Home / Romansa / THE HERA'S KING / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of THE HERA'S KING: Chapter 41 - Chapter 50

155 Chapters

41. Hampir saja ketahuan

"Kalian sih suka banget tinggal di apartemen, padahal di rumah banyak kamar, kalian bisa menempatinya jika kalian mau, dari pada Hera repot bolak-balik ke kamar yang berbeda untuk mengambil pakaiannya, bagaimana?" tawar nyonya Yesi namun tatapannya mengarah kepada Hera.   "Nggak apa-apa kok mi, saya tidak keberatan bolak-balik," ujarnya gugup karena ia takut salah menjawab.   "Jadi kapan kalian bulan madunya? pernikahan kalian sudah lebih 5 bulan tetapi tidak ada tanda-tanda kehamilan pada Hera, mami nggak mau tau, besok kalian berdua harus melakukan medical check up, mami sudah menghubungi dokter spesialis kandungan untuk memeriksa kalian berdua," titah nyonya Yesi yang tidak dapat diganggu gugat.   "Apa-apaan sih mami!" pokoknya kami nggak mau melakukan pemeriksaan apapun!" tegasnya.   "Oh, berarti kamu nggak mau? baiklah.., jadi baga
Read more

42. Apartemen baru

"Kekasih yang selalu mas sebut namanya saat tidur, kekasih yang mas kira, aku itu adalah dia!" Hera mengatakan itu dengan berlinang air mata.   "Su..sudah malam mas, sebaiknya kita tidur," ujarnya lalu naik di atas tempat tidur dan membelakangi King yang masih termangu diam mendengar penuturan Hera. Ia ingin menjelaskan semuanya kepada Hera namun lidahnya terasa kelu. Apalagi surat perjanjian pranikah itu sudah jelas-jelas membatasi gerak-geriknya.   King tiba-tiba merasa mengantuk, ia pun membaringkan tubuhnya dan memeluk Hera yang memunggunginya dengan erat, lalu tertidur dengan pulas. Sementara Hera, masih bersedih mengingat ia yang hanya bisa mencintai King dalam diam.   Hanya butuh beberapa detik, King sudah tertidur dengan pulasnya. Pelan-pelan Hera berbalik badan menghadap suaminya tidur. Sekejap ia memandang wajah King yang terlihat sanga
Read more

43. Hari yang berat untuk King

"Main curang bagaimana maksud lo?" Juyan pun menceritakan jika perusahaan Jonas bekerja sama dengan beberapa perusahaan mafia untuk memuluskan setiap tender proyek.    "Tuan Jonas sengaja mengulur waktu untuk lebih banyak mendapat dukungan karena proyek pembangunan apartemen di daerah Tangerang itu, merupakan Mega proyek terbesar tahun ini karena bekerja sama dengan perusahaan Jepang."   "Baiklah, nanti kita teruskan lagi, gue sedang bersama Hera saat ini," setelah berkata seperti itu King pun kembali menuju toko furniture untuk menemui Hera.   Ia melihat jika saat ini Hera sedang mengobrol dengan seorang pria, dan alangkah terkejutnya King saat tau Hera sedang berbicara dengan Jonas, bahkan mereka terlihat akrab.    "Jika lo tertarik, lo bisa bergabung dengan perusahaan gue dan tentu saja, gue akan bayar lo lebih mahal d
Read more

44. Kamu kenapa?

Tengah malam, King terbangun dengan posisi ia yang sedang memeluk istrinya dengan bertelanjang dada, sedangkan Hera sendiri,  tidur meringkuk memunggunginya. Ia melepas pelukannya, mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi sebelumnya.  Memorinya tersusun kembali, dan ia mengingat jika ia bermimpi bertemu Gladis.    "Jika aku bermimpi tentang Gladis, tapi kenapa aku bisa memeluk Hera?" ia terus bertanya-tanya di dalam hatinya, tetapi ia tidak menemukan jawabannya. Ia lalu memperhatikan wajah istrinya, ada sisa-sisa air mata di pipinya. "Lho, kenapa dia menangis?" gumamnya dalam hati.   Hera menggeliat, dan merasakan jika pelukan King, sudah terlepas darinya. Ia mencoba untuk bangun dan melihat jika suaminya itu sedang duduk di sofa, dan memandang ke arahnya. la segera menyeka sisa-sisa air mata di kedua pipinya. "Ma..mas, kamu sudah bangun?."
Read more

45. Tinggal sementara di rumah ayah

Pagi hari, Hera lebih dulu bangun dan meninggalkan King yang masih tidur. Ia merasakan perutnya sakit, karena tadi malam ia melupakan untuk makan malam.   Ia lalu memanaskan bubur yang tadi malam ia masak untuk King. Setelah itu ia mencoba untuk sarapan. Namun tiba-tiba ia merasa mual, segera ia berlari ke dalam toilet dan memuntahkan semua yang baru saja ia makan.   King terbangun dan menyadari jika istrinya itu sudah tidak ada di sampingnya, lalu ia pun keluar dari kamar dan mencari istrinya di dapur. Ia mendengar suara orang yang sedang muntah di dalam toilet yang ada di dapur itu. Dengan setengah panik, ia masuk ke dalam toilet dan melihat Hera yang sedang muntah-muntah dan wajahnya terlihat pucat.   "Hera, kamu kenapa?" serunya kuatir.   "A..aku.., nggak apa-apa," jawabnya, namun tiba-tiba ia merasakan kepa
Read more

