Lima belas menit kemudian motor milik Ilham berhenti dedepan sebuah rumah mewah bergaya klasik yang membuat Pia menghembuskan nafas lega mengetahui bahwa itu benar-benar rumahnya, ia turun dari motor namun gadis itu masih setia menutupi wajahnya.“Gue tau itu lo, yang waktu itu nabrak gue di perpus.” Pia nampak terkejut, ia menurunkan tangannya memandang wajah Ilham, astaga mengapa ciptaan tuhan yang satu ini sangat indah?“Soal yang waktu itu, gue minta maaf.”“Ya ya, Anggep itu gak pernah terjadi, toh cuman kecelakaan biasa. Intinya gak usah bahas itu lagi.”Setelah mengucapkan hal itu Ilham lantas pergi.Sedangkan Pia nampak tersenyum hangat, ia sedikit tak percaya bahwa orang yang tadi dibicarakan Chika adalah orang yang sama yang baru saja pergi. Pia hanya mengedikkan bahunya kemudian berbalik membuka pagar rumah dan masuk.Pia kembali ingat dengan rasa kesalnya pada sang Kakak, ia berjalan masuk menuju kekam
Read more