Part 8~~~~~~Kami saling terdiam untuk beberapa saat, tak sekali pun netra ini mampu menatap Nurma. Sudah pasti setelah ini aku akan kehilangan Nurma. Ah, kenapa nasibku selalu saja seperti ini."Nur, maaf, aku mau bicara," ucap Yosy memecah keheningan.Nurma terlihat mendongakkan kepala, sedangkan degub jantungku semakin tak terkendali."Ya, bicara lah."Singkat dan dingin, Nurma menjawab perkataan Yosy, tak seperti Nurma yang biasa kukenal."Em ... Setelah pertemuan kita beberapa saat yang lalu, aku kini sadar, bahwa semua ini salah. Aku tak seharusnya seperti ini," kata Yosy yang membuatku semakin bingung."Ada apa? Katakan saja, bukankah kita adalah teman baik?""Ya, karena itulah. Aku sangat menyayangimu, bahkan telah menganggapmu sebagai saudaraku sendiri." Yosy menatap Nurma lekat, entah apa artinya, "aku sadar aku telah salah memaksakan kehendak seperti ini. Dia, pantas bahagia meski tak bersamaku," lanjut Yosy
Read more