Beranda / Thriller / Diary Cinta Jaksa Cantik / Pagi dan Malam Terjebak Di Antara Dua Pria

Share

Pagi dan Malam Terjebak Di Antara Dua Pria

Penulis: agneslovely2014
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Apa kau baik-baik saja, Emily?!" tanya Murat sembari memeriksa kondisi tubuh Emily yang baru saja menjadi sasaran tembak pria yang kemungkinan seorang pembunuh bayaran suruhan keluarga Crawford.

Emily merasa jantungnya berdetak kencang, tetapi dia tidak terluka sedikit pun. "Aku baik-baik saja, Murat. Sungguh berbahaya kejadian barusan, untung saja pria tadi meleset membidikkan pistolnya karena jarak yang agak jauh. Kalau tidak mungkin aku sudah tewas," jawab Emily sambil bangkit dari lantai.

Mereka melihat pria yang mencoba menembak Emily tadi digelandang keluar meninggalkan ruang sidang oleh Sersan Rodney. Kemudian Emily menoleh ke arah kursi tempat Henry Crawford duduk bersama tim pengacara mahalnya.

Pria jahat itu tersenyum mengejek kepada Emily, seolah ia tahu bahwa pembunuh tadi sengaja dikirim. Henry pun berkata tanpa suara dengan gerakan bibirnya ke arah Emily, "Matilah kau, Emily!"

Tidak hanya Emily yang melihat hal itu, Murat yang berdiri di sebelahnya pun mengetahuinya.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Diary Cinta Jaksa Cantik   Night Flight to Paris

    Masakan chef restoran Perancis memang lezat seperti yang dikatakan oleh Rayden, sesuai dengan pujian berharga yang keluar dari mulut pria yang begitu dominan itu.Emily menghabiskan 3 gelas red wine Portugis yang bercita rasa manis itu, sedikit pahit tapi dia mentolerirnya dengan baik. Alkohol mulai bercampur di dalam aliran darahnya. Tubuhnya terasa ringan hingga ia sulit menyangga kepalanya tetap tegak. Perasaannya ringan dan pandangannya kabur, Emily duduk berhadapan dengan Rayden di meja restoran Perancis itu. Tangannya kanan kiri menyangga dagunya."Emily, kau mabuk. Ayo kita pulang!" ajak Rayden sembari tersenyum menatap wajah kekasihnya yang merah seperti tomat masak.Senyum lebar tersungging di bibir Emily, dia tampak konyol dan pemandangan itu tak biasa bagi Rayden. Emily menjawab, "Ray, kepalaku pusing. Bantu aku berjalan ke mobil—"Dengan segera pria itu bangkit dari kursinya lalu merangkul tubuh Emily untuk meninggalkan restoran. Karena langkah wanita itu sempoyongan maka

  • Diary Cinta Jaksa Cantik   Memohon Tapi Percuma

    "Bienvenue à Paris!" Sambutan selamat datang di Paris itu terdengar sayup-sayup di telinga Emily yang sudah berjam-jam hilang kesadaran. Perlahan kedua mata hazelnya terbuka, ia menatap sekelilingnya dan menyadari bahwa saat ini ia sedang berada di dalam sebuah mobil sedan."Sudah bangun, Sayangku?" sapa Rayden ringan merengkuh tubuh Emily ke dalam pelukan eratnya.Emily segera bertanya, "Dimana kita berada, Ray?""Paris." Rayden menjawab singkat nama kota dimana mereka sedang berada saat ini. Mobil pribadinya yang dikemudikan oleh sopir melaju dengan kecepatan stabil melalui jalanan lengang kota Paris. Hari masih terlalu pagi untuk beraktivitas, penduduk salah satu kota terpadat di dunia itu masih lelap dalam alam mimpi."APA?! Katakan ini tidak benar, Ray—ohh sialan!" Reaksi keras dari Emily disertai respon wanita itu menjauhkan dirinya dari pelukan Rayden membuat pria berdarah Perancis itu tertawa satir."Aku serius, Em. Kita naik private jet dari Chicago dan baru saja mendarat d

