Home / Lain / Asa diujung Sajadah#book2 / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Asa diujung Sajadah#book2: Chapter 1 - Chapter 10

53 Chapters

Chapter 1

"Mas nanti jam berapa pulang reuninya?" Jihan meraih sepatu pantofel dari rak, dan memberikannya pada Tommy. Saat membungkuk di depan rak sepatu, Jihan meringis. Kandungannya telah memasuki bulan ke delapan. Sekarang gerakannya semakin melamban. Tidak segesit dulu lagi."Ya, belum tau dong, Han. Pergi juga belum, kamu kok sudah nanya-nanya soal pulang sih?" Tommy menerima sepatu dari Jihan. Memakainya tergesa karena reuninya akan berlangsung sekitar setengah jam lagi. Ia takut terjebak macet."Bukan begitu, Mas. Kita 'kan sudah lama tidak mengunjungi Ibu. Jihan janji akan menjenguknya hari ini bersama Mas dan Niko. Karena Jihan pikir kalau hari Jummat, Mas pulang kantor lebih cepat. Jadi kita bisa bersama-sama menjenguk Ibu," terang Jihan sabar. Tommy tidak menjawab. Pikiran Tommy seperti tersita oleh masalah lain. Alih-alih merespon ucapannya, Tommy malah sibuk membalas chat-chat yang berbunyi tiada henti. Walaupun demikian, Jiha
last updateLast Updated : 2021-07-20
Read more

Chapter 2

Kata-kata Kanaya membuat Jihan bungkam. Jihan sadar kalau ia memang tidak boleh menyerang Diana. Negara ini negara hukum. Hukum di negara ini akan melindungi setiap warga negaranya dari tindak pidana. Tetapi hukum tidak akan melindungi seorang istri dari tindak keji seorang pelakor. Maka jika ia menyerang Diana, Diana bisa membuat laporan pada pihak kepolisian, kalau dirinya adalah korban serangan brutal. Tetapi ia tidak bisa membela diri dengan mengatakan bahwa dirinya adalah korban perselingkuhan. Hukum memang tidak mengatur urusan dalam rumah tangga warganya. Kecuali ada laporan KDRT, yang dilengkapi dengan visum dari rumah sakit dan saksi-saksi. Ia akan kalah telak dalam hal ini.Namun Jihan tidak puas sebelum ia menangkap basah kecurangan Tommy dan Diana. Ia akan mengkonfrotasikan kecurigaannya secara langsung. Enam tahun berumah tangga membuat Jihan khatam dengan tindak tanduk Tommy. Jadi sebelum menuduh, Jihan ingin melihat sikap Tommy. Dan
last updateLast Updated : 2021-07-20
Read more

Chapter 3

"Mengapa kamu belum pulang juga? Kamu bodoh sekali. Memberikan singgasana kamu begitu saja kepada orang lain yang cuma kebetulan singgah. Perempuan itu pasti bagaikan mendapatkan lotere sekarang. Pakai otakmu, Jihan!"Syahnan yang bermaksud mengecek apakah Jihan sudah pulang ke rumahnya sendiri, naik pitam saat mendapati putrinya itu masih ada di rumahnya.  Jihan ini keras kepala sekali. Hanya karena memergoki suaminya bersama dengan wanita lain, anak perempuannya ini langsung patah arang. Putrinya ini naif sekali. Laki-laki sesekali mencari kesenangan di luar rumah itu biasa. Namanya juga laki-laki. Yang penting mereka tetap pulang ke rumah.Syahnan yakin, Tommy tidak mencintai selingkuhannya itu. Tommy hanya iseng saja, seperti dirinya dan semua laki-laki kaya di muka bumi ini. Menantu laki-lakinya itu memiliki segalanya. Harta, karir, nama besar keluarga, dan juga pernikahan yang sempurna. Makanya Syahnan yakin, Tommy hanya sekedar
last updateLast Updated : 2021-07-20
Read more

