Home / Romansa / Di Antara Dua Nama / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Di Antara Dua Nama: Chapter 1 - Chapter 10

35 Chapters

Satu

"Lepaskan! Tolong, lepaskan!" Liana berusaha melepaskan diri dari cengkeraman laki-laki separuh baya di sebuah apartemen. "Kau ingin jadi artis, bukan? Syarat utama kau bisa menjadi seorang artis adalah bercinta denganku malam ini!" ancam laki-laki itu. Liana gemetar, tak menduga jika kedatangannya ke apartemen seorang produser film akan berujung mengerikan. Liana tak cukup punya kekuatan untuk melawan tenaga laki-laki itu. Ia terus menjerit dan memohon. "Kau hanya harus melakukan sesuatu untuk membuatku senang. Aku pastikan, kau akan selalu menjadi bintang utama di semua filmku!" "Toloooong! Siapapun tolong aku!" Liana menjerit ketakutan saat laki-laki itu merangsek, mendorong tubuh Liana ke atas sofa. Ia terjerembab di samping meja dan kepalanya terbentur ujung meja. Liana meringis kesakitan lalu tiba-tiba ia merasakan semuanya menjadi gelap! Laki-laki itu menyerin
last updateLast Updated : 2021-07-22
Read more

Dua

Di suite kamar hotel, Alena bersantai di sofa, memandangi layar televisi namun sebenarnya pikirannya sedang tak ada di sana. Ia memikirkan pernikahannya dengan Pramudya. "Apa yang kau pikirkan? Sejak semalam kau tidak fokus denganku." Arya keluar dari kamar mandi dengan kimono handuk. Arya adalah salah satu kekasih Alena. Ia sudah berkeluarga dan memiliki tiga orang anak perempuan yang masih kecil-kecil. "Masih ada waktu tiga hari. Batalkan pernikahanmu!" tandas Arya. Alena berjengit. "Kau tak punya hak mengatur hidupku!" "Aku menawarkan untuk menikahimu kenapa kau memilih Pramudya?" Arya duduk di sebelah Alena, melingkarkan kedua tangannya dipinggang Alena. "Hanya Pramudya laki-laki yang tulus mencintaiku dan ia bukan suami orang," jawab Alena. "Kau pikir aku tidak tulus mencintaimu?" Arya mencium pelipis Alena. "Pram belum pernah
last updateLast Updated : 2021-07-22
Read more

Tiga

Hari pernikahan Alena dan Pramudya tiba. Pesta Kebun di halaman belakang rumah Nyonya Sekar tampak meriah meski hanya dihadiri keluarga dan kawan-kawan terdekat.  Pramudya terlihat sangat mempesona dengan tuxedo sutra hitam yang ia kenakkan. Begitu juga dengan Alena. Gaun pengantin putih dengan model V-Neck dan lace halus yang menambah kesan mewah, membalut sempurna tubuh Alena. Gaya rambut Messy Low Bun Alena diimbangi dengan tatanan bagian depan yang terlihat sleek di kedua sisi.Tampak memukau meski tanpa hair piece. Lalu satu set purple diamond pemberian Pramudya semakin memancarkan kecantikan Alena. Betul-betul pasangan yang serasi. Di barisan kursi undangan paling depan, Diwali menatap Alena penuh arti. Diwali memahami siapa Alena dari tatapan mata,  gestur dan juga selera berpakaian Alena. Saat ini, ia mer
last updateLast Updated : 2021-07-22
Read more

