Janda Terhormat (18)...“Tadi Papa berangkatnya udah lama, Sayang?” tanyaku pada Shima ketika kami sedang asik bermain boneka.Shima mengangguk, “iya, Tante. Papa langsung pergi,” jawabnya singkat.Aku tersenyum tipis padanya, lalu mengusap lembut rambutnya yang halus. Kasihan sekali anak ini, seharusnya diusianya yang sekarang ini dia masih dikelilingi oleh kasih sayang yang utuh dari kedua orang tuanya.Namun tak apa, mungkin ini semua memang sudah jalan takdir dari Tuhan. Dan aku yakin, dibalik semua cobaan ini nantinya akan bisa menjadikan Shima sebagai anak yang pandai dan sangat mandiri.“Tante, kenapa Tante tidak tinggal di rumah ini saja,” ucapnya tiba-tiba membuatku seketika mendongak ke arahnya.Gadis sekecil ini, kenapa bisa berfikiran seperti itu?“Kenapa? Kok Shima tanyanya kayak gitu? Kan udah ada Papa, Suster, sama bibi yang lain,” jawabku dengan menatapnya lekat.
Baca selengkapnya