Semua Bab Diary Cinta Jaksa Cantik: Bab 71 - Bab 80

91 Bab

Menggeledah Kediaman Dabusche

"Ya, Emily memang berada di Paris. Alamat kediaman Da Busche sudah kutemukan juga melalui data lintas negara yang hanya bisa diakses oleh pejabat tinggi kepolisian. Ayo kita terbang ke Perancis, Murat, Rodney!" tutur Letnan Benjamin Roosevelt bangkit berdiri dari balik meja kerja kantornya."Apa kita akan naik pesawat komersil ke Paris, Letnan?" tanya Murat karena memang rencana penerbangan itu sangat mendadak.Sembari menyusuri koridor markas kepolisian Chicago menuju ke lift, Letnan Benjamin menjawab, "Iya, penerbangan malam ini juga. Kita tak perlu membawa barang apa pun, Murat. Setelah menemukan Emily di Paris, kita langsung terbang kembali ke Chicago.""Baiklah, aku mengerti." Murat pun mengikuti dua petugas polisi itu dengan mobil Honda CRV miliknya yang akan dititipkan di parkiran bandara. Kebetulan surat identitas miliknya ada di tas kerjanya sehingga tak perlu mengambilnya di apartment untuk keperluan check in tiket pesawat.Pukul 19.00 waktu Chicago, ketiga pria tersebut ter
Baca selengkapnya

Kondisi Memprihatinkan Emily

"Buka pintu yang ini atau terpaksa kami dobrak, Mister Dabusche!" seru Murat penuh tekad. Dia amat yakin kalau wanita yang dicintainya itu ada di balik pintu yang dikunci tersebut.Rayden mendengkus kesal, dia enggan membukanya karena memang ada Emily Carter di dalam sana. "Tidak. Itu kamar khusus yang tidak boleh dimasuki sembarang orang. Ada harta berhargaku di dalamnya!" kelit pria itu bersedekap menatap Murat yang mengerutkan alisnya tak ingin mundur.Letnan Benjamin Roosevelt menengahi perdebatan tersebut. "Anda sudah dengar sendiri surat perintah dari Kepolisian Kota Paris. Semua ruangan di rumah ini harus digeledah. Buka!" Namun, Rayden menggelengkan kepalanya. Dia justru mundur menuju ke arah tangga untuk turun. Melihat reaksi penolakan pria itu, Letnan Benjamin dan Murat saling bertukar pandang. Mereka berdua bersama Sersan Rodney mengambil ancang-ancang lalu mendobrak pintu yang tertutup rapat itu dengan kompak."BRAKKK!""BRAKKK!""BRAKKKK!"Engsel pintu pun berhasil dirus
Baca selengkapnya

Panggilan Pulang Ke Istana

"Emily ... syukurlah kau akhirnya siuman!" ucap Murat dengan sepasang mata merahnya yang kelelahan kurang tidur sejak kemarin.Pria berkebangsaan Turki itu membelai pipi dingin Emily dengan telapak tangannya yang hangat. Dia menunggu wanita yang dicintainya itu di ruang perawatan pasien VIP semalaman. "Murat, kau pasti kelelahan. Apa kita masih berada di Paris?" balas Emily dengan senyum lemahnya. Dia baru saja terbangun dari tidur lelapnya akibat efek samping pengobatannya. Sinar mentari pagi menyusup dari balik tirai putih tipis yang menutupi jendela kamar itu. Emily menduga-duga bahwa hari telah pagi atau mungkin menuju siang. Dia memikirkan persidangan kasus hukum ayah dan anak Crawford."Kita masih di Paris, Emily. Rencananya petang hari ini kita akan terbang bersama Letnan Ben dan Sersan Rodney kembali ke Chicago. Jadi kuatkan dirimu untuk perjalanan udara yang cukup jauh nanti!" jawab Murat memberi tahukan rencana mereka kepada Emily."Kau sebaiknya juga beristirahat yang cuk
Baca selengkapnya