Empat

"Siapa tamu yang datang tadi?" Nyonya Sekar muncul di ambang pintu. Alena terkejut namun ekspresinya kembali tenang. Dibuat setenang mungkin, lebih tepatnya. "Rekan bisnis Pram, Ma," sahut Alena berdiri dan memapah Nyonya Sekar duduk di kursi teras. Tak lama Puri muncul bersama Mawar. Puri memperhatikan gaya berbusana Alena yang mengenakan Off Shoulder Dress di atas paha. Ia betul-betul risih melihatnya. Tapi suaminya sangat menyukai gaya berbusana Alena. Benih-benih kebencian perlahan tumbuh di hati Puri. "Halo, Mawar. Sini, duduk sama Tante!" sapa Alena merentangkan tangan pada Mawar. Mawar berlari kecil ke arah Alena lalu duduk di pangkuan Alena. "Kau cantik sekali, mirip Mama," puji Alena."Tante juga cantik!" sahut Puri riang. Alena tersenyum hangat. "Jalan-jalan ke mall, yuk! Beli baju, beli makanan, beli es krim," ajak A
last updateLast Updated : 2021-07-26
Read more

Lima

Alena duduk mematung di depan cermin rias. Ia memandangi cincin berlian biru yang disematkan Pramudya saat melamarnya. Cincin ini bukan berlian mahal seharga milyaran rupiah. Bukan pula berlian yang aku inginkan. Aku tak suka modelnya. Tapi kenapa aku nyaman memakainya? Celoteh Alena dalam hati. Pramudya keluar dari ruang ganti pakaian dan menghampiri Alena. "Kenapa kau diam memandangi cincin itu?" tanya Pram. Alena menoleh. "Tak apa-apa, aku hanya merasa senang karena cincin ini adalah pemberianmu," sahut Alena. "Meskipun kau tak menyukai cincin itu kau tetap suka karena aku yang memberikannya?" tanya Pram. Alena mengerutkan kening."Kenapa bertanya seperti itu?" "Tadi kau bilang kau senang dengan cincinnya karena itu pemberianku," jawab Pram sambil membelai kepala Alena. Alena tertegun dengan sentuhan lembut Pram di kepalanya. Ia merasakan
last updateLast Updated : 2021-08-01
Read more

Enam

"Kamila, aku sudah menikah. Alena adalah wanita pilihanku. Tolong, mengertilah!" Pram berkata pelan. "Tapi aku yang lebih dulu mencintaimu, Pram!" tukas Kamila. Kau juga mencintaiku, bukan? Kalau tidak, untuk apa kau jadikan aku kekasihmu?" lanjut Kamila. "Itu dulu, beberapa tahun yang lalu saat kita masih berseragam putih abu, Mila." "Apa bedanya dengan sekarang? Perasaanku tak berubah, meski kau memutuskan aku secara sepihak. Perlu kau tahu, dalam hidupku aku selalu mendapatkan apapun yang aku mau!" Kamila menatap tajam mata Pram. Pram memejamkan matanya dan menarik napas dalam lalu menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi. "Aku tak melarangmu untuk terus mencintaiku. Aku menghargai perasaanmu. Tapi Mila, sebesar apapun usahamu untuk membuatku kembali padamu, itu tak mungkin. Aku sudah beristri!" "Aku bisa menjadi istri kedua," tukas Kamila cepat.
last updateLast Updated : 2021-08-03
Read more

Tujuh

"Oh, jadi ini istrinya Pramudya Adiwiguna? Senang berkenalan denganmu, kapan-kapan kita bertemu lagi di rumahmu, ya!" ucap Kamila. "Di rumahku?" Alena mengerutkan kening."Iya, di rumahmu. Rumah Pramudya. Asal kau tahu, aku adalah kesayangan ibu mertuamu," ujar Kamila. "Pasti Raisa sudah sudah cerita siapa aku, bukan?" lanjut Kamila. Alena tersenyum mengerti, ia bersandar dengan santai. "Oke, aku tunggu kunjunganmu di rumahku." Kamila melempar senyum manis sekaligus sinis untuk Alena. "Permisi." Ia melenggang berlalu dari lobi hotel. "Kemana dia?" tanya Gina pada Raisa. "Bertemu dengan klien-kliennya," jawab Raisa. "Kakakmu, Sa. Masih bersikeras untuk mendapatkan suamiku rupanya," ucap Alena pada Raisa. Raisa mengedikkan bahu tanda ia tak mau ambil pusing. "Aku malas mencampuri urusan pribadinya. Hidup kami sudah masing-masing sejak kecil. Papa sangat mengandalkan Kamila demi kesuksesan Rheins Corporation. Sementara
last updateLast Updated : 2021-08-06
Read more

