Home / All / Tujuh Dosa Besar / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Tujuh Dosa Besar: Chapter 21 - Chapter 30

112 Chapters

21. SERANGAN BALASAN

“Sanas Aquam!” Sebuah cahaya muncul dari ujung tongkat yang sedang dipegang oleh perempuan berkacamata dan mengenakan cloak berwarna baby blue. Kemudian di ujung tongkat yang terdapat bunga di sana, mengeluarkan sebuah gelembung kecil. Dengan cepat perempuan itu mengarahkan tongkatnya ke arah Arya. Gelembung itu melayang mendekat ke arah Arya, lalu menyentuh permukaan kulitnya. Seketika anak laki-laki itu merasakan kesejukan pada dirinya. Tubuhnya mulai bercahaya, perlahan rasa sakit dan juga sesak yang sedari tadi dia rasakan menghilang. Menarik napas dalam sembari terus merasakan efek dari skill yang baru saja Arya terima. Ini adalah skill penyembuh dari seorang wizard. Perlahan Arya mulai bertenaga lagi. Kemudian dia bangkit dan segera menghampiri perempuan itu, ikut berlindung di balik batu. “Thanks, Kak,” ucapnya. Arya memanggilnya dengan embel-embel ‘Kak’, karena dia merasa perempuan itu lebih tua darinya. Perempuan itu menarik kedua sud
Read more

22. YANG TERLEWATKAN

Perlahan tapi pasti, efek dari skill Arya itu mampu membuat pertahanan Belphegor runtuh. Arya menggelantung, sambil memegang gagang pedangnya yang sedang menancap pada dada sang iblis.‘Mati! Mati!’ batin Arya dendam.“Sialan kau anak so suci! Aku benci padamu, Arya!” raung Belphegor. Ia menatap mata anak laki-laki yang sedang terbakar oleh perasaan marahnya.“Emangnya gue nggak benci sama lo? Sialan emang, setan!” hardik Arya tak mau kalah. Kemudian dia memutar gagang pedangnya dan mendorongnya semakin dalam.“Aaaakk!” erang Belphegor kesakitan. Jantungnya kini sudah benar-benar terbakar, dia merasakan panas mulai menjalar pada bagian terdalam tubuhnya.Belphegor bergetar hebat, lututnya kini terasa lemas. Dia sudah tidak mampu menahan rasa sakit yang diterimanya. Seketika lututnya itu menghantam tanah dan terjadi getaran yang sangat dahsyat.Pemain lain berteriak—panik, ketika mendapati
Read more

23. KEBANGKITAN KEMBALI

Arya dan Idun membelalakkan matanya, tatkala melihat Belphegor hidup kembali. Panik dan takut. Itulah yang sedang mereka rasakan sekarang. Kenapa iblis itu bisa bangkit kembali? Bukannya Arya sudah mengalahkannya tadi? Arya menelan ludahnyanya kasar sambil mendongak ke atas. Belphegor—yang sudah berdiri tegak itu mulai melemaskan anggota tubuhnya. Tak lama kemudian, para pemain lain yang merasa curiga pun mulai berdatangan ke bekas medan pertempuran. “Kayaknya misi ini belum selesai,” ucap Arya yang masih tak habis pikir. “Hahahaha!” Belphegor tertawa keras saat dirinya telah bangkit kembali. “Aku sudah bilang, kalau kalian jangan puas dulu, kan?” ucapnya merasa puas. “Kenapa dia hidup lagi?” teriak seorang perempuan dari arah belakang. “Iya, bukannya tadi dia sudah mati?!” sahut pemain lainnya. “Aku tidak bisa mati begitu saja, manusia bodoh!” timpal Belphegor, lalu diakhiri dengan suara tawa yang sangat keras sekali. Melihat para pem
Read more

