Home / CEO / MENIKAHI BILLIONAIRE / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of MENIKAHI BILLIONAIRE: Chapter 11 - Chapter 20

96 Chapters

SEPEDA

Rui membuka kotak coklat tersebut, lalu mengambil satu bungkus dan membukakannya untuk Tuan Mu. Rui menyuapi Tuan Mu.  "Enak tidak?" tanya Rui.  Tuan Mu mengangguk dan tersenyum, Bibi Ye menperhatikan gerak-gerik ayah dan anak, dan semakin mengerti mengapa Kakek Liu memilihnya menjadi menantu ahli waris utama keluarga Liu.  "Ayah!" panggil Rui.  "Kakek mengijinkan aku menginap tiga hari disini," ujar Rui sambil memeluki Ayahnya itu.  "Ya, ya Ayah sangat senang kau ada di sini," ujar Tuan Mu.  Tak berapa lama Tuan dan Nyonya Gu datang untuk melihat Rui. Rui segera saja berhambur kepelukan Nyonya Gu.  "Aiyooo …" ujar Nyonya Gu. 
Read more

RUMAH UTAMA

Rui segera mengabarkan tentang keputusannya, menerima tawaran dari Feng Chen.  Mendengarnya tentu Feng Chen sangat senang.  "Baik jika begitu esok datanglah ke kantor," ujar Feng Chen.  "Baik, aku akan melakukan yang terbaik," jawab Rui.  Rui pun merasa senang, lalu bergegas pergi ke pusat perbelanjaan, Rui membeli beberapa helai pakaian kerja. Sebelum Rui kembali ke Tong City, Asisten  Fu memberikan sebuah Black Card untuk Rui. Rui memandangi kartu Black Card di tangannya. Dari majalah Rui membaca ini adalah kartu tanpa batas. Rui lalu mencari Butik yang terlihat mahal.  Kartu ini tidak bisa dipakai jika hanya membeli baju seharga 100 yuan (dua ratus ribu rupiah). Rui memasuki butik paling mewah yang ada di pusat perbelanjaan tersebut. Dan mulai melihat-lihat pakaian kerja yang terpajang
Read more

NYONYA LIU

Zyan melemparkan ponselnya ke meja, dan memilih berendam air panas untuk menyegarkan tubuhnya, Zyan memakai piyamanya dan memilih  tidur lebih awal.  Tengah malam Rui baru kembali ke rumah utama, kamar nampak gelap remang-remang namun Rui tidak berani menyalakan lampu. Rui perlahan masuk ke kamar mandi dan menutup pintu kamar mandi dengan sangat pelan karena takut membangunkan Zyan.  Setelah itu Rui perlahan naik ke ranjang mereka dan tidur di sebelah Zyan. Ini kedua kalinya mereka tidur satu ranjang.  Zyan menyadari kehadiran Rui namun memilih tetap menutup matanya, aroma mint dari tubuh Rui menyeruak ke penciuman Zyan seakaan melumpuhkan semua syaraf-syaraf di tubuhnya.  Jika Zyan bersusah payah untuk bisa tidur kembali, maka Rui sudah terlelap dengan sangat nyenyak karena kelelahan. Di pagi hari, Rui terbangun dan melihat
Read more

HADIAH

Zyan meletakan kembali Hair drayer tersebut di laci dan kembali bersibuk dengan berkas pekerjannya.  Rui menatapi Zyan dari kaca meja riasnnya dengan tetap mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil yang ada di tangannya.  Rui berdiri, dengan masih membawa handuk kecil di tangannya, Rui pergi ke kamar tamu dan merebahkan dirinya disana.  Dirinya enggan tidur seranjang dengan pria yang bahkan menganggap keberadaannya tidak lebih penting dari seekor puddle.  Zyan menatapi pintu kamarnya, melihat nampaknya Rui tidak akan kembali ke kamar mereka maka Zyan pun mematikan lampu diatas nakas dan mulai tertidur.  Di pagi hari Rui terbangun dan melihat Kakek Liu berdiri disamping ranjangnya sambil bersedekap. 
Read more

BUMI DAN LANGIT

Acara selesai tengah malam, Direktur Feng dan Helen mengantar Rui ke rumah utama. Rui terlihat mabuk mabuk, Zyan masih bekerja di ruang kerjanya, melihat ada mobil yang datang, Zyan pun langsung saja  pergi untuk keluar. Helen memapah Rui namun tak seimbang, Direktur Feng dengan segera menangkap tubuh Rui.  "Aiyoo .... Direktur Feng kau sangat tampan," ujar Rui maracau.  Zyan langsung saja membuka pintu dan melangkah cepat kearah  Rui, Zyan mengambil tubuh Rui dari pelukan Feng Chen.  "Aaaah lepas," ujar manja Rui.  "Direktur Feng," panggilnya lagi dengan suara sendu.  "Masuk!" perintah Zyan kepada Rui.  "Tidak mau! jawab Rui membangkang
Read more

