Home / Romansa / Istri Simpanan Sang CEO / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Istri Simpanan Sang CEO: Chapter 31 - Chapter 40

87 Chapters

31. Ternyata Afan Sepupu Intan

     Ishita senang tanpa diminta Ahem bersedia menemaninya bertemu ayahnya. Sejak Herlambang tersadar dari koma, dia ingin bertemu dengan Ishita dan suaminya. Karena keadaan yang tidak memungkinkan membuat Ishita selalu menghindar. Harus dengan sakit begini, baru bisa terpenuhi keinginannya bertemu dengan putri sulungnya bersama suaminya. Kebetulan mereka belum pernah bertemu. Karena koma, maka pamannya, adik dari ayahnya sebagai wali nikah mereka.     "Besuk kita berangkat pagi saja ya, sama jam kantor, agar kita santai di perjalanan." Usul Ahem.     "Iya Pak Raden, lebih pagi malah enakan sih udaranya dingin." sahutnya.     "Iya ya lebih pagi lagi bolehlah, habis subuhan gitu." Ahem menimpali.     "Tapi kalau pagi sekali, gimana cara kamu pamit sama istrimu? Pasti dia akan curiga dan kamu akan kena masalah." Ujar Ishita.     "Udah itu urusanku, kamu tidak usah ikut memikirkanny
Read more

32. Pertemuan Ahem Dan Herlambang

     Ahem sudah satu jam lebih melajukan mobilnya. Ishita benar-benar mulai terlelap dalam tidurnya.  Sebentar-sebentar tangan Ahem, membelai rambutnya, kemudian mengelus pipinya. "Kamu imut sekali, sayang!" gumamnya lirih. Kemudian tangannya meraba perut Ishita sambil tersenyum dia berkata, "Apa kalian juga tidur seperti mama? Papa nyetir sendirian nggak ada yang menemani sayang....!" keluh Ahem berbisik.     Tapi sontak tangan Ishita mendekap tangan Ahem yang sedang menumpang di perutnya. Tangan besar dan kekar itu di dekap semakin erat dengan kedua tangan Ishita yang mungil. Dan Ahem mulai menyatukan jemari tangannya ke dalam jemari Ishita, sambil tersenyum puas.     "Kamu sudah bangun Ishi?" tanya Ahem sambil menatap intens Ishita.     Ishita tidak menjawab, dia menikmati genggaman jemari kekar Ahem. Sentuhan tangan Ahem sangat membuatnya nyaman dan bahagia.     "Kalau begini aku pergi ke
Read more

33. Rahasia Yang Terbongkar

     Ahem terperanjat kaget menerima pertanyaan mengenai orang tuanya. Dia tidak tahu harus menjawab apa. Ahem berpikir, andai ayah Herlambang tahu aku adalah anak dari orang yang menghancurkan hidupnya, apa yang terjadi?     "Papa dan Mama saya ada di Amerika, Ayah. Minggu ini mereka akan pulang ke Indonesia. Karena mereka bahagia akan mendapat cucu." Ujar Ahem menjelaskan.     "Ini juga cucu yang pertama buat mereka?" tanya Herlambang.     "Iya ayah, ini cucu yang pertama kembar tiga pisan. Papa dan Mama sangat bahagia.     "Alhamdulillah..... kembar tiga? Benarkah itu Ishi sayang?" tanyanya tak percaya.     "Iya Ayah, doakan Ishita sehat ya Ayah! Ishita takut sekali ayah!" keluhnya bersedih.     "Jangan takut sayang, aku selalu disampingmu!" kata Ahem lembut dan sayang.     "Untung suamimu sayang sekali sama kamu? Kamu tidak usah khawatir! S
Read more