Chapter 4

"Aku tau kamu pasti di sini,"Tommy menoleh saat merasakan elusan-elusan lembut di bahunya. Penampakan jemari lentik bercat kuku merah muda di bahunya, terus meraba dan menggoda. Gerakan-gerakan abstrak itu terus merambat maju mundur hingga mengelus rahang. Tanpa menoleh pun Tommy tau siapa wanita ini. Diana Paramitha."Lantas?" tanya Tommy pendek. Ia sedang tidak mood untuk bermain tebak-tebakan saat ini. Ia sedang punya kegiatan menarik lainnya saat ini. Yaitu menghisap tembakau dalam-dalam, sembari membayangkan wajah anak dan istrinya. Ia merindukan kehadiran keluarga kecilnya."Lantas apa kamu tidak mau bersenang-senang sedikit malam ini, heh? Toh Jihan sudah tau soal affairs kita." Diana kembali mengelus rahang persegi Tommy. Rahang jantan dengan bulu-bulu kasar sehari itu, membuat gairahnya bangkit seketika. Ia sudah cukup lama memimpikan saat-saat seperti itu. Saat di mana dirinya dan Tomm
last updateLast Updated : 2021-07-20
Read more

Chapter 5

"Apa kamu yakin bisa tinggal di sini hanya dengan Niko, dan Retno, Han? Kalian berdua itu perempuan. Mana Niko masih balita dan kamu tengah hamil besar. Ibu khawatir, Han." Rianti yang tengah duduk di atas sehelai tikar, miris melihat rumah kontrakan sangat sederhana yang dipilih oleh Jihan. Perseteruan hebat Jihan dengan Syahnan kemarin dulu, berujung pada pengusiran Syahnan pada putrinya sendiri. Syahnan marah besar karena Jihan tidak bersedia kembali pada Tommy. Dan konsekuensinya adalah Jihan harus keluar dari rumah, karena telah berani membangkang. Akibatnya ya seperti ini. Jihan mengontrak rumah sendiri. Dan hari ini Jihan pindah ke rumah kontrakannya. Sedari pagi tadi, dirinya dan Retno, salah seorang ART di rumahnya, membantu Jihan pindahan. Tidak repot memang karena putrinya memang tidak membawa apapun dari rumahn
last updateLast Updated : 2021-07-20
Read more

Chapter 6

Jihan ingin sekali membalikkan tubuh, saat melihat mobil Tommy berada di depan rumah kontrakannya. Namun akhirnya Jihan mengurungkan niatnya. Jihan berpikir, sejauh apapun ia berlari, Tommy tetap akan menjadi bagian dari hidupnya. Apapun yang terjadi dalam rumah tangga mereka, Tommy tetaplah ayah dari anak-anaknya. Makanya Jihan memutuskan untuk tidak lagi menghindari Tommy. Mereka berdua sudah sama-sama dewasa. Sudah seharusnya kalau mereka bisa duduk berdua dan menyelesaikan masalah mereka secara baik-baik.Saat Jihan kian mendekati mobil yang terparkir, ternyata mesin mobil dalam keadaan menyala. Itu artinya Tommy saat ini menunggunya di dalam mobil. Dan bukan di rumahnya. Pasti Retno tidak mengizinkan Tommy masuk. ART ibunya itu, ternyata memang bisa diandalkan."Kamu dari mana saja, Han?" Melihat kehadirannya, Tommy segera keluar dari mobil."Ada urusan sebentar," jawab Jihan singkat. Ia malas berhandai-handai dengan
last updateLast Updated : 2021-07-20
Read more

Chapter 7

Jihan memandang seantero warung dengan puas. Tidak sia-sia ia menuruti pemilik warung yang lama yang meminta waktu seminggu penuh untuk merenovasi warung. Karena warung yang tadinya hanya warung sederhana, kini tampak lebih artistik dan asri. Tidak dipungkiri, pelanggan zaman sekarang menyukai tempat yang cantik, agar lebih menarik saat mereka berselfie ria. Makanan lezat bukan lagi satu-satunya daya tarik sekarang.Jihan berjalan sedikit ke luar warung. Memindai penampakan warung dari jarak yang lebih jauh. Memang warung ini tampak jadi lebih artistik. Konsep yang ditampilkan Pak Imran ini adalah konsep seperti sedang makan di rumah sendiri. Warung yang lumayan luas ini di bagi menjadi dua bagian. Di bagian depan dengan meja dan kursi biasa. Sementara di belakangnya di buat lesehan. Delapan pasang kursi-kursi kayu berikut mejanya sudah tersusun rapi. Begitu juga tikar lebar dan meja-meja kecil untuk lesehan. Jujur, Jihan merasa uang sewa yang dit
last updateLast Updated : 2021-07-20
Read more