Delapan

Pram memandangi foto pernikahannya dengan Alena. Rasa cinta yang membuncah untuk Alena tergambar jelas di wajahnya. Ia menoleh ke arah Alena yang masih terpejam di bawah selimut. Pram duduk di tepi tempat tidur. Memandangi Alena lembut. Tangannya membelai pipi Alena penuh kasih. Alena terusik. Matanya terbuka. "Sayang, belum berangkat?" tanya Alena sedikit serak. "Sebentar lagi, aku sedang menikmati betapa cantiknya kau saat tertidur," sahut Pram. Alena tersenyum lalu menggeliat. Kemudian ia menarik lengan Pram. Pram terjatuh di pelukan Alena. Keduanya saling berciuman. Bibir mereka berpagut lama. "Aku harus segera pergi bekerja, Alena." Pram menghentikan aktivitas Alena yang sudah semakin memanas. "Setengah jam saja, bercintalah dulu denganku," rajuk Alena. Ia melancarkan serangannya. Mengendurkan dasi dan Melepas jas yang dikenakan Pram. "Ayolah, Lena. Aku benar-benar harus segera pergi bekerja." "Semalam kau pulang larut. Ak
last updateLast Updated : 2021-08-23
Read more

Sembilan

"Wow, The Alnatt Diamond!" pekik Alena melihat berlian warna kuning berbentuk bantal yang disodorkan Devian. Alena dan Devian berada di dek atas 'La Belle', yacht pribadi milik Devian, milyuner blasteran Prancis-Indonesia. Alena memakai lingerie yang senada dengan warna berlian pemberian Devian. "Ini mahal sekali!" Alena tak bisa menyembunyikan kegirangannya mendapatkan berlian kuning dengan harga fantastis itu. Devian menyematkan berlian di jari manis Alena. Alena memeluk Devian erat. Hatinya sungguh gembira, tak sia-sia perjalanannya ke Perth kali ini. Oh, kemanapun Alena menemui Devian, tidak akan menjadi sebuah perjalanan yang sia-sia. "Kau suka?" tanya Devian. Alena mengangguk senang sembari mengelus-elus cincin berlian di jarinya. Lebih menyenangkan mendapat cincin berlian itu atau pernikahanmu?" tanya Devian melepaskan kacamata hitamnya.Wajah Alen
last updateLast Updated : 2021-09-09
Read more

Sepuluh

Alex berjalan santai menuju taman di halaman depan rumah Nyonya Sekar. Ia melihat tantenya sedang merajut. Alex tersenyum lalu memeluk leher Nyonya Sekar dari belakang. "Sore, Tanteku tercinta yang selalu cantik dan awet muda," sapa Alex renyah. Nyonya Sekar spontan meletakkan rajutannya dan menepuk tangan Alex."Kau ini mengagetkan Tante saja!" Alex melepaskan pelukannya lalu duduk di sebelah Nyonya Sekar. "Maaf aku baru bisa jenguk Tante hari ini. Salah sendiri di rumah sakit hanya satu malam," ujar Alex mengambil satu buah apel merah di atas meja lalu memakannya. "Memangnya kau mau Tante berlama-lama ada di rumah sakit?" sahut Nyonya Sekar melepas kacamatanya. "Tante sakit apa sebetulnya?" "Cuma asam lambung biasa." "Jangan remehkan asam lambung!" tukas Alex. "Memikirkan apa? Dua anak lelakimu sudah menikah. Memikirkan kepona
last updateLast Updated : 2021-09-18
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status