Beranda / Romansa / Kekasihku Dosenku / Bab 1 - Bab 10

Semua Bab Kekasihku Dosenku: Bab 1 - Bab 10

15 Bab

Pertemuan Pertama

Namaku Delisa Maharani, biasa dipanggil Shasa. Kakakku bernama Moreno Wibowo, Bang Reno biasa aku memanggilnya. Usia kami terpaut cukup jauh, sekarang Bang Reno kuliah semester akhir.  Aku punya seorang sahabat yang bernama Ria Angraini, selain bertetangga, orang tua kami sudah sejak sebelum menikah sudah bersahabat.  Di usiaku yang baru menginjak tujuh belas tahun postur tubuhku termasuk bongsor. Banyak yang mengira aku ini seorang mahasiswi. Padahal aku masih duduk di kelas XII. Di biodata akun f******k aku menyantumkan umur sembilan belas tahun Itu semua atas saran Ria, karena ia yang mengajakku untuk bermain sosial media. [Lagi apa?] Sebuah pesan masuk dari akun 'Erlangga Alfatih'. Seseakun yang belakangan ini intens berkomunikasi denganku. Kak Erlan biasa aku menyebutnya adalah seorang mahasiswa jurusan Olah Raga semester enam. Meski pun aku belum tahu bagaimana wajahnya karena ia tidak memasang foto di akun facebook
Baca selengkapnya

Pura-pura Sakit

"Dek bangun udah siang," panggil Bang Reno sambil menggedor-gedor pintu kamarku."Iya Bang, aku udah bangun, kok," sahutku sambil mengucek-ngucek mata yang masih terasa berat. Kulirik jam di meja belajar jam 05.50, membuat mataku melotot dan langsung berlari ke kamar mandi."Pagi Yah, Bun," sapaku pada Ayah dan Bunda di meja makan."Pagi Sayang," sahut mereka bersamaan."Buruan sarapan, abang males nungguin kalau lama, nanti bisa telat sampai kampus!" seru Bang Reno dengan wajah masam."Bawel banget, sih, Bang. Baru juga mau makan," sahutku sebal."Makanya jangan begadang giliran dibangunin aja susah," gerutu Bang Reno."Sudahlah Reno kasian adikmu, biar ia sarapan dulu," ucap Bunda membelaku."Bunda sih, kebiasaan manjain jadi begini nih anak kesayangannya," balasnya sebal.Aku yang mendapat pem
Baca selengkapnya

Ketemu Lagi

Hari ini tanggal merah bertepatan dengan hari raya nyepi. Siang nanti aku dan Kak Erlan janjian ketemuan di mall."Pagi Bun," sapaku menghampiri Bunda yang sedang sibuk di dapur."Pagi, Sayang. Tumben anak bunda hari libur sudah bangun," sahut Bunda melihat sekilas padaku."Biasanya juga bangun pagi, Bun," kataku sembari menuangkan air yang ada di teko ke gelas."Bangun pagi, tapi tidur lagi!" sela Bang Reno yang baru saja muncul di dapur."Dih, apaan kali Abang. Nyamber aja kek pletasan," ucapku sambil menatap sebal padanya.Bang Reno malah terkekeh sambil mengacak rambutku."Jadi pergi jam berapa, Dek?" tanya Bunda setelah meletakkan dua piring roti bakar di meja."Jam satu, Bun," jawabku."Mau kemana emang anak manja ini, Bun?" tanya Bang Reno sambil mencomot roti bakar."Dih, kepo sekali abangku ini!" Gantian aku yang menggodanya."Awas aja, besok enggak abang anterin ke sekolah, baru tahu rasa kamu!" ancam Bang R
Baca selengkapnya

