Beranda / Fantasi / Selubung Memori / Bab 131 - Bab 140

Semua Bab Selubung Memori: Bab 131 - Bab 140

595 Bab

130. KELUARGA #6

Lokasi bermain dengan Fal kali ini adalah pondok utama.Berita mengejutkannya saat itu, adalah Kara ikut dengan kami. Sebenarnya gagasan awalku itu mengajak Fal bermain kelereng di padang rumput, tetapi ketika kami kejar-kejaran di jalan berpaving menuju padang rumput, Kara tiba-tiba berlari bersama kami, berkata, “Boleh aku ikut kejar-kejaran, Nak?”Yang sejujurnya membuatku tercengang sampai sesak napas, batuk-batuk.Jadi, kami berakhir di pondok utama, setelah balap lari naik anak tangga—yang sebenarnya aku pemenangnya, Kara kedua, dan Fal terakhir, tetapi Fal tidak boleh dibiarkan terakhir atau dia akan cemberut merajuk tidak ingin main, jadi aku pura-pura tersandung, membuat daguku membentur anak tangga—yang jujur saja di luar dugaanku—jadi aku memekik kesakitan, Kara kaget sampai ikut berhenti, dan Fal lanjut berlari sambil berteriak kegirangan. “FORLAN JATUH!”“Kau sungguh totalitas saat bermain, Nak.
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-22
Baca selengkapnya

131. PATROLI MALAM #1

Patroli malam kali ini tidak terasa begitu mendebarkan karena ada Haswin dan Yasha yang, secara teknis, sangat berkompeten dalam mencairkan suasana.Saat itu hampir tengah malam. Kami berlima sedang mengumpulkan tekad Yasha yang tertidur di Gerha Dalton saat Haswin meneguk habis kopi, dengan Elka yang berkata, “Sekarang sistem patroli berubah.”“Berubah bagaimana?” tanya Dalton, memakai jaket.“Setiap yang patroli harus lapor Mister. Di pondok perbatasan ada satu buku khusus, isinya nama dan waktu patroli, jadi sekarang semua orang tahu siapa yang patroli. Kalau mau cari datanya, hubungi Mister.”“Sejujurnya selama ini kupikir sistemnya seperti itu,” komentarku.Elka mengangkat bahu. “Tim bertahan yang sekarang kuno.”Kami berempat sudah siap, jadi Dalton menyetel alarm keras di telinga Yasha, yang membuatnya tersentak, melompat dari tidur, mencari sumber suara dengan mata setengah
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-24
Baca selengkapnya

132. PATROLI MALAM #2

Entah beruntung atau tidak, tetapi danau sangat sepi. Tidak ada siapa pun—yang sebenarnya wajar karena aturan jam malam dipatuhi semua penghuni, meski Yasha agak curiga. “Rasanya aneh kalau semua penghuni patuh.”“Benar.” Dalton sepakat. “Mustahil tidak ada pembangkang.”“Masalahnya yang biasa membangkang sekarang patroli,” kata Elka.Haswin menyusuri agak jauh, yang secara teknis menyeretku. Jadi, ketika Dalton, Yasha, dan Elka berjalan di belakang, memperdebatkan kalau mereka tidak akan melanggar, Haswin mengarahkan senter ke pulau pendiri—dan aku tidak tahu apa yang dia lihat, tetapi untukku, pulau pendiri terkesan begitu jauh. Terakhir kali menghabiskan waktu di sini, bersama Fal, kabut belum setebal ini. Namun, kini, kabut terasa semakin berada di pesisir seolah berniat melahap daratan.“Aku tidak mau bilang ini,” kata Haswin. Nuansanya begitu tajam. “Tapi bagaimana kalau m
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-26
Baca selengkapnya