DISKON

"Ok," jawab Rui tersenyum.  Ini adalah malam terkahir mereka tidur dalam satu kamar. Kakek Liu mengijinkan mereka tinggal di luar rumah utama, karena Rui ikut membantu Zyan membujuk Kakek Liu.  Rui hanya perlu membawa tas berisi barang-barang pribadinya saja, sepulang bekerja supir langsung membawa Rui ke rumah barunya.  Rui membuka pintu seraya mengehela nafas panjang, Rui membawa tasnya dan meletakannya di sofa. Rui meminta tidak ada pelayan tetap, hanya mereka berdua saja. Pelayan hanya akan datang di pagi hari untuk bersih-bersih. Sementara untuk hal memasak Rui yang akan melakukannya. Semakin sedikit yang mengetahui mereka tidur terpisah maka semakin baik. Rui melihat-lihat rumah barunya, rumah ini didominasi warna hitam dan putih. Rui mengambil tasnya dan membawanya masuk ke kamar,
Read more

VIRAL

"Bagus," puji Helen.  Rui pun berkonsentrasi kembali mendengarkan arahan dari Helen, "Ayo!" ujar Rui lagi kepada Su Lin.  Skor saat ini team Rui memimpin dengan skor tertinggi. Di tiap kali Su Lin sudah mendapatkan barang yang ada di daftar belanjaan maka Helen akan langsung menandai di layar digital daftar belanja team mereka. Setiap pengarah arah berada ditempatkan di bilik terpisah dengan team pengarah yang lain.  Karena Team Rui memimpin dengan nilai paling tinggi maka seluruh kamera menyorot ketiga serangkai hari ini. Rui nampak menyanggul asal rambut panjangnya itu dengan sedikit menyisakan rambut yang tergerai asal namun itu malam menambah kenaturalan Rui di layar kamera.  Zyan memperhatikan dari rumah, dan sedikit berharap team Rui agar memenangkan perlombaan ini. Waktu mengh
Read more

DIA KEMBALI

Sesampainya di kantor, Rui disambut oleh tepuk tangan teman-temannya yang yang heboh dan tiba-tiba saja Rui mendapatkan banyak penggemar. Bahkan ada yang memberikan Rui coklat dan bunga. "Kalian …" ujar Rui berbinar.  Ini kali pertamanya Rui mendapatkan perlakuan seperti ini, sementara di desanya dia selalu tersisihkan. Rui pun merasa terharu dan melupakan kekesalannya terhadap Zyan.  "Lihatlah kau sudah menjadi trending topik," ujar Helen lagi.  "Bahkan mengalahkan berita artis papan atas yang akan kembali pulang," ujar Helen lagi.  "Artis?" tanya Rui.  "Lu An Ran," jawab Helen.  'Degh' hati Rui terasa seperti di remas, wanita yang dicintai oleh suaminya akan kembali. Helen melihat perubahan diwajah Rui. Menepuk-nepuk bahu Rui.  
Read more

FOTO LATAR

Asisten Fu mengangguk mengerti lalu segera ke kamar rawat inap Nyonya Muda Liu. Asisteten Fu masuk dan melihat Feng Chen berada di sana.  "Direktur Feng," sapa asisten Fu. Beberapa saat kemudia Helen masuk, "Tuan Fu," sapa Helen yang mengenali. Merasa takut terjadi salah paham, Helen segera menjelaskan jika ponsel Rui hilang dan satu-satunya yang Rui ingat adalah nomor ponselnya. Karena itu Rui dan Feng Chen datang bersamaan melihat Rui.  "Dimana Tuan Liu?" tanya Feng Chen.  "Tuan Liu sedang mengurus sesuatu," jawab Asisten Fu.  "Apa yang di urusnya, sampai-sampai mengabaikan istri sendiri," pikir Feng Chen.  Asisten Fu berbicara kepada dokter tentang
Read more

BERSANDIWARALAH

Zyan hanya membalas pesan An Ran dengan emoticon  senyum. Asisten Fu datang ke rumah sakit dan memberikan ponsel baru kepada Rui.  "Nyonya, ini adalah ponsel baru untuk Nyonya. Nomor Direktur Liu sudah tersimpan ada di speed dial," ujar asisten Fu.  "Baik terima kasih," ujar Rui.  Dalam perjalanan pulang tiba-tiba saja Rui ingin memakan daging panggang. Dan meminta asisten Fu untuk membawanya makan di restoran daging panggang terenak yang ada di Tong City. "Baik Nyonya," jawab Asisten Fu.  Rui memasuki restoran tersebut dan mulai memesan daging panggang yang dia inginkan.  Rui memakan makanannya dengan lahap, gerakan tangannya terhenti ketika dia melihat Zyan dan An Ran masuk ke dalam restoran kelas atas tersebut.  Tak ingin terlihat oleh Zyan, Rui
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status