24. SUMBER KEHIDUPAN

“Jangan bermimpi kalian bisa melewati level ini!” kata Belphegor, suaranya menggema sangat keras. Dia terus mengamuk, membantai semua pemain yang terus melawannya. Benci. Belphegor tidak suka dengan bau yang menguar dengan kuat di area medan pertempuran. Bau itu bersumber dari aura para pemain yang sedang melawannya. Ini adalah aura ketekunan; tekad, kerja sama dan kerja keras. Sebagai sang kemalasan, tentu saja dia lebih menyukai orang-orang yang tidak melakukan apa pun. Manusia yang selalu lalai, tidak bersungguh-sungguh dan suka menunda-nunda pekerjaan. Manusia-manusia seperti itulah yang memberikan Belphegor kekuatan. Dan tentunya, mereka mejadi target buruan sang kemalasan. Seperti para pemain yang sebelumnya sudah mati ditangan sang iblis. Mereka gampang terbuai dengan ajakan Belphegor—yang menyamar sebagai gadis cantik, bernama Tomochi untuk bersama-sama menyembah pohon kitos. Karena pada dasarnya, kehidupan para pemain yang telah gugur di awal permain
Read more

25. PENGGABUNGAN

Belphegor panik, ketika melihat Arya menargetkan dan menyerang ke arah pohon yang menjadi sumber penghidupannya. Ya, pada game ini diatur bahwa iblis di level satu ini tidak akan mati, jika sumber penghidupannya tak disentuh.Pohon kitos adalah sebuah pohon pemujaan. Misi pada level ini bukan sekedar tentang membeli senjata. Akan tetapi, tentang bagaimana mereka mencari sumber dana untuk membeli senjata itu. Bagi para pekerja keras, mereka akan memilih untuk berburu dan menjual hasil buruannya agar mendapat uang. Namun, bagi orang-orang pemalas, mereka akan terbuai dengan ajakan menyimpan uang di pohon kitos.Selanjutnya misi kedua pada level ini adalah mengalahkan Belphegor sebagai boss level. Sebenarnya yang harus mereka kalahkan adalah pohon itu. Karena dari awal yang menjadi sumber masalah pada level ini adalah pohon itu.“Sial! Bocah sailan! Jangan sentuh pohon itu!” Teriakan Belphegor menggema di sana. Tangannya mencoba meraih elang api yang ba
Read more

26. ILLUSION

Kekuatan Belphegor semakin melemah, tapi bukan berarti dia mudah dikalahkan. Pasalnya pohon kitos itu masih berdiri kokoh walau dalam keadaan terbakar. Api yang membakar pohon itu masih belum bisa menghanguskan, bahkan meruntuhkan pohon besar yang menjadi sumber penghidupan sang kemalasan.“Kita lakukan penggabungan skill. Ciptakan efek menghanguskan, agar pohon itu mati dan kita memenangkan permainan ini,” ujar Arya. Matanya menegaskan bahwa mereka berdua harus melakukan teknik penggabungan itu.Angel yang mendengar perkataan Arya sedikit tersentak. Gadis itu sampai memundurkan kakinya selangkah.“Lo mau, kan?” tanya Arya.Walau laki-laki itu bertanya—meminta persetujuan Angel, tapi dari sorot matanya menegaskan bahwa laki-laki itu sedang memaksa Angel. Angel tak langsung menjawab, dia merasa bingung dan aneh dengan sikap Arya.‘Serius? Dia meminta bantuan? Bukannya dia itu ….’“Angel!
Read more

27. KEPUTUSASAAN, KEGAGALAN DAN KEMALASAN

“Illusion!”Seketika Belphegor mengirimkan gelombang ilusi pada pemain yang jaraknya sekitar lima meter dari tempatnya berdiri. Seketika pemain yang yang ada dalam jangkauannya terkena efek dari skill tersebut.Mereka semua tiba-tiba diam, tatapannya berubah sayu, bahkan terlihat kosong. Belphegor menyeringai puas, saat melihat para pemian yang sudah terpengaruh dengan skill-nya. Kemudian dia mengirimkan gelombang ilusi itu semakin kuat.Sampai akhirnya para pemain itu tertunduk, mereka semua menjatuhkan senjatanya. Mereka merasakan perasaan putus asa, kegagalan yang besar dan kesedihan yang mendalam. Perasaan semangat dan tekad kuat yang tadi berkobar dalam diri para pemain, tiba-tiba hilang begitu saja.“Rasakan manusia-manusia bodoh!” desis Belphegor sambil menyeringai.Para pemain itu kehilangan harapan dan semangat untuk mengalahkan Belphegor. Pasanya sang Iblis mengirimkan gelombang ilusi berupa kegagalan. Dia mampu me
Read more

