Terima kasih atas dukungan kalian,š
"Main curang bagaimana maksud lo?" Juyan pun menceritakan jika perusahaanJonas bekerja sama dengan beberapa perusahaan mafia untuk memuluskan setiaptender proyek. "Tuan Jonas sengaja mengulur waktu untuk lebih banyak mendapat dukungan karena proyek pembangunan apartemen di daerah Tangerang itu, merupakan Mega proyek terbesar tahun ini karena bekerja sama dengan perusahaan Jepang." "Baiklah, nanti kita teruskan lagi, gue sedang bersama Hera saat ini," setelah berkata seperti itu King pun kembali menuju toko furniture untuk menemui Hera. Ia melihat jika saat ini Hera sedang mengobrol dengan seorang pria, dan alangkah terkejutnya King saat tau Hera sedang berbicara dengan Jonas, bahkan mereka terlihat akrab. "Jika lo tertarik, lo bisa bergabung dengan perusahaan gue dan tentu saja, gue akan bayar lo lebih mahal d
Tengah malam, King terbangun dengan posisi ia yang sedang memeluk istrinya dengan bertelanjang dada, sedangkan Hera sendiri, tidur meringkukmemunggunginya. Ia melepas pelukannya, mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi sebelumnya. Memorinya tersusun kembali, dan ia mengingat jika ia bermimpi bertemu Gladis. "Jikaaku bermimpi tentang Gladis, tapi kenapa aku bisa memeluk Hera?" ia terus bertanya-tanya di dalam hatinya, tetapi ia tidak menemukan jawabannya. Ia lalu memperhatikan wajah istrinya, ada sisa-sisa air mata di pipinya."Lho, kenapa dia menangis?" gumamnya dalam hati. Hera menggeliat, dan merasakan jika pelukan King, sudah terlepas darinya. Ia mencoba untuk bangun dan melihat jika suaminya itu sedang duduk di sofa, dan memandang ke arahnya. la segera menyeka sisa-sisa air mata di kedua pipinya. "Ma..mas, kamu sudah bangun?."
Pagi hari, Hera lebih dulu bangun dan meninggalkan King yang masih tidur. Ia merasakan perutnya sakit, karena tadi malam ia melupakan untuk makan malam. Ia lalu memanaskan bubur yang tadi malam ia masak untuk King. Setelah itu ia mencoba untuk sarapan. Namun tiba-tiba ia merasa mual, segera ia berlari ke dalam toilet dan memuntahkan semua yang baru saja ia makan. King terbangun dan menyadari jika istrinya itu sudah tidak ada di sampingnya, lalu ia pun keluar dari kamar dan mencari istrinya di dapur. Ia mendengar suara orang yang sedang muntah di dalam toilet yang ada di dapur itu. Dengan setengah panik, ia masuk ke dalam toilet dan melihat Hera yang sedang muntah-muntah dan wajahnya terlihat pucat. "Hera, kamu kenapa?" serunya kuatir. "A..aku.., nggak apa-apa," jawabnya, namun tiba-tiba ia merasakan kepa
Akhirnya keduanya sampai ke rumah pak Tobi. Lagi-lagi ayahnya menanyakan kenapa King tidak ikut menginap. "Mas King ada kerjaan di luar kota yah, makanya untuk sementara aku tinggal di rumah ayah dulu," ujarnya sekenanya. Setelah itu ia pamit masuk ke dalam kamarnya. Ewan yang melihat Hera seperti itu, tiba-tiba ingat jika kakaknya itu belum mengisi perutnya dengan apapun, ia segera menuju dapur dan memasak makanan untuk Sang Kakak. Ewan yang hanya tinggal berdua dengan pak Tobi, sudah sangat mahir dalam memasak segala jenis masakan apapun. Setelah semua masak, ia pun menyendokkan nasi dan beberapa lauk ke dalam satu piring dan membawanya ke kamar Hera. Hera yang sedang berbaring karena merasakan kepalanya masih pusing, segera duduk saat Ewan masuk dan membawa sepiring nasi untuknya. "Kak, kakak makan dulu ya? nanti kakak bisa sakit dan ayah pasti akan curiga jika kakak dan tuan King se