  • Diary Cinta Jaksa Cantik   Melacak Keberadaan Emily

    Seperti hari-hari biasa, Murat berangkat lebih awal dengan penuh semangat ke balai kota Chicago. Dia berpikir bahwa Emily pun akan berangkat pagi karena ada sidang lanjutan kasus Crawford pukul 09.00.Namun, Murat mulai gelisah ketika jaksa wanita itu tidak juga muncul di kantornya sementara ponselnya tidak aktif. Sungguh aneh karena sidang hari ini sangat penting. Emily tidak boleh absen dari persidangan satu kali pun. Posisinya tidak dapat digantikan oleh orang lain sebagai jaksa penuntut umum.Setelah waktu menunjukkan pukul 08.50, Murat pun terpaksa melangkah sendiri menuju ke ruang sidang yang dipadati oleh wartawan berbagai media di depan pintu. Dia masuk sendirian lalu duduk di tempat yang disediakan untuk jaksa dan asistennya, tanpa kehadiran Emily di sisinya.Melihat kejanggalan itu Letnan Benjamin Roosevelt dan Sersan Rodney Bradford pun mendekati mejanya. Kali ini Letnan Ben yang menanyai Murat terlebih dahulu, "Dimana Emily? Kenapa belum hadir di ruang sidang, Murat?"Mura

  • Diary Cinta Jaksa Cantik   Menggeledah Kediaman Dabusche

    "Ya, Emily memang berada di Paris. Alamat kediaman Da Busche sudah kutemukan juga melalui data lintas negara yang hanya bisa diakses oleh pejabat tinggi kepolisian. Ayo kita terbang ke Perancis, Murat, Rodney!" tutur Letnan Benjamin Roosevelt bangkit berdiri dari balik meja kerja kantornya."Apa kita akan naik pesawat komersil ke Paris, Letnan?" tanya Murat karena memang rencana penerbangan itu sangat mendadak.Sembari menyusuri koridor markas kepolisian Chicago menuju ke lift, Letnan Benjamin menjawab, "Iya, penerbangan malam ini juga. Kita tak perlu membawa barang apa pun, Murat. Setelah menemukan Emily di Paris, kita langsung terbang kembali ke Chicago.""Baiklah, aku mengerti." Murat pun mengikuti dua petugas polisi itu dengan mobil Honda CRV miliknya yang akan dititipkan di parkiran bandara. Kebetulan surat identitas miliknya ada di tas kerjanya sehingga tak perlu mengambilnya di apartment untuk keperluan check in tiket pesawat.Pukul 19.00 waktu Chicago, ketiga pria tersebut ter

  • Diary Cinta Jaksa Cantik   Kondisi Memprihatinkan Emily

    "Buka pintu yang ini atau terpaksa kami dobrak, Mister Dabusche!" seru Murat penuh tekad. Dia amat yakin kalau wanita yang dicintainya itu ada di balik pintu yang dikunci tersebut.Rayden mendengkus kesal, dia enggan membukanya karena memang ada Emily Carter di dalam sana. "Tidak. Itu kamar khusus yang tidak boleh dimasuki sembarang orang. Ada harta berhargaku di dalamnya!" kelit pria itu bersedekap menatap Murat yang mengerutkan alisnya tak ingin mundur.Letnan Benjamin Roosevelt menengahi perdebatan tersebut. "Anda sudah dengar sendiri surat perintah dari Kepolisian Kota Paris. Semua ruangan di rumah ini harus digeledah. Buka!" Namun, Rayden menggelengkan kepalanya. Dia justru mundur menuju ke arah tangga untuk turun. Melihat reaksi penolakan pria itu, Letnan Benjamin dan Murat saling bertukar pandang. Mereka berdua bersama Sersan Rodney mengambil ancang-ancang lalu mendobrak pintu yang tertutup rapat itu dengan kompak."BRAKKK!""BRAKKK!""BRAKKKK!"Engsel pintu pun berhasil dirus