Nyatakan Cinta

Kak Erlan kembali menanyakan apakah aku mau jadi pacarnya? Aku bingung dan tak tahu harus jawab apa."Kok diam, Dee?" tanyanya sambil mengelus punggung tanganku.Refleks aku melihat padanya. Kak Erlan mengunci pandanganku. Seperti mencari jawaban dari manik hitamku."Shasa!" Aku langsung menarik tanganku yang dari tadi dielus-elus Kak Erlan.Saat aku menoleh ternyata Fina dan Wulan, teman sekelas dan satu komplek dengan."Hao Fin, Lan," sahutku sambil tersenyum.Mereka berdua pasti akan mengintrogasiku habis-habisan karena melihat aku berdua dengan cowok di halte seperti ini."Kamu ngapain di sini, Sha?" tanya Fina kemudian."Tumben banget nongkrong di halte," Wulan ikutan bertanya."Aku —" Belum sempet menjawab pertanyaannya, Wulan dan Fina langsung beralih pada Kak Erlan yang duduk di sebelahku. "Ini siapa Sha?" tanya Wulan dengan memasang senyum manis."Iya, Shasa enggak asik nih, punya temen ganteng engg
Baca selengkapnya

Ketahuan

Pov Erlangga"Lan!" panggil Budi sesaat setelah aku keluar dari kelas."Ada apa, Bro!" sahutku menghampirinya."Dicariin sama Mita. Sepertinya masih penasaran sama kamu," tutur Budi."Biarin aja, enggak usah diurusin," jawabku. "Ngopi, yuk!" Aku dan Budi berjalan ke arah kantin."Setiap ketemu pasti yang ditanyain kamu. Enggak pernah gitu nanyain kabarku," canda Budi membuatku menyungging senyum."Besok aku kasih tahu Mita. Suruh nanya kabar kamu," balasku membuat Budi memukul pelan tanganku."Ada-ada aja kamu ini, Lan. Makanya jangan tebar pesona terus. Kasihan 'kan, anak orang pada potek hatinya!" "Aku enggak pernah tebar pesona, Mas Bro. Mereka aja yang baperan. Dikasih perhatian dikit bilang sayang, bilang cinta."Budi tertawa mendengar ocehanku. Suasana di kantin tidak terlalu ramai. Setelah memesan kopi kami mencari tempat duduk."Masa enggak tertarik sama Mita, Lan.  Mita itukan cantik, seksi, ta
Baca selengkapnya

Dikerjai

Pov Delisa Hari ini kami dipulangkan lebih awal, karena guru-guru ada rapat siang ini. Aku dan teman-teman tidak langsung pulang ke rumah. Kami pergi ke toko buku yang ada di mall, mencari buku untuk referensi tugas yang diberikan oleh guru.Setelah mendapatkan buku yang dimaksud. Sebelum pulang kami makan di foodcourt.Selesai makan aku dan teman - teman memutuskan untuk pulang ke rumah, karena tidak nyaman berada di mall dengan seragam sekolah. Setelah tiga puluh menit bus yang kami tumpangi sampai di halte dekat rumah. Baru saja menginjakkan kaki di halte tiba-tiba langkahku terhenti melihat siapa yang sedang menatap tajam ke arahku. "Kak Erlan! seru Fina dan Wulan bersamaan kemudian menghampirinya."Hai," sahut Kak Erlan."Kakak ngapain di sini?" tanya Wulan."Kakak ada perlu sama Delisa," jawabnya masih dengan menatapku.Kak Erlan melangkah ke arahku. "Bisa kita bicara?" Kak Erlan berkata den
Baca selengkapnya

Dijemput

Setelah makan malam siap, aku memanggil ayah dan Bang Reno yang sedang mengobrol di ruang tengah."Dek, kata bunda tadi ada teman Adek main ke sini?" tanya Ayah di tengah makan malam."Iya, Yah namanya Kak Erlan," jawabku tanpa berani menatap Ayah."Wih, Adek abang sudah ada yang ngapelin rupanya," ucap Bang Reno sambil tersenyum jahil padaku."Apaan, sih, Bang. Emang enggak boleh temen aku main!" sahutku sebal."Ayah dan Bunda enggak larang Adek buat temenan dengan siapa pun. Yang penting Adek tahu batasannya dan bisa jaga diri," sambung Ayah sambil menatapku penuh kasih."Iya, Yah, aku enggak akan menghancurkan kepercayaan yang Ayah dan Bunda berikan," jawabku yakin. "Ini adeknya Reno, bukan, ya?" tanya Bang Reno sambil mengacak-acak rambutku."Tapi Bunda suka, Yah," timpal Bunda yang membuat kami menatap heran padanya. "Maksud bunda, Nak Erlan itu anaknya sopan. Bunda enggam keberatan kalau dia main ke sini lagi,
Baca selengkapnya