"Juyan! kenapa mereka berdua bisa bertemu?" kesalnya. "Saat jam makan siang, nona Hera di jemput oleh tuan Fred, lalu saya melihat mereka di restauran itu," ujar Sang Pengawal. "Sial! berani-beraninya ia mengganggu istriku," kesalnya lagi. Otaknya tiba-tiba mumet dan sulit untuk berpikir. Jonas sudah mengetahui tentang pernikahan mereka dan sepertinya mulai menjaga jarak dengan istrinya. Sedangkan Fred belum tau sama sekali, saat ini ia bingung bagaimana cara menyusun strategi untuk menyingkirkan Fred yang selalu berada di samping Hera. "Pulang kantor nanti,saya langsung ke rumah ayah, jadi tolong siapkan baju-baju saya, kemungkinan besar, saya akan lama tinggal disitu," jelasnya. Juyan tiba-tiba bingung dengan perkataan King yang jugaakan tinggal di rumah Hera. "Jangan bengong lo d**o!" "Siap tuan
Ternyata yang mengetuk pintu kamar, yaitu Ewan. "Kak Heranya ada, kakak ipar?" sinisnya, ia mulai tidak suka dengan sikap King yang menurutnya, suka mempermainkan kakaknya. Hera yang mendengar suara Ewan segera menuju pintu, "ada apa Wan?"tanyanya. "Jadi nggak kak?" seru Ewan, mengingatkan Hera karena mereka janjian untuk membuat kolak pisang kesukaan Sang Ayah. "Jadi Wan, sebentar ya?" ia lalu merapikan rambutnya yang sedikit acak-acakan akibat ulah suaminya. Hera keluar dari kamar tanpa sepatah katapun, bahkan menoleh ke arah King pun ia sangat enggan. Kekesalannya semakin bertambah saat King dengan seenaknya menyentuh dirinya. King hanya melongo melihat kepergian istrinya yang keluar dari kamar. Sementara torpedonya sudah tegak berdiri. Mau tidak mau, ia harus menuntaskan hasratnya dengan berolahraga lima jari.
Hera melongo saat King mengecup keningnya, ia pikir suaminya itu masih marah kepadanya. Ia bingung sendiri dengan perubahan mood Sang Suami. Saat ini, ia berbaring di ranjang dengan menatap punggung Sang Suami yang tidur membelakanginya. Ia mendengar bunyi dengkuran King yang menandakan ia tertidur dengan nyenyak. Perlahan Hera pun ikut mengantuk, besok ia harus bangun cepat karena akan bertemu dengan para sahabatnya. Pagi harinya, ia terbangun lebih pagi, ia melihat Sang Suami yang masih tertidur dengan posisi meringkuk. "Oh ya ampun, aku lupa memberinya selimut tadi malam," ia lalu menyelimuti suaminya. Lalu beranjak menuju dapur. Ia mulai memasak untuk sarapan pagi ini, kebetulan Ewan sudah bangun, "Wan, apa kamu sibuk pagi ini?" tanyanya. "Nggak juga sih kak, tapi aku ada kegiata
"Eh.., itu aku pikir mas sibuk," serunya sekenanya. "Bagaimana mungkin aku mengenalkannya sebagai suamiku, sedangkan pernikahan kami akan berakhir beberapa bulan lagi," gumamnya sedihdalam hati. Itulah alasan kuat mengapa Hera tidak mengajak King ikut dalam acara reuni itu. "Asal iya saja kamu ngomongnya, mana mungkin aku sibuk, kan ini hari Sabtu. Oh yananti setelah acaramu ini, kita mampir ke apartemen baru kita, aku sudah memasukkan sebagian furniture pilihanmu, jadi kamu bisa lihat lagi mana saja yang masih kurang." "Ta..tapi mas, kita kan mau belanja ke pasar untuk keperluan bahan makanan besok," Hera mencoba menghindar. "Duh, bagaimana ini? jika pindah di apartemen baru, pasti kami tidur satu ranjang lagi," kesalnya dalam hati. Ia yang sudah berkomitmen untuk melupakan perasaannya kepada King, tiba-tiba merasa terhimpit karena suaminya yang ingin mereka