Kembalinya Dewi Pembela Keadilan Ke Chicago

Lampu blitz kamera wartawan menyerbu tanpa ampun sosok Jaksa Emily Rosalyn Carter yang melangkah menuju ke ruang persidangan kasus Crawford. Perekam suara dan microfon disodorkan ke wajah wanita yang memasang tampang dingin melenggang tanpa memedulikan hiruk pikuk tersebut."Semua peserta persidangan harap berdiri!" seru petugas ruang sidang ketika Yang Mulia Hakim Malcom memasuki ruangan yang penuh sesak pengunjung. Tiga ketokan palu di meja hakim memulai segala ketegangan yang telah dinantikan oleh sebagian besar warga negeri Paman Sam tersebut. "Silakan saksi dari pihak penuntut untuk dihadirkan dalam persidangan!" ujar Hakim Malcom.Petugas negara berseragam serba hitam mengantarkan saksi Brenda Lindsey Hewitt terlebih dahulu ke kursi saksi. Perempuan muda tersebut akan bersaksi untuk kasus pelecehan yang dilakukan Henry Crawford.Dengan langkah tegap Emily menghampiri bilik saksi lalu menyapa Brenda sebelum menanyakan pertanyaan penting yang akan memberatkan Henry Crawford. "Bre
Baca selengkapnya

Death People Can't Talk

"TOK TOK TOK." Suara berat palu hakim yang diketok ke kayu terdengar dan membuat seisi ruang sidang menjadi hening."Kita akan memulai untuk mendengarkan pernyataan saksi dari kasus pembunuhan beberapa korban yang didalangi oleh Mister Gordon Crawford!" ujar Hakim Malcom yang berperawakan kurus dengan rambut beruban menipis dan kaca mata berbingkai tebal. Beliau hanya perlu menyelesaikan setahun terakhirnya sebelum memasuki masa pensiun sebagai seorang hakim yang berdinas di Chicago, negara bagian Illinois.Maka Emily pun bangkit berdiri seraya berkata, "Kami memanggil saksi sekaligus tersangka kaki tangan Mister Gordon Crawford yaitu Louis Harison untuk duduk ke kursi saksi."Seorang pria berambut pirang yang tadinya adalah perwira madya kepolisian Chicago dan kini dicopot segala jabatan dan wewenangnya itu duduk di bilik saksi. Emily berdiri di hadapannya dengan tatapan dingin yang tajam usai mendengarkan sumpah Louis Harison untuk memberikan kesaksian sejujurnya di pengadilan."Sir
Baca selengkapnya

Memberi Pelajaran Setimpal Untuk Senator Busuk

"Damian, kurasa kita tak akan kesulitan untuk meraih vonis tak bersalah di persidangan mendatang!" ujar Senator Crawford yang sedang dinonaktifkan jabatannya di ruang kunjung tahanan sementara.Pengacara kepercayaannya, Damian Lockheart membenarkan ucapan congkak pria tersebut. Dia memang merasa posisinya di atas angin pasca kesaksian Brent dan Louis yang meringankan posisi kliennya tadi."Tak ada salahnya berharap tak akan ada lagi bukti atau saksi tambahan yang pihak jaksa penuntut umum dapatkan!" sahut Damian disertai kekehan senang.Kemudian Senator Crawford pun diam-diam menerima ponsel berukuran mini dari balik telapak tangan pengacaranya saat mereka bersalaman. "Thanks, Damian. Ini yang kubutuhkan. Kau boleh pergi sekarang!" ujar pria tersebut sebelum petugas polisi menjemputnya kembali ke sel tahanan sementara sebelum resmi menjadi narapidana di penjara negara bagian Illinois.Di sebuah bar berpencahayaan remang-remang, Douglas Archer sedang menikmati segelas bir Carlsberg sam
Baca selengkapnya

Saksi yang Tersisa adalah Pembunuh Korban

"Emily, bukti yang dikirim ke alamat emailmu ini sangat penting. Apakah kita bisa menggunakannya dengan keterangan anonim di persidangan?" ujar Murat dengan bimbang usai memeriksa file-file yang dilampirkan di email jaksa cantik itu.Sambil membaca ulang isi percakapan sang senator dengan seorang pria yang dipanggil Doug oleh Gordon Crawford tersebut, dia menyimpulkan sesuatu. "Murat, pria ini adalah pelaku pembunuh Cecilia Sommerhalder. Gambar tangkap layar ini pasti dibuat sendiri oleh pria tersebut," tutur Emily. Dia merasa harus mendiskusikan hal ini dengan Hakim Malcom dan Letnan Benjamin Roosevelt besok pagi."Sepertinya kau benar, Emily. Apa kau ingin membalas email ini dan meminta janji temu dengan pria itu?" tanya Murat dengan risau sembari menatap wajah lelah Emily di mana bayangan hitam nampak jelas di bawah sepasang mata indahnya yang berwarna hazel."Aku akan berkonsultasi terlebih dahulu dengan Letnan Ben dan Hakim Malcom. Kemungkinan besar bukti yang kuterima ini cukup
Baca selengkapnya