  • Diary Cinta Jaksa Cantik   Panggilan Pulang Ke Istana

    "Emily ... syukurlah kau akhirnya siuman!" ucap Murat dengan sepasang mata merahnya yang kelelahan kurang tidur sejak kemarin.Pria berkebangsaan Turki itu membelai pipi dingin Emily dengan telapak tangannya yang hangat. Dia menunggu wanita yang dicintainya itu di ruang perawatan pasien VIP semalaman. "Murat, kau pasti kelelahan. Apa kita masih berada di Paris?" balas Emily dengan senyum lemahnya. Dia baru saja terbangun dari tidur lelapnya akibat efek samping pengobatannya. Sinar mentari pagi menyusup dari balik tirai putih tipis yang menutupi jendela kamar itu. Emily menduga-duga bahwa hari telah pagi atau mungkin menuju siang. Dia memikirkan persidangan kasus hukum ayah dan anak Crawford."Kita masih di Paris, Emily. Rencananya petang hari ini kita akan terbang bersama Letnan Ben dan Sersan Rodney kembali ke Chicago. Jadi kuatkan dirimu untuk perjalanan udara yang cukup jauh nanti!" jawab Murat memberi tahukan rencana mereka kepada Emily."Kau sebaiknya juga beristirahat yang cuk

  • Diary Cinta Jaksa Cantik   Kembalinya Dewi Pembela Keadilan Ke Chicago

    Lampu blitz kamera wartawan menyerbu tanpa ampun sosok Jaksa Emily Rosalyn Carter yang melangkah menuju ke ruang persidangan kasus Crawford. Perekam suara dan microfon disodorkan ke wajah wanita yang memasang tampang dingin melenggang tanpa memedulikan hiruk pikuk tersebut."Semua peserta persidangan harap berdiri!" seru petugas ruang sidang ketika Yang Mulia Hakim Malcom memasuki ruangan yang penuh sesak pengunjung. Tiga ketokan palu di meja hakim memulai segala ketegangan yang telah dinantikan oleh sebagian besar warga negeri Paman Sam tersebut. "Silakan saksi dari pihak penuntut untuk dihadirkan dalam persidangan!" ujar Hakim Malcom.Petugas negara berseragam serba hitam mengantarkan saksi Brenda Lindsey Hewitt terlebih dahulu ke kursi saksi. Perempuan muda tersebut akan bersaksi untuk kasus pelecehan yang dilakukan Henry Crawford.Dengan langkah tegap Emily menghampiri bilik saksi lalu menyapa Brenda sebelum menanyakan pertanyaan penting yang akan memberatkan Henry Crawford. "Bre

  • Diary Cinta Jaksa Cantik   Death People Can't Talk

    "TOK TOK TOK." Suara berat palu hakim yang diketok ke kayu terdengar dan membuat seisi ruang sidang menjadi hening."Kita akan memulai untuk mendengarkan pernyataan saksi dari kasus pembunuhan beberapa korban yang didalangi oleh Mister Gordon Crawford!" ujar Hakim Malcom yang berperawakan kurus dengan rambut beruban menipis dan kaca mata berbingkai tebal. Beliau hanya perlu menyelesaikan setahun terakhirnya sebelum memasuki masa pensiun sebagai seorang hakim yang berdinas di Chicago, negara bagian Illinois.Maka Emily pun bangkit berdiri seraya berkata, "Kami memanggil saksi sekaligus tersangka kaki tangan Mister Gordon Crawford yaitu Louis Harison untuk duduk ke kursi saksi."Seorang pria berambut pirang yang tadinya adalah perwira madya kepolisian Chicago dan kini dicopot segala jabatan dan wewenangnya itu duduk di bilik saksi. Emily berdiri di hadapannya dengan tatapan dingin yang tajam usai mendengarkan sumpah Louis Harison untuk memberikan kesaksian sejujurnya di pengadilan."Sir

