Home / Romansa / THE HERA'S KING / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of THE HERA'S KING: Chapter 51 - Chapter 60

155 Chapters

51. Buas

Semua mata tertuju kepada pasangan suami istri itu.  King segera naik ke podium, atas permintaan ketua panitia untuk menyampaikan sambutan singkatnya.   Hera melihat suaminya dengan berjuta pertanyaan di hatinya, "ternyata banyak yang tidak ku ketahui tentangnya selain ia pintar dan licik ia juga sangat jago membuat orang-orang terkagum-kagum dengannya," tanpa sadar Hera mengagumi King dalam hatinya.   Setelah tau, jika suami Hera memiliki perusahaan besar, banyak teman-temannya yang mulai mendekatinya, namun diantara semuanya hanya ada satu orang yang benar-benar Hera anggap sebagai sahabatnya. "Lihat tuh Her, mereka baru mau mendekatimu setelah tau suamimu orang penting," ujar Sang Sahabat bernama Tari.   "Biarkan saja Tar, ntar juga mereka bosan sendri." ujarnya. King turun dari podium dan langsung menghampiri Sang Istri.
Read more

52. Usir dia dari sini!

King keluar dari UGD, ia langsung terduduk di lantai. Ia merasa sangat bersalah dengan apa yang telah ia lakukan kepada istrinya. Ia tidak tau bagaimana menjelaskannya kepada ayah mertuanya dan kedua orang tuanya terlebih Ewan pasti sudah sangat membencinya saat ini.   "Bodoh! bodoh, bodoh!" umpatnya. Ia merasa menyesal telah memaksakan kehendaknya kepada Sang Istri, niat awalnya hanya untuk menakut-nakuti Hera, tetapi dia menjadi kalap.  King terlihat seperti orang dungu bersandar di lantai rumah sakit sambil menekuk kepalanya di kedua lututnya. Tiba-tiba dokter Jansen datang, yang sengaja di panggil oleh Juyan yang juga bertugas di rumah sakit yang sama dimana Hera sedang di rawat.   Ia segera menghampiri King lalu berkata, "tuan muda, apa yang terjadi?,l" tanyanya. King segera menengadahkan kepalanya ke atas, "dokter.., aku sudah melakukan kesalahan, aku sudah menyaki
Read more

53. Aku tidak ingin melihatnya lagi

Dokter Jansen keluar dari kamar rawatan Hera, dan memanggil Ewan dan King untuk mengikutinya masuk di sebuah ruangan. Sementara para perawat mulai melepas infus di tangan Hera. Dokter Jansen mempersilakan mereka duduk, sedangkan dokter itu duduk di hadapan keduanya. "Bagaimana keadaan istri saya dok?" dengan wajah menyesal King menanyakan keadaan Hera saat ini. Sang Dokter menghela napasnya, lalu berkata, "menurut hasil diagnosa saya, nona Hera saat ini mengalami trauma akibat sesuatu hal yang dipaksakan untuk ia lakukan padahal hatinya tidak menerima hal itu, saat ini ia merasa sangat ketakutan terutama jika mendengar nama tuan muda, dan nona Hera tadi mengakatan jika ia tidak ingin melihat wajah tuan muda lagi," King menundukkan wajahnya mendengar penjelasan dokter Jansen. Ewan masih terus menyimak perkataan Sang Dokter.   "Jadi, saya masih belum tau, jika trauma ini hanya sementara atau
Read more

54. Besan datang berkunjung

Seminggu telah berlalu, Hera masih tinggal di rumah ayahnya. Setiap dua hari sekali, agar tidak curiga, King menelpon ayah mertuanya dan mengabari jika ia masih berada di luar kota. Setelah itu ia tidak lupa mengirim pesan kepada Hera untuk mengabarinya juga.  Namun King tidak tau apakah Hera membaca pesannya atau tidak, karena istrinya itu mematikan semua notifikasi di ponselnya.   Sudah seminggu juga, Hera tidak pernah masuk kantor, teman-teman kantornya juga tidak ada yang berani mengusiknya. Ternyata semua sudah dikondisikan oleh King, agar Hera dapat beristirahat di rumah dengan mengajukan cuti untuk istrinya itu.   King selalu menghubungi Ewan untuk menanyakan kabar istrinya, tak jarang Ewan juga mengirimkan beberapa foto Hera yang ia ambil secara diam-diam lalu ia kirimkan kepada kakak iparnya yang sedang dilanda rindu berat kepada istrinya.  
Read more

55. Mencuri satu kecupan

"Ma..maksud mami apa?" Hera pura-pura bingung. Nyonya Yesi mengetahui kebimbangan Hera, ia segera meraih tangan Sang Menantu, memberi kekuatan kepadanya. "Mami sudah tau semua, anak mami yang keras kepala itu sudah menceritakan semuanya kepada papi dan mami," ujarnya lemah lembut.   "Ma..maafkan aku mi.., aku.., aku..," Hera seketika tidak dapat berkata-kata, ia mulai menitikkan air matanya. Nyonya Yesi segera menarik menantunya itu dalam pelukannya.  "Mami tidak menyalahkanmu sayang.., yang kamu lakukan itu benar, kita tidak boleh memaksakan kehendak sesuka hati kita kepada orang lain," Hera semakin terisak dipelukan Sang Ibu Mertua.  Setelah sekian lama, ia baru merasakan kehangatan seorang ibu.   "Mami sangat berharap suatu saat kamu mau memaafkan kesalahan anak mami yang keras kepala itu..," Hera memilih diam dan tidak menanggapi perkataan ibu mer
Read more

