"Sial!"Alden mengumpat ketika melihat ban mobilnya tampak kempes, pria itu menyugar rambutnya dengan kasar, menengadah ke atas, lagi-lagi umpatan kasar yang dikeluarkan dari bibir pria itu.Sebentar lagi hujan akan turun, sementara dirinya masih saja di sini, menunggu jemputan yang katanya akan datang. Kenyataannya sudah hampir satu jam Alden menunggu, orang itu belum muncul di hadapannya.Alden mengambil ponselnya di saku celana, menghubungi temannya, Zidan."Kamu di mana, sialan! Aku udah nunggu lama banget," keluh Alden, ketika sambungan telepon itu terhubung."Astaga! Sorry, Den. Aku lagi sibuk ngurusin kafe, nih. Sepertinya nggak bisa jemput kamu, kafe lagi rame banget."Alden mendengkus keras ketika mendengar alasan temannya itu."Terus kamu biarin aku di sini gitu?" tanya pria itu sinis."Aku akan menyuruh Rayna menjemputmu."Alden mengerutkan keningnya. "Rayna? Siapa?" tanya pria itu bingung."Calon istriku," jawab Zidan. Dari nada bicaranya, sepertinya pria itu gugup.Mulut A
Last Updated : 2021-06-08 Read more