Menemui Pembunuh Cecilia Sommerhalder

"Lepaskan aku! Hey, dengar—kalau kau masih ingin melenggang bebas di luar penjara, lebih baik jangan menggangguku lagi, Rayden!" ujar Emily dengan nada keras sambil meronta di dekapan Rayden Dabusche.Pria Perancis itu mengerutkan keningnya, penjara adalah kata sensitif yang membuat telinganya berdenging sebagai seorang kriminil. "Kenapa kau ingin memenjarakanku, Darling?" tanya Rayden penasaran.Emily yang terlepas dari belitan lengan kokoh pria itu pun mundur menjaga jarak darinya. Dia bersedekap dan tersenyum miring lalu berkata, "Kau pernah meninggalkan jejak kejahatanmu, informasimu bocor di internet. Aku beruntung mendapatkannya. Penyelundupan narkotika, senjata api, dan human traficking. Ckckck ... sungguh mengerikan, kau sampah menjijikan!" "Apa?! Dari mana kau mendapatkan informasi ngawur seperti itu, Emily? Berikan sumbernya kepadaku!" tuntut Rayden maju ingin meraih tangan wanita tersebut."No! Menjauh dariku, Penjahat Terkutuk!" desis Emily seolah dia najis disentuh oleh
Baca selengkapnya

Pembajakan Mobil Narapidana di Jembatan Chicago

"Semua hadirin dimohon berdiri!" seru petugas pengadilan yang mengamankan proses persidangan terakhir kasus Crawford siang itu.Hakim Malcom memasuki ruangan lalu duduk di tempat kehormatannya. Dia mengetok palu hakim sebanyak tiga kali lalu dengan tenang memulai jalannya sidang. Seisi ruang tersebut hening karena ketegangan yang mencekam.Setelah pada persidangan sebelumnya saksi sekaligus pembunuh yang merupakan kaki tangan Gordon Crawford dihadirkan. Kemudian disusul masa tenang juri, kini saatnya membacakan hasil perundingan dan pemungutan suara juri sidang kasus tersebut."Hasil perundingan juri memutuskan Mister Gordon Crawford bersalah dalam kasus konspirasi pembunuhan beberapa korban, di antaranya; Miss Cecilia Sommerhalder, Mister Ronald Banning, Tuan Thomas Simpson, dan keluarga Barnes, serta masih banyak korban lainnya. Maka hukuman pidana terkait keputusan tersebut, terdakwa dijatuhi kurungan selama 50 tahun tanpa keringanan remisi hukuman," ujar Hakim Malcom dengan suara
Baca selengkapnya

Membungkam Mata-Mata Polisi

"FREEZE ... FREEZE ... FREEZE!!" Teriakan sekompi petugas kepolisian Chicago mengejutkan para teroris yang tadinya akan membawa kabur narapidana yang tak lain adalah Gordon dan Henry Crawford.Kedua narapidana yang gagal melarikan diri tersebut juga mengangkat kedua tangannya tanda menyerah kepada polisi. Ayah dan anak itu basah kuyup dalam pakaian oranye bertuliskan TAHANAN di bagian punggung mereka. Semua awak dalam helikopter yang tadi berhasil ditembak baling-baling dan mesinnya oleh Sersan Rodney Bradford melompat ke Chicago River. Itu adalah pilihan terbaik dari pada mereka tenggelam dan mati konyol bila tetap bertahan di dalam helikopter oleng tersebut."Kalian ditangkap atas percobaan membawa kabur narapidana. Dan selamat datang kembali Mister Gordon dan Mistet Henry, kalian gagal kabur!" ujar Letnan Myles Rodrigues sembari meringkus para penjahat yang terkepung di tepian Sungai Chicago.Mobil tahanan yang telah bersiaga di jalan raya jembatan di sisi sungai besar itu segera
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status