56. Mr. Angry

"Apaan sih papi dan mami? kok jadi mengusirku seperti ini? aku ini anak kalian mi.., pi..," ujarnya memelas.   "Kamu salah! Hera juga sudah menjadi anak kami mulai saat ini, jadi siapapun yang ingin mencoba menyakitinya lagi, akan berhadapan dengan mami!" tegas nyonya Yesi.   Dengan berat hati King pun meninggalkan rumah orang tuanya, sebenarnya ia tidak mau tetapi karena kedua orang tuanya terus-terusan mengusirnya, terpaksa ia pun keluar dari rumah itu.   Sambil menggerutu ia berjalan menuju mobilnya, "sebenarnya yang anak mereka siapa sih? kok jadi malah aku yang diusir?" tanyanya dalam hati. Ia pun berniat untuk kembali ke apartemennya. Namun sebelumnya, ia menghubungi Juyan untuk menjual kembali apartemen yang baru saja selesai itu, karena di tempat itulah, ia melakukan pemaksaan kepada Sang Istri yang pastinya akan menyisakan rasa trauma di hati istrinya.
Read more

57. Mr. Angry part two

Riuh suara peserta meeting bersahut-sahutan di ruangan itu. Sementara Juyan segera berlari mengejar King yang tak terlihat lagi, ia bagai melihat hantu sampai secepat itu menghilangnya. Hera kembali duduk dengan santai tidak mempedulikan ocehan-ocehan karyawan lain yang bertanya-tanya kenapa Sang CEO bisa berubah secepat itu yang tadinya marah-marah, namun tiba-tiba secepat kilat mengatakan jika rapat dibubarkan.   "Jangan-jangan tuan King kesambet kali.., karena marah-marah terus, atau bisa saja ia melihat penampakan tepat di depan matanya makanya ia langsung kabur," beberapa orang tampak mulai menggosipkan King.   Sementara sekretaris Wina mengambil alih meeting itu dan mengumumkan, meeting ditunda sampai dua Minggu berikutnya.    "Hera, bukannya tadi, tuan CEO pergi dari ruang meeting saat lo berdiri kan?" seru Amel, rekan kerjanya.  
Read more

58. Melawan ketakutan

"Dok, sejak kapan anak saya mengalami penyakit itu?" tanya nyonya Yesi.   "Hal itu terjadi sejak lima tahun lalu, biasanya saya meresepkan obat tidur kepadanya, namun belakangan ini, penggunaan obat tidur itu sudah saya hentikan mengingat bahaya yang mungkin akan terjadi ke depannya," nyonya Yesi kembali terkejut saat mengetahui sudah selama itu King menderita. Hera memilih diam dan menyimak semua penjelasan dari dokter.   "Apakah nyonya baru mengetahuinya?" nyonya Yesi mengangguk. Tebakan dokter Jansen ternyata benar. Selama ini King menutupi penyakit insomnianya. Sebenarnya, dokter Jansen ingin mengatakan yang sesungguhnya kepada ibunda King, jika gangguan tidur itu mulai terjadi saat gadis yang disukai olehnya pergi untuk selamanya. Namun ia juga harus menjaga privasi si pasien. Untuk itu ia ingin berkonsultasi dulu dengan King saat ia sudah siuman nanti.  
Read more

59. Terlalu merindukanmu

Hera melihat jika King sudah melepas infusnya, mau tidak mau ia pun mengulurkan tangannya, dengan cepat King meraih tangan istrinya dan mengecupnya lama sambil mengucapkan kata maaf berulang-ulang. Hera berdiri bagai patung saat dengan cepat King memeluknya, ia diam mencoba mengalahkan ketakutannya, keringat mulai bercucuran di dahinya, ia benar-benar menderita saat ini.  Namun ia tidak bisa membiarkan ini terus terjadi, "ma..mas.., lepas.., kamu menyakitiku..," lirihnya. King seakan tersadar dengan apa yang baru saja ia lakukan, ia lalu mulai mengendurkan pelukannya. "Maafkan aku sayang.., aku terlalu merindukanmu..," lagi-lagi hati Hera serasa teriris belati saat mengetahui suaminya yang masih menyimpan gadis lain di hatinya, masih bisa mengatakan merindukannya.   Ia kembali menuntun suaminya ke atas ranjang, infusnya kembali terpasang setelah sebelumnya Hera berjanji tidak akan
Read more

60. Hera gugup

"Terima kasih sayang..," King merasa sangat senang karena istrinya lagi-lagi mau menuruti permintaannya.  Ia sengaja meminta Hera memandikannya, ia ingin pamer dengan tubuhnya yang atletis, selain itu ia juga ingin Hera tertarik dengan godaan tubuhnya yang seksi.   Hera mulai menyalakan shower yang sudah di setel dengan mode air hangat. King duduk di kursi dan menutupi torpedonya dengan handuk kecil. "Ma..mas, aku mulai ya, memandikan mas," ujarnya masih gugup.   "Ok kamu mulai saja, oh ya sayang.., kamu bisa nggak  sekalian membantuku untuk mencuci rambutku? aku merasa gerah saat ini.   "Ba..baiklah mas," Hera mulai membasahi tubuh King dengan air shower, ia juga membasahi rambut King. Setelah itu ia mulai menyabuni tubuh suaminya, dan mengusap-usapnya dengan tangannya. Untuk pertama kalinya Hera
Read more
PREV
1
...
45678
...
16
DMCA.com Protection Status