Rindu

Pov ErlanggaHampir saja aku melakukan kesalahan. Melihat wajah Delisa yang cantik, hidungnya yang mancung, dan bibirnya yang merah merona. Namun,  aku sadar gadisku masih di bawah umur dan tidak sepantasnya aku melakukannya.Saat aku mulai mendekat padanya, ia langsung memejamkan mata. Entah apa yang ada dalam pikirannya. Saat aku tersadar kalau Delisa berbeda dengan mantan pacarku yang lain. Kuurungkan niat untuk menciumnya.Terkadang aku bingung, perasaanku padanya berbeda dengan mantan-mantanku yang lain. Apa rasa sayang ini lebih mirip sayang ke adik sendiri?Waktu aku tahu Delisa berbohong, karena ternyata ia masih anak SMA tidak membuatku marah. Justru aku merasa lucu karena tidak menyadari hal itu."Erlan!" Terdengar suara manja itu memanggilku."Ada apa?" tanyaku begitu ia sudah berdiri di sampingku."Ini buat kamu," jawabnya seraya  menyerahkan sebuah undangan. "Jangan sampai enggak datang, ya," ucapnya lagi.
Baca selengkapnya

Ketemu Mantan

Pov DelisaHari ini Kak Erlan mengajakku menemani ia bertanding. Untuk pertama kalinya aku melihatnya bermain basket.Sampai di kampus Kak Erlan memperkenalkan aku dengan teman-temannya yang tanpa sengaja bertemu di depan ruang ganti pakaian.Mereka seperti tidak percaya kalau aku dan Kak Erlan berhubungan. Aku tahu mereka memandang aneh padaku. Entah apa yang mereka pikirkan tentang kami.Selama pertandingan mataku tak lepas dari melihatnya yang dengan lincahnya berlari sambil mendribble bola. Di sebrang lapangan kulihat ada seorang wanita yang selalu tersenyum pada Kak Erlan dan sesekali memberi semangat sambil meneriaki namanya.Ternyata Kak Erlan memang populer di kampusnya. Terbukti namanya paling banyak diteriaki oleh para penonton.Setiap habis memasukkan bola Kak Erlan selalu melihat padaku sambil tersenyum manis. Senyum yang selalu aku rindukan.Tim basket Kak Erlan memenangkan pertandingan kali ini, dengan skor
Baca selengkapnya

Hari Kelulusan

Hari pengumuman kelulusan akhirnya tiba juga. Semua murid SMA Nusa Bangsa dikumpulkan di lapangan pagi ini. Semua rasa jadi satu. Bahagia karena kami naik ke jenjang pendidikan yang tinggi. Sedih karena harus berpisah dengan teman-teman setelah kami menuntut ilmu selama tiga bersama.Aku, Ria, Wulan, dan Fina saling bergandengan tangan. Memberi kekuatan satu sama lain karena kami takut ada yang tidak lulus.Saat Kepala sekolah naik ke mimbar seketika suasana manjadi hening. Beliau memberikan sedikit wejangan untuk kami. Agar kami bisa menjaga dan mengharumkan nama sekolah di mana pun nantinya kami berada.Alhamdulillah semua murid SMA Nusa Bangsa dinyatakan lulus. Kami semua bersorak gembira mendengar pengumuman iniAku dan sahabatku saling berpelukan. Kami menangis bahagia sekaligus beredih. Karena itu artinya kami tidak bisa bersama-sama lagi.Wulan akan melanjutkan kuliah di Kota Padang Sumatera Barat karena papanya dipindah t
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12
DMCA.com Protection Status