34. Persekongkolan Afan dan Intan

     Ahem kembali mematuk bibir merona dan sexi Ishita. Bahkan kali ini dia melumatnya, mencurahkan rasa rindu yang lama bergelora. Jantung mereka berdua berdesir, tangan Ishita menggelayut kuat di leher Ahem. Seolah mengungkapkan bahwa dia tak ingin melepas pagutan itu. Bagai magnet yang saling menarik dan tak mau melepas.     Akhirnya Ahem membopong tubuh Ishita masuk ke dalam kamar. Perlahan direbahkan tubuh mungil itu di atas kasur sambil terus menikmati pagutan bibir manis dan lembut itu. Ciuman Ahem turun ke leher yang putih. Kini dia bisa mencumbu istrinya dengan menatap tanpa menutup mata seperti beberapa bulan yang lalu. Tapi Ishita masih menikmatinya dengan memejamkan matanya.      Perlahan Ahem membuka resleting di bagian dada Ishita. Begitu resleting itu terbuka nampak bra ungu renda-renda amat cantik dengan gunung putih mungil yang indah berisi. Ahem semakin terbakar gairah birahinya. Seluruh tubuhnya bak teraliri
Read more

35. Sebuah Pernyataan Afan

      Akhirnya pagi sekali Afan sudah sampai di kantor. Tak lama kemudian disusul Intan.      Tok...      Tok...      Tok...     "Pagi Afan?" sapa Intan setelah mengetuk pintu ruangan Afan.      "Kamu? Sepagi ini apa yang kamu lakukan disini, Nyonya Intan?" tanya Afan heran.     "Ah udah jangan basa-basi! Ini surat nikah, ini akan membantumu." ujar Intan sambil menaruh dua buku nikah.       Afan mengambil dua buku nikah itu dan dibukanya dengan penasaran.     "Buku nikah palsu? Aku tidak membutuhkannya, untuk apa ini?" ujarnya kesal.       "Kamu membutuhkannya Afan. Bagaimana mungkin pernyataan  sepihak tanpa bukti? Nanti dikira omong kosong. Coba lihat mana cincin kawin kalian? Ndak punya kan, siapa yang percaya coba?" ujar Intan menyakinkan.    
Read more

36. Ahem Cemburu

     Ahem geram dengan kelakuan Afan dan Intan. Dia yakin bahwa Intan yang paling pandai bersiasat. Ahem bisa menduga apa yang sedang dipikirkan Intan. Dengan cara ini dia menjauhkan dari Ishita. Karena dengan pengumuman di kalangan kantor, berarti membatasi Ahem mendekati Ishita. Karena orang-orang kantor tahunya bahwa Ishita istri Afan.       Perjalanan sangat jauh dan melelahkan, tapi tidak membuat Ahem kesal justru ini saat-saat kebersamaan yang langka terjadi. Dia memandang istrinya yang lagi pulas tertidur. Dengan tangan kirinya dia membelai pipi yang halus dan membelai rambut Ishita. Kemudian tangannya meraba perut Ishita dan mengelus-elus nya.     "Sayang, kalian lagi pada ngapain? Temeni papa ngobrol dong, biar papa tidak ngantuk?" ujar Ahem masih terus mengelus-elus perut Ishita dan hatinya begitu terharu. "Mama pasti capek gendong kalian bertiga...tuh tidurnya   pules banget." Bisiknya kemudian mengelus pip
Read more

37. Ulang Tahun Ahem

       Bersama Wahyu akhirnya mereka survei melihat rumah itu. Salah satu rumah yang ditunjukkan Wahyu masuk kriteria Ahem. Dan akhirnya Ahem membelinya untuk Ishita. Tipe minimalis tapi dengan fasitas yang lengkap serta halaman yang sangat luas. Kebun belakang rumah juga sangat luas. Rencananya Ahem akan menanam aneka buah-buahan di kebun belakang, agar nyaman dan asri serta bermanfaat di rumah. Pasti menyenangkan apalagi kesukaan Ishita makan buah-buahan.     Hari itu juga orang kantor datang untuk menyelesaikan pembayaran dan administrasinya dibantu Wahyu.     Kemudian setelah semua selesai, mereka berdua langsung menuju bandara. Kebetulan bersamaan itu kedua orang tuanya juga baru saja muncul dari pintu keluar.     "Mama?" sapa Ahem sambil memeluk mamanya penuh kerinduan dua tahun sudah mereka tidak bertemu. Menyusul kemudian papanya, dia memeluk erat anak lelakinya.     Wahyu membawa dua
Read more