Bab terbaru

  • Diary Cinta Jaksa Cantik   Epilog: Pilihan yang Sempurna (THE END)

    Langkah-langkah kaki yang cepat itu terdengar di telinga Emily yang sedang membantu putera bungsunya mengenakan pakaian di kamar pangeran cilik tersebut."Darling, aku mencari-carimu sedari tadi!" ujar Sultan Murat berdiri di ambang pintu kamar putera kedua mereka."Ini kebiasaan rutinku di sore hari, memandikan putera-putera kita. Ada apa, Yang Mulia?" sahut Emily yang baru saja usai menyisir rambut Pangeran Fazil yang berusia 3 tahun di pangkuannya.Murat pun tersenyum memandangi putera-puteranya yang terawat dengan baik oleh istri tercintanya. Akan tetapi, dia membutuhkan Emily saja saat ini. Maka dia pun berkata, "Baiklah, aku yang kurang mengerti kebiasaanmu, Emily Sayang. Hmm ... ikutlah pergi berkereta bersamaku. Ini hari yang spesial untuk kita berdua. Titipkan anak-anak kepada pengasuh mereka!"Tawa geli meluncur dari bibir ranum berbelah milik Emily. Dia merasa curiga, suaminya akan mengajaknya bernostalgia penuh kemesraan bersamanya. "Siap, Yang Mulia. Keinginan Anda adalah

  • Diary Cinta Jaksa Cantik   Seorang Permaisuri Bagaikan Titisan Dewi Themis

    Seusai menanda tangani akte pernikahan bersama pria yang telah sah menjadi suaminya baru saja di balai kota, Emily berbicara empat mata dengan papanya."Pa, bagaimana dengan pekerjaanku sebagai jaksa wilayah di Illinois?" tanya Emily merasa bingung dengan segala perubahan statusnya yang mendadak serta rencana Murat yang akan membawanya ke Istanbul secepatnya. Lincoln Carter pun menjawab segala kegundahan hati puterinya, "Emily, papa akan memberimu nasihat. Terkait pekerjaanmu, ajukan pengunduran diri sesuai alasan terfaktual. Lembaga Kehakiman United States akan memaklumi alasan pengunduran dirimu yang terkesan mendadak ini.""Tapi, Pa—""Tidak ada kata tapi. Dengarkan papa, seorang pejuang yang baik saat dia mencapai puncak dari perjalanan panjang perjuangannya akan tahu kapan harus berhenti. Maka dari itu ada istilah gantung sarung tinju, hal itu pun sama untukmu, Emily. Biarlah kenangan baik tentangmu dan segala reputasi tak bercela sepanjang karir hukum yang kau torehkan akan dii

  • Diary Cinta Jaksa Cantik   Membuka Lembaran Hidup Baru

    "Dokter, izinkan saya melihat Rayden untuk terakhir kalinya!" Emily meraih tangan Dokter Wilbur Anderson."Maaf, pesan beliau tadi seandainya tidak dapat bertahan hidup, Anda tidak diizinkan untuk melihat beliau lagi. Jenazah akan dikirim segera dengan pesawat ke Paris untuk dikebumikan. Mungkin Anda lebih baik pulang saja ke rumah, permisi!" jawab dokter poli IGD tersebut lalu membalikkan badan kembali ke tempat praktiknya.Lincoln Carter memeluk puterinya yang terisak-isak karena merasa sangat bersalah untuk segala keputusan tanpa hati yang dilakukannya semenjak awal undangan makan malam dari Rayden tiba di kantornya. "Emily Darling, lepaskan apa yang telah berlalu. Ingatlah kau harus tetap tenang demi janin yang hidup di rahimmu. Ibu yang stres dapat mengalami keguguran!" hibur mantan jaksa itu sembari membelai rambut panjang Emily."Kita pulang sekarang, Pa. Bolehkah aku mengambil cuti besok pagi?" ujar Emily seraya membersit hidungnya yang buntu oleh ingus."Tentu saja boleh. Kam