133. PATROLI MALAM #3

Lokasi markas tim bertahan setidaknya jauh lebih damai dibanding markas tim penyerang. Aksesnya lebih menenangkan. Nuansanya juga lumayan asyik buat nongkrong. Barangkali Haswin yang membongkar habis-habisan markas ini—dan saat kutanyakan pada Dalton. “Haswin yang memindahkannya kemari.”Jadi, markas tim bertahan ada di tepi danau, di ujung cabang jalan berpaving terakhir. Bentuk markasnya berbeda dengan markas tim penyerang yang mirip bak benteng kuno. Markas tim bertahan begitu terbuka—dan itu benar-benar terbuka, hanya terdiri dari Joglo versi tanpa dinding. Jadi, itu seperti bangunan yang punya atap kokoh, dengan pilar-pilar marmer yang berdiri menyangganya. Halaman depan diisi dengan tongkat kayu yang ditancap ke tanah, penuh bekas pukulan dan sayatan pedang—lalu ada lubang besar, atau parit, aku tidak mengerti itu digunakan untuk apa, tetapi tampaknya untuk latihan simulasi perang. Kemudian ada kubangan air—tidak terlalu besar, tetapi
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-28
Baca selengkapnya

134. PATROLI MALAM #4

Sebelum patroli, kupikir mangsa terbesar kami ada di sekitar Gerha pemilik kemampuan, tetapi ketika Haswin mencetuskan itu, tidak ada yang protes, sehingga aku perlu bertanya, “Bukannya kita harus mengawasi dua orang?”“Oh. Kau tidak ikut saat ngobrol dengan Dhiena, ya,” kata Dalton.“Aku mau lihat kamar Layla,” cetus Haswin.Aku tak tahu itu serius atau bualan, tetapi kalau Haswin yang bicara, rasanya mencurigakan. “Dia, kan, tidak di kamarnya,” kataku.“Yang kita lihat kamarnya, bukan Layla,” desis Yasha. “Sumber awalnya dari sana. Di penutup jendelanya masih ada bekas anak panah, jadi kalau kau sedikit cerdas mengukur arah lintasan, semestinya kau tahu dari mana panah itu meluncur. Dan percaya atau tidak, semua itu ucapan Dhiena, bukan aku.”“Dia memeriksanya sendirian,” lanjut Dalton.“Diam-diam,” tambah Haswin. “Dan aku tidak bisa lihat
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-30
Baca selengkapnya

135. KONFLIK #1

Patroli hari itu berakhir ketika kami menelusuri Gerha pemilik kemampuan, tidak melihat sesuatu yang mencurigakan, kecuali Reila yang duduk termenung di halaman belakang. Sebenarnya Haswin punya gagasan menghampirinya dan sedikit menginterogasi, tetapi Dalton punya ide lain. “Serahkan itu ke Forlan.”Jadi, mereka memilih menyusuri kompleks asrama, sementara aku berdiri di pagar Reila, sampai dia menyadari keberadaanku.“Boleh aku masuk?” tanyaku.“Lewat mana?”“Pertanyaan retorik.”Ketika melompat masuk, pembicaraan kami tak terlalu panjang. Aku hanya bertanya, “Tidak tidur?”“Mau tidur lagi.”“Sejak kapan di sini?”“Mungkin sepuluh menit. Patroli?”Jadi, kukatakan kalau patroli malam punya aturan baru, dan dia bilang kalau tahu itu—baru kusadari Reila juga tim bertahan—yang membuat kami tertawa lirih. Pembicaraan
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-01
Baca selengkapnya

136. KONFLIK #2

Itu pertama kali kami memancing bersama orang selain tim tetap geng idiot. Semestinya Elka tidak termasuk, tetapi ketika Dalton bilang sudah lama sejak kami berempat tidak mengajak orang lain, Elka terdiam, yang entah bagaimana membuat kemampuanku merasakan kejengkelan. Aku tahu dia ingin termasuk dalam empat orang yang dimaksud Dalton. Setidaknya, aku mengerti alasan dia ingin dianggap masuk kelompok permainan aneh kami, tetapi rasanya aneh kalau dia sampai ingin ikut dianggap idiot.Hal aneh pertama yang mengusikku: kabut tebal danau masih belum hilang, meski secara teknis hari sudah terik. Aku mengerti kabut ini hanya bisa dilihat darah murni—dan darah murni di kelompok ini hanya aku—tetapi rasanya cukup janggal memancing di tengah kabut pekat.Sayangnya, itu tidak kubicarakan.Dua kano tetap terombang-ambing di danau. Kano milikku diisi Dalton dan Elka, sementara sisanya berdekatan dengan kami.“Jangan dekat-dekat,” sergah Dalt
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-03
Baca selengkapnya