28. APA KITA SUDAH MENANG?

“Aaakkkk! Tidak!” rintih Belphegor. Badannya terasa panas, dia merasakan efek terbakar dari ujung kepala sampai ujung kakinya.Terlihat pusaran angin berwarna merah; sebagai hasil dari penggabungan skill dan elemen milik Arya dan Angel. Pusaran itu langsung mengarah pada pohon kitos. Si jago merah melahap dan menghanguskan pohon kitos. Efeknya menjadi dahsyat karena ada angin yang bertiup kencang, membuat kobaran api itu semakin besar. Efek dari penggabungan skill itu sangat efektif.Pohon kitos perlahan berubah warna menjadi hitam, lalu batangnya yang besar itu mengering dan akhirnya benar-benar mati. Begitupun dengan Belphegor, sang kemalasan yang terkait dengan pohon tersebut.Setelah iblis itu merintih dan berteriak beberapa kali, perlahan HP miliknya semakin berkurang. Efek ilusinya pun menghilang. Para pemain yang tadi terpengaruh oleh serangannya, perlahan mulai tersadar.“Sialan bocah ingusan! Jangan harap kalian bisa keluar dari
Read more

29. CONGRATS, YOU'RE A LEADER!

Satu hari tanpa misi apa pun, bahkan para pemain ini diberi fasilitas yang bagus. Kemarin mereka—para pemain diarahkan ke sebuah desa. Di sana banyak NPC yang melayani mereka; memberikan fasilitas tempat tinggal dan makan selama satu hari. Hari itu mereka benar-benar diberi waktu untuk beristirahat.Arya tidak tinggal diam, dia mencoba mencari informasi tentang game yang sedang dia mainkan secara misterius. Dia mencoba menguping dari beberapa pemain lain, sesekali dia nekad menanyai para NPC. Namun, tetap tidak ada informasi yang pasti. Para pemain hanya bisa menebak, sedangkan para NPC semua bungkam.“Kira-kira misi selanjutnya apa, ya?” tanya Idun, mengingat hari sudah berganti dan pasti mereka akan segera mendapatkan misi.Arya menggeleng. Walau dia memiliki sebuah asumsi, tapi dia tak ingin mempercayai dugaannya.“Menurutmu, Angel?” Idun bertanya pada Angel. Sudah seharian ini gadis itu bersama dengan mereka berdua. Seper
Read more

30. AURA

“Enam pemain? Dan pilih dengan aura yang berbeda?” Arya bergumam, dia masih belum mengerti dengan perintah tersebut. [Klik lanjutkan untuk memulai misi.] Jadi, ini misi baru untuk Arya? Membuat sebuah tim yang terdiri dari tujuh orang, termasuk dengan dirinya. Menarik, Arya sedikit tertantang. Sepertinya siapa pun yang mendapatkan tawaran sebagai leader tidak bisa untuk menolaknya. Buktinya Arya tidak melihat opsi lain selain ‘lanjutkan’. Jadi, mau tidak mau mereka harus menerimanya.Lagi pula Arya pasti menerima hal ini, baginya menjadi leader sebuah tim bukan hal yang baru untuknya. Di dunia nyata, dia sendiri adalah ketua tim dari game MOBA yang sudah berdiri selama dua tahun. Dia ingat bagaimana dirinya merintis tim tersebut, bersama dengan Hildan, teman sekaligus sepupunya.Namun, seketika Arya merasa panas, ketika mengingat Hildan. Pasalnya, sepupunya itu termasuk ke dalam list ‘orang terkasi
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status