  • Diary Cinta Jaksa Cantik   Cinta Akan Kembali Kepada Tuannya

    "Miss Emily Carter, tolong datang ke poli IGD Rumah Sakit Umum Chicago. Pasien kecelakaan lalu lintas bernama Tuan Rayden Zinedine Dabusche membutuhkan kehadiran Anda segera. Kami menunggu kehadiran Anda!" tutur seorang wanita yang mengaku sebagai perawat jaga rumah sakit yang menerima korban tabrakan mobil mengenaskan malam ini.Mendengar permintaan wanita tak dikenal di telepon itu, Emily ragu untuk datang ke rumah sakit yang disebutkan. Namun, bila memang benar Rayden membutuhkan kehadirannya maka dia akan terbeban oleh perasaan bersalah bila menolak datang. "Baiklah, aku akan datang segera!" putus Emily mengikuti dorongan hati nuraninya. Dia berganti pakaian untuk pergi keluar rumah lalu membangunkan papanya untuk menemani dirinya ke rumah sakit.Lincoln Carter yang dibangunkan tengah malam buta oleh puterinya tidak banyak bertanya. Dia memilih untuk melihat situasi gawat apa yang tengah terjadi? Sementara naik taksi yang selalu stand by di depan apartment, Emily menjelaskan tent

  • Diary Cinta Jaksa Cantik   Kerinduan yang Tak Berbalas

    Ketika Murat selesai membaca email dari Emily yang mengabarkan bahwa wanita tersebut tengah hamil 6 bulan, dia merasa gelisah. Sang sultan baru negeri Ottoman ingin memboyong kekasihnya ke istana. Namun, pemerintahannya masih dilanda rendahnya tingkat kepercayaan kepada pimpinan dirinya. Kudeta demi kudeta harus dihadapi olehnya. Ancaman pembunuhan terhadap Murat dari kubu oposisi mengintai di setiap sudut istana. Beruntungnya karena Jendral Hersek dan para petinggi militer mendukung penuh pemerintahan Murat. Jaring pengaman diperketat demi menjaga keselamatan nyawa sang sultan baru.Di ujung fajar yang merekah, Murat berdiri di balkon kamar istana yang ada di lantai 3. Pemandangan laut lepas dengan ratusan kapal terapung di semenanjung terbentang di hadapannya. Kekuasaan atas seluruh Turki ada di genggaman tangannya. Sultan muda itu menghela napas panjang sembari mencengkeram besi susuran balkon, dia berteriak kencang melampiaskan rasa tertekannya. "Emily, aku merindukanmu. Aku jug

  • Diary Cinta Jaksa Cantik   Hamil Tanpa Suami

    Emily menjalani kehamilannya ditemani oleh ayah tercintanya, mantan jaksa Lincoln Carter di Chicago. Pria berumur itu yang menemani puteri tunggalnya ke mana-mana, beliau juga membantu Emily memeriksa berkas kasus yang akan disidangkan agar tidak kelelahan bekerja. Alasannya adalah dia masih bisa melakukan pekerjaan jaksa dan menganggur saat ini."Jadi kapan persidangan kasus Harvey Robinson disidangkan perdana, Emily?" tanya Lincoln Carter yang duduk bersebelahan di mobil dinas bersama puterinya. Mereka akan berangkat kerja ke balai kota Chicago pagi ini.Emily yang tadinya duduk melamunkan Murat sambil menatap sisi jalan yang dilalui mobil dinasnya lalu menoleh ke arah ayahnya, dia menjawab, "Lusa persidangan perdana kasus pembunuhan wanita prostitusi itu akan digelar. Hakim Louis Bernard Miller yang akan memimpin sidang, Pa.""Ohh, hakim muda itu. Dia pernah ingin melamarmu dulu sekitar lima tahun silam, tetapi Papa menolaknya karena tahu kamu sedang fokus mengejar kariermu sebagai