137. KONFLIK #3

Sebenarnya aku ingin menerbangkan Lukas ke luar Padang Anushka.Namun, kalau Layla memang memaafkannya, aku akan memikirkan hal lain untuk menebus kesalahannya. Jadi, kami berdua berjalan ke dapur.Gagasan Layla sudah tidak lagi mengambil tugas Kapten tim tungku terasa sumbang di telingaku mengingat dia masih sering membawa Fal ke dapur. Itu juga belum termasuk Layla yang hadir di Rapat Dewan sebagai Kapten tim tungku, jadi kurasa memang ada berbagai hal yang terjadi di luar sepengetahuanku. Aku tahu Lavi benar. Aku tidak terlalu mengerti masalahnya.Sayangnya, gagasan itu benar. Ketika di dapur, yang menyambutku Rose.“Em... Layla tidak di sini,” katanya, muram. “Sudah tiga hari tidak kemari. Kupikir kau yang lebih tahu.”“Kalian tidak pernah bicara?” tanyaku.“Sejak dia keluar Venus, kami masih bicara, tapi entah sudah berapa lama.”Kuputuskan pergi, dan kupikirkan kalau Layla juga cuk
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-05
Baca selengkapnya

138. KONFLIK #4

Fal menuntut ingin bermain denganku—sebagai ganti kesedihan yang tiba-tiba muncul—dan itu memang salahku, yang membuatku bimbang karena tak ingin Fal terus mengingat itu. Namun, aku ingin tidur, jadi dia menghinaku seperti cara Layla menghinaku. “Dasar tukang tidur! Fal tidak suka tukang tidur!”Kemudian dia mendobrak pintu seperti cara Layla menutup pintu.Aku menatap ambang pintu. “Sekarang aku yang patah hati.”“Setidaknya dia tersenyum,” komentar Tara, yang membuatku mengerutkan kening karena—mananya yang tersenyum?“Masih belum ada masalah tertentu,” jelas Isha, ketika kutanya apa yang dia periksa dari Fal. “Tapi itu bisa berarti dua hal. Kemampuan keduanya sudah bangkit dan dia tidak sadar—bahkan tubuhnya sendiri juga tidak sadar—atau kemampuan keduanya belum bangkit. Biasanya memang mendekati delapan tahun.”Aku tidak ingin tahu berapa umurnya, jadi yan
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-07
Baca selengkapnya

139. KONFLIK #5

Nuansa ruangan Profesor Neil benar-benar mengingatkanku akan ruangan peneliti bawah tanah vila Fal. Jadi, baru kusadari kalau mungkin peneliti di jaman ini memiliki ruangan yang hampir persis serupa.Kuharap aku tidak masuk bawah tanah.Namun, aku masuk bawah tanah. Ruangan Profesor Neil ada di sisi tangga berbeda dengan ruangan tim peneliti. Ruangan tim peneliti ada di sisi kanan tangga kembar, sementara ruangan Profesor Neil ada di sisi kiri tangga kembar. Dan tangga itu tidak hanya naik, tetapi turun. Jadi, ketika pintu di samping tangga terbuka, satu-satunya yang terlihat hanya tangga ke bawah. Tidak terlalu panjang, rasanya hanya berbeda satu lantai di permukaan tanah. Maka ruangan Profesor Neil tidak seperti ruangan tim peneliti yang mirip seperti ruangan pada umumnya, melainkan ruangan yang lebih mirip seperti aula besar. Langit-langitnya sangat tinggi, terlihat sangat jauh seolah ketinggian langit-langit itu ada di ketinggian sama seperti langit-langit di lanta
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-09
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1213141516
...
60
DMCA.com Protection Status