Semua Bab Diary Cinta Jaksa Cantik: Bab 61 - Bab 70

91 Bab

Sidang Perdana Kasus Crawford

Pagi itu Rayden mengantar Emily berangkat kerja ke balai kota Chicago. Wanita itu memaksa Rayden untuk bangun pagi karena persidangan akan dilangsungkan pukul 09.00 waktu Chicago. Tentunya Emily memiliki banyak hal yang harus ia persiapkan sebelum melenggang ke ruang sidang."Hey, Baby ... ingat kau harus pulang ke penthouseku. Nanti sore aku akan menjemputmu lagi," pesan Rayden sebelum Emily turun dari mobil Lambhorgini miliknya. Dia meraih wajah wanita itu lalu melumat bibirnya dengan begitu posesif. "Katakan kau mencintaiku, Emily!" tuntutnya.Emily menepis segala keengganannya karena dia butuh untuk cepat turun dari mobil pria Perancis sialan itu. "I love you, Ray. Sayang, sampai nanti sore, oke?" ujar Emily dengan nada lembut semaksimal yang dapat ia usahakan.Rupanya usahanya tak sia-sia dan Rayden mulai melunak. Pria itu menjawab, "I love you too, Emily. Pergilah bekerja, sampai nanti sore!"Maka Emily pun memasang senyumnya dan segera turun dari mobil sport mahal itu. Dia ber
Baca selengkapnya

Pertanyaan Tajam Manipulatif

"Yang Mulia Hakim Malcom, saya ingin memanggil saksi pertama Brent Cunningham untuk menjawab beberapa pertanyaan terkait kasus pembunuhan berencana mendiang Ronald Banning dan Thomas Simpson serta keluarga Cassandra Olivia Barnes," ujar Emily berdiri di balik meja jaksa penuntut umum menghadap Hakim Malcom."Silakan panggil saksi Brent Cunningham," jawab Hakim Malcom mengabulkan permohonan Emily.Pria berambut pirang cepak dengan postur tegap ala perwira kepolisian itu dihadirkan di kursi saksi. Dengan segera Emily melangkah ke hadapan Brent Cunningham dan bertanya, "Selamat pagi, Brent. Anda harus menjawab sejujur-jujurnya dan berpijak pada kebenaran sesuai sumpah saksi persidangan. Saya ingin bertanya apa benar Tuan Gordon Crawford yang memerintahkan beberapa pembunuhan atas korban Ronald Banning dan Thomas Simpson, serta keluarga Barnes?"Sebenarnya Brent Cunningham takut untuk bicara jujur, senator itu bisa menghabisi nyawanya. Namun, bila dia menimbang-nimbang lagi maka jauh lebi
Baca selengkapnya

Bertahanlah untuk Cinta Kita!

Kilatan kamera wartawan menyerbu sosok Emily yang mendadak populer karena keberaniannya menyeret senator yang berkuasa 3 periode berturut-turut ke meja hijau. Selama ini belum ada satu pun jaksa maupun hakim yang berhasil menyidangkan kasus kejahatan Senator Gordon Crawford sekalipun ada berderet daftar kejahatan yang telah pria itu lakukan di masa lampau sejak ia menjabat sebagai senator.Bahwasanya menghilangkan nyawa orang hanya seperti melenyapkan nyamuk atau lalat pengganggu. Nyawa seolah murah di hadapan pria itu. Namun, Emily Carter membuat perbedaan kali ini, dia jaksa wanita pemberani yang sanggup menerima semua ancaman pembunuhan atas dirinya selama waktu-waktu jelang sidang.Murat melindungi tubuh Emily dari desakan para wartawan yang ganas memburu berita panas itu dibantu petugas keamanan pengadilan yang berjaga di ruang sidang tadi.Akhirnya mereka terlepas dari kejaran wartawan dan berhasil turun ke lantai 1 tempat Emily berkantor. Murat mengunci pintunya dari dalam. Kem
Baca selengkapnya