Lui langsung mencari sang mommy. "Selamat sore jagoan Opa?" sapa tuan Roland kepada cucunya. "Oma, Mommy kemana,kok nggak kelihatan?" ia bukannya membalas sapaan kakeknya. Ia malah menanyakan keberadaan sang mommy. Jadinya tuan Luther menjadi terbengong-bengong dengan sikap cucunya itu. Sifat Lui bertolak belakang dengan sifat kakaknya Kiran yang menyapa kedua kakek dan neneknya dengan semangat. "Welcome home.., Oma, Opa," ucap Kiran lalu memeluk keduanya. "Lui.., kamu nggak kangen sama Oma?" Nyonya Yesi pura-pura sedih. Ia sangat tau kelemahan cucunya. "Tentu saja, Lui kangen Oma," ujarnya lalu memeluk omanya dengan erat. Namun ia tidak mau memeluk opanya. "Opa jangan sedih ya, sini main sama aku saja," Kiran mengetahui raut kesedihan di&n
Empattahun kemudian,"Kiran.., anak Daddy, Where are youbaby..," ucap King yang mulai mencari keberadaan anak sulungnya itu di setiap ruangan dalam rumahnya, karena tadi ia sengaja mampir ke sekolah anaknya untuk menjemputnya, namun gurunya mengatakan jika si anak sudah dijemput duluan oleh seseorang.Jelas saja ia sangat kuatir karena Bu Gurunya kurang kenal dengan orang itu, ia hanya berkata jika ia adalah sopir keluarga Elwood.Ditambah lagi, istrinya Hera sedang ngambek dengannya sudah dua hari ini. Semua gara-gara putranya yang lahir setelah dua tahun Kiran hadir dalam kehidupan mereka.Lui Putra Elwood, demikian nama putra mereka. Walaupun Luimasih berumur 2 tahun namun tingkahnya seperti anak yang berumur lima tahun, ia sering kali menjalihi King.Satu persatu King menyebut nama-nama orang yang ada di rumahnya. Namun tidak ad
"Sayang.., pelan aduh..," King merasa sangat kesakitan karena untuk kesekiankalimya Hera menancapkan kuku-kukunya dilengan King.Saat ini Hera sedang berjuang di ruang persalinan untuk melahirkan bayi pertama mereka.King yang sok jago,melarang mami Yesi dan mama Lisma untuk menemaninya masuk ke ruang bersalin. Alhasil ia yang menjadi bulan-bulanan istrinya yang sedang berjuang melahirkan bayi mereka.Hera terlihat menahan rasa sakit yang teramat sangat, namun bibirnya sama sekali tak mengeluh, hanya sorot matanya yang mengeluarkan banyak air mata, mengisyaratkan rasa sakit yang mendalam."Sayang.., semangat baby, kamu pasti bisa!" King mencoba menyemangati Hera, ia juga menyeka keringat yangsudah bercampur air mata di wajah istrinya."Bu Hera, sekali lagi kita coba, kepala si kecil sudah mulai nongol nih, tarik napas dalam-dalam, l
Beberapa bulan kemudian,"Sayang.., i'm home baby.., where are you?" ucap King setengah berteriak mencari keberadaan istrinya di dalam kamar."Aku disini mas," jawab Hera yang baru saja selesai mandi."Kamu baru selesai mandi sayang? ayo buruan, aku akan mengantarmu ke rumah sakit," ujar King lagi."Lho mas, bukannya pagi ini kamu akan menghadiri meeting penting?" seru Hera bingung. Soalnya mami Yesi mengatakan jika suaminya sangat sibuk hari ini jadi, ibu mertuanya yang akanmenggantikan King untuk mengantarkannya ke rumah sakit."Sayang.., yang terpenting bagiku saat ini hanya kamu dan bayi kita, yang lain mah.., lewat! lagian kamu nggak usah kuatir ada dua tim kuat yang ikut mendukung suksesnya perusahaan kita," jelas King kepada istrinya."Maksud mas, tim kuat yang bagaimana sih?"