Chapter 8

Hari kedua berjualan. Sedari pagi Jihan dengan semangat mengajari Retno meracik bumbu, mengoreng lele serta ayam. Kandungannya sudah semakin tua. Dan bulan depan ia sudah akan melahirkan. Dengan begitu otomatis warung akan menjadi tanggung jawab Retno. Makanya ia mengajari Retno cara memasak, agar terbiasa saat nanti ia tinggal."Ingat ya, Ret. Saat melakukan proses ungkep, masak ayamnya cukup sampai mendidih saja. Tidak perlu sampai matang. Kemudian matikan kompor dan biarkan dingin. Jika sudah dingin, masukkan ayam bersama dengan kuahnya ke dalam kulkas semalaman. Tapi ingat, jangan disimpan di freezer. Cukup di tempat biasa saja. Nah, setelah semalaman didinginkan, masak lagi hingga ayam matang dan airnya menyusut. Baru ayamnya bisa kamu goreng setelah ada pelanggan. Jadi selain gurih, pelanggan akan makin berselera makan karena ayamnya disajikan panas-panas. Mengerti, Ret?" 
last updateLast Updated : 2021-07-20
Read more

Chapter 9

"Siapa laki-laki ini, Bu Jihan?" Azzam melirik Tommy sekilas. Ia sangat mengenal Tommy. Seorang old money klan Wiranata. Bisnis mereka meliputi bidang otomotif, garmen dan perhotelan. Tommy juga dikenal sebagai seorang pengusaha yang jarang membawa pasangannya ke publik. Makanya ia bertanya hanya untuk menegaskan, apakah benar Tommy adalah suami Jihan."Dia... Tommy, suami saya Pak Azzam, Pak Imran," jawab Jihan gagap."Pak Imran adalah pemilik warung ini, Mas. Dan Pak Azzam adalah rekan Pak Imran. Jihan hanya menyewa di sini," Jihan mengucapkan kata menyewa sembari menatap Tommy penuh arti. Secara tersirat ia meminta Tommy untuk tidak berbuat macam-macam di sini. Semoga saja Tommy mengerti. Sungguh ia malu kalau Tommy sampai mengamuk dan menjadikan masalah pribadi mereka dikonsumsi oleh orang lain. Bagaimanapun tidak baiknya hubungannya saat ini dengan Tommy, ia tidak suka bila ada mata dan telinga lain yang ikut mendengarnya. Se
last updateLast Updated : 2021-07-31
Read more

Chapter 10

Waktu telah menunjukkan pukul 08.05 WIB. Jihan bersiap-siap menutup warung. Dagangannya laris manis hari ini. Alhamdullilah. Jihan memasukkan sisa bahan makanan ke dalam kulkas. Membuang sampah, memeriksa kompor gas dan keran air. Setelah memastikan semuanya aman, barulah Jihan mematikan lampu-lampu dan mengunci pintu warung. Hari ini pulang sendirian. Retno telah lebih dulu pulang karena kurang enak badan. Setelah memeriksa pintu sekali lagi, Jihan berjalan ke seberang warung. Ia bermaksud singgah ke supermaket sebentar. Susu Niko sudah hampir habis, begitu juga dengan sembako di rumah.Karena hari ini ia mendapat rezeki berlebih, Jihan ingin berbelanja sebutuhnya dulu. Pendapatannya hari ini tidak boleh ia habiskan. Ia masih membutuhkan modal untuk berjualan. Sekarang ia sangat berhati-hati dalam menghitung pemasukan dan pengeluaran. Tommy benar-benar tidak menafkahinya lagi. Makanya setiap ia mempunyai rezeki, yang pertama ia beli adalah susu N
last updateLast Updated : 2021-07-31
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status