Permainan Variasi Bercinta

Mendengar pertanyaan Murat tentang apakah dia mau memperjuangkan cinta mereka? Emily pun menjawab, "Ya, Murat. Aku akan berjuang demi cinta kita. Kumohon bertahanlah untukku, kali ini kau harus merelakanku berada di sisi Rayden seusai bekerja hingga pagi."Rasanya jantung Murat seperti ditusuk sembilu, dia benci harus melepaskan wanita yang ia cintai ke pelukan pria lain. Dimana logikanya pria yang mau melakukan pengorbanan sebesar itu? Menyiksa diri sendiri demi prinsip sialan yang dipegang teguh oleh sang kekasih, haruskah?Namun, Murat telah menjalani yang jauh lebih buruk di masa lalunya ketika keluarganya dibantai oleh kaum pemberontak. Dia pun berkata, "Aku akan menunggumu, Emily. Berjanjilah bahwa cintamu hanya ada untukku sepenuhnya."Tatapan mata hazel itu terselimuti oleh selapis kaca bening yang perlahan retak dan luruh menjadi butir-butir kristal di pipi halusnya. Telapak tangan Emily menangkup wajah Murat lalu ia menjawab, "Terima kasih, Kekasihku. Aku janji seluruh cinta
Baca selengkapnya

Perfect Slave for Frenchman

"Pejamkan saja matamu, Emily!" pinta Rayden sembari memasang penutup mata kain warna hitam ke mata wanita itu.Setelah itu ia juga mengikat pergelangan tangan Emily dengan tali khusus yang memang dipakai untuk bondage couple sexual activity, kuat tapi tidak mencederai kulit. Rayden menarik lepas handuk yang melilit tubuh Emily hingga wanita itu telanjang di hadapannya. Begitu menggoda indera penglihatannya setiap lekukan feminin yang ada di tubuh Emily, sebuah ciptaan Tuhan yang sangat sesuai untuk memuaskan gairah seorang pria.Di tengah kamar tidur Rayden, wanita itu berdiri dengan kedua tangan terikat di balik punggungnya, matanya tertutup, detak jantungnya berpacu oleh sebuah rasa excitement. Namun, Emily terdiam tak ingin mengatakan apapun, dia hanyalah budak seksual bagi pria Perancis itu.Kulitnya meremang kala sentuhan ringan seperti bulu menuruni tubuhnya dari lehernya ke lembah di antara buah dadanya lalu ke rusuk serta perutnya. Rayden mengamati reaksi Emily dengan bulu ang
Baca selengkapnya

Percobaan Pembunuhan Jaksa di Persidangan Perdana Henry Crawford

Sidang kedua kasus Crawford pagi itu dimulai dengan sesi pemaparan barang bukti berupa rekaman pembicaraan telepon antara Gordon Crawford dengan Douglas Archer yang isinya tak lain adalah perintah melenyapkan nyawa Cecilia Sommerhalder yang memberikan ancaman bagi karier Henry Crawford, puteranya yang akan maju di bursa pemilihan senator periode selanjutnya."Bisa dipastikan bahwa Tuan Douglas Archer statusnya masih buronan kepolisian Chicago atas tuduhan pembunuhan terhadap Cecilia Sommerhalder dan dua orang pria di toilet sebuah bar yang berlokasi di tengah kota Chicago," ujar Emily dengan jelas dan lugas.Selanjutnya rekaman pembicaraan telepon Gordon Crawford kembali diperdengarkan kali ini kepada Kapten Ryan Falderson yang menyuruh perwira tinggi kepolisian Chicago itu agar melenyapkan barang bukti di kantor Letnan Benjamin Roosevelt. Kemudian disusul dengan rekaman percakapan dengan Brent dan Louis untuk menembak mati Ronald Banning dan Thomas Simpson, dua mendiang ajudan Emily
Baca selengkapnya

Pagi dan Malam Terjebak Di Antara Dua Pria

"Apa kau baik-baik saja, Emily?!" tanya Murat sembari memeriksa kondisi tubuh Emily yang baru saja menjadi sasaran tembak pria yang kemungkinan seorang pembunuh bayaran suruhan keluarga Crawford.Emily merasa jantungnya berdetak kencang, tetapi dia tidak terluka sedikit pun. "Aku baik-baik saja, Murat. Sungguh berbahaya kejadian barusan, untung saja pria tadi meleset membidikkan pistolnya karena jarak yang agak jauh. Kalau tidak mungkin aku sudah tewas," jawab Emily sambil bangkit dari lantai. Mereka melihat pria yang mencoba menembak Emily tadi digelandang keluar meninggalkan ruang sidang oleh Sersan Rodney. Kemudian Emily menoleh ke arah kursi tempat Henry Crawford duduk bersama tim pengacara mahalnya. Pria jahat itu tersenyum mengejek kepada Emily, seolah ia tahu bahwa pembunuh tadi sengaja dikirim. Henry pun berkata tanpa suara dengan gerakan bibirnya ke arah Emily, "Matilah kau, Emily!"Tidak hanya Emily yang melihat hal itu, Murat yang berdiri di sebelahnya pun mengetahuinya.
Baca selengkapnya