38. Malam Pesta Ulang Tahun

     Intan datang ke hotel untuk memeriksa persiapan untuk nanti malam. Dirasa semua sudah siap dan hampir tercapai 90 persen. Kini dia ingin menemui Ahem di ruangannya, membicarakannya kepada Ahem.     Ahem duduk melamun, dia tidak menyadari kehadiran Intan yang sudah berdiri di depannya. Intan juga melihat kado yang sudah dibuka berserakan di atas meja kerjanya.     "Ih melamun, lagi melamun apa sih?" tanya Intan.  Dan Ahem terbelalak kaget, dia menjadi salah tingkah.     "Bagaimana persiapan acaranya?" tanya Ahem asal karena gugup.     "Baik. Semua sudah siap hampir fix." jawab Intan. "Wuih kado dari mana nih?" tanya Intan sambil membuka kado itu karena kepo.     Tanpa sepatah katapun Ahem membiarkan Intan melihat isi kado dari Ishita. Dia tidak mau lagi menyembunyikan apapun yang berkaitan dengan Ishita. Dalam hatinya berpikir bahwa Intan harus terbiasa dengan ke
Read more

39. Kenangan Terindah Di Party

     Tamu undangan sudah berdatangan. Tak menyangka kalau Intan membuatkan pesta semeriah ini untuk Ahem. Bukan saja Ahem yang terkejut, tapi kedua orang tua Ahem pun sangat terharu.      Acarapun segara di mulai karena hari sudah menjelang malam. Seorang MC memulai memandu acaranya.        Setelah berdoa acara berikutnya adalah memotong kuenya. MC mempersilahkan Ahem dan orang yang dicintainya mendekat untuk mengucapkan selamat dan menyuapi kue kepadanya.      "Tiup lilinnya...tiup lilinnya...tiup lilinnya sekarang juga...sekarang juga...   "Selamat ulang tahun sayang, semoga panjang umur dan kita berbahagia selamanya," ucap Intan sambil memeluk Ahem dengan penuh cinta.      "Terima kasih sayang, kamu sudah membuat acara sebesar ini buatku. Dan terima kasih juga kamu sudah menjadi istri terbaikku." Ahem dengan berkaca-kaca membalas ucapan Intan.   &
Read more

40. Ishita Menghilang

     Segala siasat dan tipu daya Intan selalu kandas. Keinginan mempermalukan Ishita justru berbalik tepuk tangan penuh kagum dan mendapat penghargaan. Ahem dan Affan semakin mengaguminya, bakat terpendam Ishita bisa menjadi viral  karena banyak tamu yang merekamnya saat itu.     Tampak di luar ruangan Hendra kusuma sedang bicara di telepon. Dia sedang merencanakan sesuatu.     Affan dan Ishita sedang menikmati kudapan dan minuman. Ada seorang pelayan dengan tidak sengaja tersandung dan menumpahkan minuman sirup di baju Ishita.     "Maafkan aku Mbak, aku tidak sengaja!" katanya dengan gugup.     "Tidak apa-apa Mas, jangan khawatir!" ujar Ishita.     "Lain kali hati-hati Mas!" hardik Affan kesal.     "Kamu yakin tidak apa-apa, Ishi?" tanya Affan penasaran.     "Tidak apa-apa Mas, biar aku bersihkan ke toilet sebentar ya!   &nbs
Read more
PREV
1234569
DMCA.com Protection Status