46. Tolong lepaskan dia!

Akhirnya keduanya sampai ke rumah pak Tobi. Lagi-lagi ayahnya menanyakan kenapa King tidak ikut menginap. "Mas King ada kerjaan di luar kota yah, makanya untuk sementara aku tinggal di rumah ayah dulu," ujarnya sekenanya. Setelah itu ia pamit masuk ke dalam kamarnya. Ewan yang melihat Hera seperti itu, tiba-tiba ingat jika kakaknya itu belum mengisi perutnya dengan apapun, ia segera menuju dapur dan memasak makanan untuk Sang Kakak.    Ewan yang hanya tinggal berdua dengan pak Tobi, sudah sangat mahir dalam memasak segala jenis masakan apapun.  Setelah semua masak, ia pun menyendokkan nasi dan beberapa lauk ke dalam satu piring dan membawanya ke kamar Hera. Hera yang sedang berbaring karena merasakan kepalanya masih pusing, segera duduk saat Ewan masuk dan membawa sepiring nasi untuknya. "Kak, kakak makan dulu ya? nanti kakak bisa sakit dan ayah pasti akan curiga jika kakak dan tuan King se
Read more

47. Aku sangat merindukanmu

"Juyan! kenapa mereka berdua bisa bertemu?" kesalnya.   "Saat jam makan siang, nona Hera di jemput oleh tuan Fred, lalu saya melihat mereka di restauran itu," ujar Sang Pengawal. "Sial! berani-beraninya ia mengganggu istriku," kesalnya lagi.   Otaknya tiba-tiba mumet dan sulit untuk berpikir. Jonas sudah mengetahui tentang pernikahan mereka dan sepertinya mulai menjaga jarak dengan istrinya. Sedangkan Fred belum tau sama sekali, saat ini ia bingung bagaimana cara menyusun strategi untuk menyingkirkan Fred yang selalu berada di samping Hera.   "Pulang kantor nanti, saya langsung ke rumah ayah, jadi tolong siapkan baju-baju saya, kemungkinan besar, saya akan lama tinggal disitu," jelasnya. Juyan tiba-tiba bingung dengan perkataan King yang juga akan tinggal di rumah Hera. "Jangan bengong lo d**o!" "Siap tuan
Read more

48. Aku ini suami sahmu!

Ternyata yang mengetuk pintu kamar, yaitu Ewan. "Kak Heranya ada, kakak ipar?" sinisnya, ia mulai tidak suka dengan sikap King yang menurutnya, suka mempermainkan kakaknya.   Hera yang mendengar suara Ewan segera menuju pintu, "ada apa Wan?"tanyanya. "Jadi nggak kak?" seru Ewan, mengingatkan Hera karena mereka janjian untuk membuat kolak pisang kesukaan Sang Ayah. "Jadi Wan, sebentar ya?" ia lalu merapikan rambutnya yang sedikit acak-acakan akibat ulah suaminya.   Hera keluar dari kamar tanpa sepatah katapun, bahkan menoleh ke arah King pun ia sangat enggan. Kekesalannya semakin bertambah saat King dengan seenaknya menyentuh dirinya.   King hanya melongo melihat kepergian istrinya yang keluar dari kamar. Sementara torpedonya sudah tegak berdiri. Mau tidak mau, ia harus menuntaskan hasratnya dengan berolah raga lima jari.
Read more

49. Akhirnya memilih berteman

Hera melongo saat King mengecup keningnya, ia pikir suaminya itu masih marah kepadanya. Ia bingung sendiri dengan perubahan mood Sang Suami.   Saat ini, ia berbaring di ranjang dengan menatap punggung Sang Suami yang tidur membelakanginya. Ia mendengar bunyi dengkuran King yang menandakan ia tertidur dengan nyenyak. Perlahan Hera pun ikut mengantuk, besok ia harus bangun cepat karena akan bertemu dengan para sahabatnya.   Pagi harinya, ia terbangun lebih pagi, ia melihat Sang Suami yang masih tertidur dengan posisi meringkuk. "Oh ya ampun, aku lupa memberinya selimut tadi malam," ia lalu menyelimuti suaminya. Lalu beranjak menuju dapur.   Ia mulai memasak untuk sarapan pagi ini, kebetulan Ewan sudah bangun, "Wan, apa kamu sibuk pagi ini?" tanyanya.   "Nggak juga sih kak, tapi aku ada kegiata
Read more

50. Kejutan di tempat reuni

"Eh.., itu aku pikir mas sibuk," serunya sekenanya. "Bagaimana mungkin aku mengenalkannya sebagai suamiku, sedangkan pernikahan kami akan berakhir beberapa bulan lagi," gumamnya sedih dalam hati. Itulah alasan kuat mengapa Hera tidak mengajak King ikut dalam acara reuni itu.   "Asal iya saja kamu ngomongnya, mana mungkin aku sibuk, kan ini hari Sabtu. Oh ya nanti setelah acaramu ini, kita mampir ke apartemen baru kita, aku sudah memasukkan sebagian furniture pilihanmu, jadi kamu bisa  lihat lagi mana saja yang masih kurang."   "Ta..tapi mas, kita kan mau belanja ke pasar untuk keperluan bahan makanan besok," Hera mencoba menghindar. "Duh, bagaimana ini? jika pindah di apartemen baru, pasti kami tidur satu ranjang lagi," kesalnya dalam hati. Ia yang sudah berkomitmen untuk melupakan perasaannya kepada King, tiba-tiba merasa terhimpit karena suaminya yang ingin mereka
Read more
PREV
1
...
34567
...
16
DMCA.com Protection Status