"Adiba," katanya sambil menjabat tanganku. "Aricha." Ning Adiba sedikit kaget mendengar aku menyebutkan namaku. "Ning Icha?" tanyanya. Aku mengangguk lesu. "Kok Ning Icha lebih cantik dari yang dulu Gus e ceritakan?" Kaget mendengar ucapan Ning Adiba, spontan aku mendongak ke arah Gus Nadzim, ia tersenyum sambil memainkan anak rambut Gus Fatih. "Kemarin waktu ketemu, aku juga kaget. Dulu, dia aktifis yang sering lupa mandi dan tidak pernah sempat pakai bedak," kata Gus Nadzim. Mereka berdua tersenyum. Merasa jadi olok-olokan mereka berdua, maka aku pun pamit undur diri. "Maaf, saya ke kamar dulu," pamitku. Adlina yang tidak memahami situasinya terlihat bingung. "Biar Adlina saja yang mengantarku," kataku saat Gus Nadzim bersiap mendorong kursi rodaku. "Nisa tidak perlu menemaniku. Adlina akan tidur di kamarku," lanjutku.
Last Updated : 2021-08-06 Read more