Pagi hari pukul enam, Hera terbangun dan merasakan badannya terasa capek. Ia melihat sekelilingnya, "aku ada dimana?" gumamnya dalam hati.Ia lalu mengitari pandangannya di dalam ruangan itu. Akhirnya ia tau jika ia sedang berada di dalam rumah sakit.Tangannya juga telah di infus, ia lalu mengingat bayi di dalam kandungannya."Bayiku.., apakah kamu baik-baik saja nak?" Hera mulai terisak, dan menangis tersedu-sedu. Tuan Roland danNyonya Yesi yang sedang menjaga Hera seketika terbagun dari sofa yang mereka tiduri."Pi.., Hera sudah sadar! segera hubungi dokter!" pinta nyonya Yesi kepada suaminya.Sementara ia sendiri menghampiri ranjang tempat Hera terbaring."Ra.., kamu sudah bangun?" sapa nyonya Yesi lembut."Mi.., bayiku mi.., bayiku bagaimana mi?" isaknya lagi."Kamu tenang ya Ra, cucu mami
Juyan yang baru saja mendapat laporan dari Jonas, jika Hera saat ini di rawat di sebuahrumah sakit, segera membawa King menuju rumah sakit dimana Hera sedang dirawat.Sepanjang perjalanan King mencoba terus mengumpulkan kesadarannya. Ternyata pengaruh wine yang ia minumtadi mulai bereaksi.Sesampai di rumah sakit, ia langsung menerobos masuk ke dalam ruangan unit gawat darurat, ia tidak peduli lagi jika beberapa perawat menghalangi jalannya.Ia melihat istrinya yang terbaring tidak sadarkan diri, dengan wajah pucat dan infus yang terpasang di tangannya.Ia lalu menggenggam tangan istrinya sambil menangisia berkata, "Ra.., kamu kenapa sayang? maafkan aku, bangun baby.., maafkan aku..," lirihnya."Dokter bagaimana keadaan istri saya?" tanyanya kepada dokter yang bertugas di UGD saat itu."Kondisi pasien saat ini
Sepanjang malam King terus mengitari jalanan kota Jakarta malam itu, namun ia tidak dapat menemukan jejak istrinya Juyan yang merasa kasihan dengan bosnya dari tadi tetap setiap mengikuti mobil King kemana pun ia pergi. Sementara itu, di sebuah apartemen, Hera tak henti-hentinya menangis. Berbagai cara dilakukan oleh Fred agar Hera berhenti untuk menangis namun sama sekali tidak berhasil. "Sudahlah Ra, untuk apa kamu menangisi suamimu yang tidak becus itu! itu hanya akan membuang-buang energimu, sudahlah lupakan saja masalah itu, anggap saja semua hanyalahangin lalu!" Fred bukannya membuat Hera tenang malah yang ia lakukan semakin memprovokasi Hera. "Kurang ajar lo,King! semua ini gara-gara lo! tunggu saja pembalasanku!" Fred mengeraskan rahangnya saat ini. Ia lalu
"Saya baru dapat kabar, dari seorang pengintai,jika Hera terlihat bersama Fred," Jonas segera memperlihatkan ponselnya yang menampilkan Hera dan Fred yang terlihat masuk ke dalam sebuah mobil. "Bajingan! jadi lo kerjasama dengan dengannya?!"dengan cepat King melayangkan tinjunya ke wajah Jonas. "Jo..nas..," Amel berteriak histeris dan segera menghampiri Jonas yang terjatuh di lantai karena mendapat serangan tiba-tiba dari King. "Lo pikir gue nggak tau, jika bokap lo yang menghancurkan perusahaan ayah Tobi?" Juyan terlihat menahan King yang ingin kembali menghajar Jonas. Jonas terlihat meringis kesakitan, lalu bangkit dari lantai dan mencoba untuk berdiri dibantu oleh Amel. Ia mulai berkata, "gue sama sekali tidak tau-menahu tentang rencana Fred untuk menculik Hera! dan mengenai perusahaan ayahnya Hera
Sarah terlihat menggeleng-gelengkan kepalanya karena Jodi juga ikut-ikutan menatapnya penuh emosi saat ia melihat foto Sarah yang memeluk King.Hatinya merasa marah karena diam-diam Sarah mulai menarik perhatiannya. Dan ia sudah bertekad untuk lebih mengenalnya. Namun lagi-lagi ia harus menelan rasa kecewa karena cinta karena Sarah ternyata bukan gadis baik-baik."Itu semua tidak benar, semua ini hanya salah paham, aku.., aku.. bisa menjelaskannya..," lirihnya sambil mulai menangis.Sarah tiba-tibamenyesal telah memeluk King saat itu. Ia tidak menyangka jika ada orang yang akan diam-diam mengambil beberapa fotonya dengan King.Awalnya memang niat Sarah masuk ke perusahaan King untuk merayunya dan mengacaukan pernikahannya dengan Hera.Namun seiring berjalannya waktu, King yang menugaskannya menjadi sekretaris Jodi telah merubah segalanya.