Night Flight to Paris

Masakan chef restoran Perancis memang lezat seperti yang dikatakan oleh Rayden, sesuai dengan pujian berharga yang keluar dari mulut pria yang begitu dominan itu.Emily menghabiskan 3 gelas red wine Portugis yang bercita rasa manis itu, sedikit pahit tapi dia mentolerirnya dengan baik. Alkohol mulai bercampur di dalam aliran darahnya. Tubuhnya terasa ringan hingga ia sulit menyangga kepalanya tetap tegak. Perasaannya ringan dan pandangannya kabur, Emily duduk berhadapan dengan Rayden di meja restoran Perancis itu. Tangannya kanan kiri menyangga dagunya."Emily, kau mabuk. Ayo kita pulang!" ajak Rayden sembari tersenyum menatap wajah kekasihnya yang merah seperti tomat masak.Senyum lebar tersungging di bibir Emily, dia tampak konyol dan pemandangan itu tak biasa bagi Rayden. Emily menjawab, "Ray, kepalaku pusing. Bantu aku berjalan ke mobil—"Dengan segera pria itu bangkit dari kursinya lalu merangkul tubuh Emily untuk meninggalkan restoran. Karena langkah wanita itu sempoyongan maka
Baca selengkapnya

Memohon Tapi Percuma

"Bienvenue à Paris!" Sambutan selamat datang di Paris itu terdengar sayup-sayup di telinga Emily yang sudah berjam-jam hilang kesadaran. Perlahan kedua mata hazelnya terbuka, ia menatap sekelilingnya dan menyadari bahwa saat ini ia sedang berada di dalam sebuah mobil sedan."Sudah bangun, Sayangku?" sapa Rayden ringan merengkuh tubuh Emily ke dalam pelukan eratnya.Emily segera bertanya, "Dimana kita berada, Ray?""Paris." Rayden menjawab singkat nama kota dimana mereka sedang berada saat ini. Mobil pribadinya yang dikemudikan oleh sopir melaju dengan kecepatan stabil melalui jalanan lengang kota Paris. Hari masih terlalu pagi untuk beraktivitas, penduduk salah satu kota terpadat di dunia itu masih lelap dalam alam mimpi."APA?! Katakan ini tidak benar, Ray—ohh sialan!" Reaksi keras dari Emily disertai respon wanita itu menjauhkan dirinya dari pelukan Rayden membuat pria berdarah Perancis itu tertawa satir."Aku serius, Em. Kita naik private jet dari Chicago dan baru saja mendarat d
Baca selengkapnya

Melacak Keberadaan Emily

Seperti hari-hari biasa, Murat berangkat lebih awal dengan penuh semangat ke balai kota Chicago. Dia berpikir bahwa Emily pun akan berangkat pagi karena ada sidang lanjutan kasus Crawford pukul 09.00.Namun, Murat mulai gelisah ketika jaksa wanita itu tidak juga muncul di kantornya sementara ponselnya tidak aktif. Sungguh aneh karena sidang hari ini sangat penting. Emily tidak boleh absen dari persidangan satu kali pun. Posisinya tidak dapat digantikan oleh orang lain sebagai jaksa penuntut umum.Setelah waktu menunjukkan pukul 08.50, Murat pun terpaksa melangkah sendiri menuju ke ruang sidang yang dipadati oleh wartawan berbagai media di depan pintu. Dia masuk sendirian lalu duduk di tempat yang disediakan untuk jaksa dan asistennya, tanpa kehadiran Emily di sisinya.Melihat kejanggalan itu Letnan Benjamin Roosevelt dan Sersan Rodney Bradford pun mendekati mejanya. Kali ini Letnan Ben yang menanyai Murat terlebih dahulu, "Dimana Emily? Kenapa belum hadir di ruang sidang, Murat?"Mura
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status