  • Diary Cinta Jaksa Cantik   Menyimpan Rahasia Besar

    "Ismael Pasha akan tetap menjalankan fungsi sebagai koordinator pemerintahan sesuai yuridiksi kesultanan. Saya sebagai calon pewaris tahta kesultanan Turki akan menjadi kepala negara sebagai sultan," terang Murat saat berada di ruang rapat istana sultan. Di tengah ruangan, kursi singgasana dibiarkan tetap kosong karena tak ada yang dilantik sebagai pengganti sultan sebelumnya. Semua petinggi kesultanan berdiskusi dengan posisi duduk saling berhadapan. Dan Murat duduk di kursi seberang Ismael Pasha.Pria berjanggut kelabu keperakan dengan kepala botak itu menjawab Murat, "Saya hanya bawahan Anda juga, Pangeran. Jangan menjadikan saya sebagai penghalang untuk naik tahta. Anda mendapatkan kesetiaan penuh dari saya!"Sekalipun jawaban Ismael Pasha menyiratkan persetujuan dan dukungan untuk Murat. Namun, sang pangeran tetap waspada. Kedatangannya di hari pertama langsung mendapat sambutan hujan anak panah tajam. Itu artinya ada pihak yang merasa terancam dengan kehadirannya kembali di ist

  • Diary Cinta Jaksa Cantik   Perlawanan Keras Emily

    Ketika taksi yang ditumpangi oleh Emily berhenti di tepi trotoar, dia pun membayar tarif sesuai argo dan membiarkan sisa kembaliannya sebagai tip untuk sopir taksi. Dengan segera Emily turun dan menutup kembali pintu taksi. Namun, dia tak menduga bahwa pria Perancis yang terobsesi kepadanya itu menguntitnya sedari tadi.Kedua lengan Rayden menangkap perut Emily dari belakang. Dan wanita itu berteriak sembari meronta, "LEPASKAN AKU, RAYDEN!" Namun, telapak tangan Rayden segera membekap mulut Emily."Melepaskanmu? Ohh ... jangan harap, aku sangat mencintaimu hingga nyaris gila, Emily. Cinta ini selalu kau pandang sebelah mata dan kau abaikan begitu saja! Kini setelah pria Turki brengsek itu pergi menjauh, waktunya kita rujuk kembali sebagai sepasang kekasih yang mesra seperti dulu!" tolak Rayden sambil mengangkat tubuh Emily hingga menggantung tak menapak ke tanah."Tolong ... tolong ... lepaskan aku!" jerit Emily sekuat tenaganya sebelum Rayden memasukkannya ke mobil. Sersan Rodney ya

  • Diary Cinta Jaksa Cantik   Lepaskan Aku, Brengsek!

    Sementara Murat merunduk di sekelilingnya para prajurit serta petinggi militer melindunginya dari hujan anak panah. Dia beruntung karena serangan mendadak itu gagal. Dia menduga para teroris itu yang kemungkinan besar adalah suruhan pihak yang tak menghendaki kepulangannya ke Turki."Situasinya sudah aman, Pangeran Murat. Mari kita masuk ke paviliun untuk menemui kakek Anda," ajak Jenderal Hersek dengan wajah dicekam rasa panik.Maka Murat pun segera bergegas masuk ke kediaman kakeknya Zaganos. Namun, yang pertama dia temui justru sang nenek di ruang tamu bagian depan Paviliun Taman Narwastu. "Cucuku, selamat datang kembali ke rumahmu!" seru Freya Bey. Dengan penuh kerinduan dia memeluk erat Murat yang bertubuh jangkung dan lebih tinggi darinya."Nenek, maafkan aku yang begitu lama meninggalkan istana. Apa kabar Nenek dan kakek baik-baik saja?" ujar Murat memeriksa keadaan neneknya dari ujung kepala hingga kaki. "Segalanya baik, hanya saja usia kami makin senja. Beruntung sebelum me

DMCA.com Protection Status