bibir beberapa senti. Astaga, ini benar-benar menegangkan, batinnya.Deric tersenyum tipis, menyelipkan rambut Caraline ke belakang telinga, kemudian meniup-niup pelan dahi wanita itu untuk beberapa detik ke depan.Di sisi lain, Caraline mendadak membeku begitu embusan angin lembut itu menyentuh kulit. Getarannya segera menjalar ke seluruh tubuh. Sungguh sebuah perasaan yang sulit diartikan. Ia tegang setengah mati, tetapi sangat berharap bahwa keinginannya dapat terjadi. Ia tidak masalah kalau setelah ciuman itu mendarat dirinya akan dibawa ke rumah s
Baca selengkapnya